Ambon (Antara Maluku) - Sekolah Usaha Perikanan Menengah (SUPM) Waiheru Ambon mampu mengembangkan bibit ikan koi yang bisa mencapai 50.000 ekor dan hasilnya dijual kepada masyarakat yang hobi memeliharanya.

"Ada sejumlah bibit ikan air tawar yang dikembangkan oleh siswa-siswi jurusan budi daya perikanan, namun yang paling mampu menghasilkan telur dalam jumlah besar adalah jenis ikan koi," kata Kepala SUPM Achmad Jais Elly, di Ambon, Minggu.

Untuk mendapatkan induk berkualitas, kata dia, selalu dipilih ikan koi yang sudah berusia dua tahun sehingga mampu menghasilkan telur dalam jumlah besar dan berkembang menjadi puluhan ribu ekor anakan ikan.

Jenis ikan air tawar lainnya yang dikembangkan adalah "black ghost" yang tubuhnya berwarna hitam pekat.

Menurut Achmad Jais, SUPM juga melakukan budi daya berbagai jenis ikan air laut seperti nemo (ikan badut) platinum yang sangat mahal dan nemo biasa berwarna kuning, serta nemo Ambon.

Kemudian masih ada jenis ikan kerapu bebek atau mulut tikus yang sangat bernilai ekonomis dipasaran serta kerapu centang yang berwarna hitam, kerapu macan, dan ikan bubara yang dikembangkan sekolah kejuruan tersebut.

Hasil pengembangbiakkan aneka jenis ikan air laut dan air tawar itu dijual ke masyarakat dengan melibatkan para siswi jurusan budaya perikanan agar sekaligus melatih mereka untuk menyusun pembukuan yang benar.

"Para siswa bukan saja diajarkan untuk belajar pembibitan dan pengembangan ikan tetapi juga dilatih menyusun pembukuan dari setiap hasil penjualannya," kata Achmad Jais.

Sehingga di masa datang, lanjutnya, mereka bisa membuka peluang usaha dan kerja karena telah dibekali dengan berbagai ilmu pengetahuan secara teori dan praktek selama tiga tahun belajar di SUPM yang sistem pendidikannya menggunakan pendekatan produksi dan pabrik.

Achmad menambahkan, surplus hasil pengembangan bibit ikan, terutama jenis ikan koi juga membuat lembaga pendidikan itu agak kewalahan karena kolam-kolam penampungan sangat terbatas.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015