Ternate (Antara Maluku) - Perusahaan Daerah (perusda) Kie Raha Mandiri (KRM) berencana mengembangkan usaha di sektor perikanan, karena usaha di sektor ini dinilai memiliki prospek cerah, selain itu potensinya di Malut juga sangat besar.
Direktur Perusda KRM Samsir Andili, di Ternate, Selasa, mengatakan usaha di sektor perikanan yang rencananya akan dikembangkan Perusda KRM adalah penampungan dan pemasaran ikan, terutama dari hasil tangkapan nelayan.
Perusda KRM sebenarnya tertarik pula bergerak di bidang usaha penangkapan ikan, tetapi untuk usaha ini sulit diwujudkan karena membutuhkan investasi yang sangat besar, terutama untuk pengadaan kapal dan alat tangkap, kata Samsir.
"Kalau untuk usaha penampungan dan pemasaran ikan, rasanya bisa dilakukan oleh Perusda KRM, namun untuk merealisasikannya juga butuh waktu mengingat Perusda KRM tidak memiliki dana yang cukup untuk usaha itu," kata Samsir lagi.
Oleh karena itu, perusda milik Pemprov Malut itu berencana akan mengajak investor untuk bekerja sama dalam usaha itu, selain juga akan mencoba mengkoordinasikan dengan Pemprov Malut dan DPRD Malut mengenai kemungkinan penyediaan dananya melalui APBD.
Ia mengatakan, Perusda KRM juga berencana mengembangkan usaha perkebunan tebu di Kabupaten Halmahera Timur dengan memanfaatkan adanya kebijakan pemerintah pusat merelokasi puluhan pabrik gula di Jawa ke luar Jawa.
Perusda KRM telah melakukan pembicaraan dengan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian mengenai pengembangan tebu di Halmahera Timur dan mendapat tanggapan positif, namun untuk merealisasikannya Perusda KRM harus menyediakan lahan sedikitnya 7.000 ha di kabupaten itu.
"Sesuai arahan dari Ditjen Perkebunan, pengembangan perkebunan tebu nanti menerapkan sistem inti plasma. Intinya dari Perusda KRM bekerja sama dengan investor, sedangkan plasmanya dari petani di Kabupaten Halmahera Timur," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
Direktur Perusda KRM Samsir Andili, di Ternate, Selasa, mengatakan usaha di sektor perikanan yang rencananya akan dikembangkan Perusda KRM adalah penampungan dan pemasaran ikan, terutama dari hasil tangkapan nelayan.
Perusda KRM sebenarnya tertarik pula bergerak di bidang usaha penangkapan ikan, tetapi untuk usaha ini sulit diwujudkan karena membutuhkan investasi yang sangat besar, terutama untuk pengadaan kapal dan alat tangkap, kata Samsir.
"Kalau untuk usaha penampungan dan pemasaran ikan, rasanya bisa dilakukan oleh Perusda KRM, namun untuk merealisasikannya juga butuh waktu mengingat Perusda KRM tidak memiliki dana yang cukup untuk usaha itu," kata Samsir lagi.
Oleh karena itu, perusda milik Pemprov Malut itu berencana akan mengajak investor untuk bekerja sama dalam usaha itu, selain juga akan mencoba mengkoordinasikan dengan Pemprov Malut dan DPRD Malut mengenai kemungkinan penyediaan dananya melalui APBD.
Ia mengatakan, Perusda KRM juga berencana mengembangkan usaha perkebunan tebu di Kabupaten Halmahera Timur dengan memanfaatkan adanya kebijakan pemerintah pusat merelokasi puluhan pabrik gula di Jawa ke luar Jawa.
Perusda KRM telah melakukan pembicaraan dengan Ditjen Perkebunan Kementerian Pertanian mengenai pengembangan tebu di Halmahera Timur dan mendapat tanggapan positif, namun untuk merealisasikannya Perusda KRM harus menyediakan lahan sedikitnya 7.000 ha di kabupaten itu.
"Sesuai arahan dari Ditjen Perkebunan, pengembangan perkebunan tebu nanti menerapkan sistem inti plasma. Intinya dari Perusda KRM bekerja sama dengan investor, sedangkan plasmanya dari petani di Kabupaten Halmahera Timur," katanya menambahkan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015