Ambon (Antara Maluku) - Komisi C DPRD Maluku melakukan peninjauan lapangan ke Pulau Seram untuk melihat tingkat kerusakan jalan raya, terutama dari Masohi, Ibu Kota Kabupaten Maluku Tengah menuju Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT).
"Peninjauan lapangan ini didasarkan adanya surat masuk dari masyarakat SBT ke komisi," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Maluku, Ayu Hindun Hasanussy, di Ambon, Sabtu.
Berdasarkan surat masuk tersebut, dewan juga telah melakukan rapat koordinasi dengan Balai Jalan dan Jembatan Nasional Maluku yang dipimpin Ketua Komisi C, Fredik Rahakbauw.
Menurut Ayu Hindun, warga SBT mengeluhkan kondisi jalan raya yang mengalami kerusakan akibat misum hujan dengan intensitas tinggi sejak Mei hingga Juni, terutama pada ruas jalan lingkar Gunung Besi atau dikenal dengan jalur SS.
Karena di sepanjang lokasi jalan itu terjadi kerusakan dimana aspalnya mengalami keretakan, bahkan dana yang longsor sehingga tidak aman bagi para pengandara yang melintas.
"Jalur tersebut sangat sibuk karena adanya lalulintas manusia dan barang setiap hari, apalagi selama bulan Ramadan ini orang akan mudik sehingga perlu diperhatikan," ujar Ayu Hindun.
Anggota Komisi C Sudarmo bin Yasin juga meminta perhatian serius pihak Balai Jalan untuk memperbaiki ruas jalan raya dari Namlea, Kabupaten Buru menuju Namrole, Kabupaten Buru Selatan.
Dia menjelaskan adanya sejumlah kerusakan pada ruas jalan dari Mako, Kabupaten Buru menuju Bursel seperti di kilo meter 83, 84, dan 85 dan Km 93 yang mengalami longsor, sedangkan apatahan terjadi pada kilo meter 121.
"Kerusakan ini sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu ketika kami melakukan kunjungan pengawasan," katanya.
Musim hujan dengan intensitas tinggi serta buruknya cuaca di laut membuat warga enggan melakukan aktivitas mudik melalui jalan laut, terutama dari Pulau Ambon langsung ke Namrole.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Peninjauan lapangan ini didasarkan adanya surat masuk dari masyarakat SBT ke komisi," kata Wakil Ketua Komisi C DPRD Maluku, Ayu Hindun Hasanussy, di Ambon, Sabtu.
Berdasarkan surat masuk tersebut, dewan juga telah melakukan rapat koordinasi dengan Balai Jalan dan Jembatan Nasional Maluku yang dipimpin Ketua Komisi C, Fredik Rahakbauw.
Menurut Ayu Hindun, warga SBT mengeluhkan kondisi jalan raya yang mengalami kerusakan akibat misum hujan dengan intensitas tinggi sejak Mei hingga Juni, terutama pada ruas jalan lingkar Gunung Besi atau dikenal dengan jalur SS.
Karena di sepanjang lokasi jalan itu terjadi kerusakan dimana aspalnya mengalami keretakan, bahkan dana yang longsor sehingga tidak aman bagi para pengandara yang melintas.
"Jalur tersebut sangat sibuk karena adanya lalulintas manusia dan barang setiap hari, apalagi selama bulan Ramadan ini orang akan mudik sehingga perlu diperhatikan," ujar Ayu Hindun.
Anggota Komisi C Sudarmo bin Yasin juga meminta perhatian serius pihak Balai Jalan untuk memperbaiki ruas jalan raya dari Namlea, Kabupaten Buru menuju Namrole, Kabupaten Buru Selatan.
Dia menjelaskan adanya sejumlah kerusakan pada ruas jalan dari Mako, Kabupaten Buru menuju Bursel seperti di kilo meter 83, 84, dan 85 dan Km 93 yang mengalami longsor, sedangkan apatahan terjadi pada kilo meter 121.
"Kerusakan ini sebenarnya sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu ketika kami melakukan kunjungan pengawasan," katanya.
Musim hujan dengan intensitas tinggi serta buruknya cuaca di laut membuat warga enggan melakukan aktivitas mudik melalui jalan laut, terutama dari Pulau Ambon langsung ke Namrole.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015