Ternate, 3/12 (Antara Maluku) - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Maluku Utara (Malut) mengusulkan penambahan panjang landasan pacu Bandara Kuabang Kao di Kabupaten Halmahera Utara dari 2.000 meter menjadi 2.400 meter, agar bisa didarati pesawat berbadan lebar.
"Usulan panjang landasan pacu Bandara Kuabang Kao tersebut telah disampaikan kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat berkunjung ke Malut akhir November lalu," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Malut Burhan Mansur di Ternate, Kamis.
Menteri Ignasius Jonan sangat mendukung usulan penambahan landasan pacu Bandara Kuabang Kao tersebut bahkan berjanji akan mengakomodirnya pada tahun anggaran 2016, namun menteri belum menyebutkan secara rinci anggaran yang akan dialokasikan.
Menurut Burhan Mansur, Pemprov Malut mengusulkan penambahkan panjang landasan Bandara Kuabang Kao tersebut karena selain untuk mendukung kelancaran transportasi udara dari dan ke wilayah Pulau Halmahera, juga untuk dijadikan bandara alternatif di Malut.
Bandara Sultan Babullah Ternate yang selama ini merupakan pintu keluar masuk utama Provinsi Malut melalui jalur udara jika Gunung Gamalama erupsi tidak dapat melayani aktivitas penerbangan karena abu vulkanik erupsi gunung itu membahayakan penerbangan dari dan ke bandara ini.
Oleh karena itu, kata Burhan Mansur, di Malut harus ada bandara alternatif jika terjadi masalah seperti itu dan yang paling tepat menjadi bandara alternatif adalah Bandara Kuabang Kao yang letaknya tidak terlalu jauh dari Ternate atau Sofifi, ibu kota Provinsi Malut.
Selama ini kalau aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate ditutup karena erupsi Gunung Gamalama, penerbangan terpaksa dialihkan ke Bandara Sam Ratulangi Manado karena kalau dialihkan ke Bandara Kuabang Kao tidak memungkinkan sebab landasan pacunya kurang dari 2.400 meter.
Menyinggung rencana pembangunan bandara di wilayah Oba, Sofifi yang nantinya akan menjadi pintu masuk ke ibu kota Provinsi Malut, ia mengatakan, Kementerian Perhubungan juga sudah menyetujui pembangunan bandara itu dan sekarang ini sedang dalam proses persiapan pembahasan lahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015
"Usulan panjang landasan pacu Bandara Kuabang Kao tersebut telah disampaikan kepada Menteri Perhubungan Ignasius Jonan saat berkunjung ke Malut akhir November lalu," kata Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Malut Burhan Mansur di Ternate, Kamis.
Menteri Ignasius Jonan sangat mendukung usulan penambahan landasan pacu Bandara Kuabang Kao tersebut bahkan berjanji akan mengakomodirnya pada tahun anggaran 2016, namun menteri belum menyebutkan secara rinci anggaran yang akan dialokasikan.
Menurut Burhan Mansur, Pemprov Malut mengusulkan penambahkan panjang landasan Bandara Kuabang Kao tersebut karena selain untuk mendukung kelancaran transportasi udara dari dan ke wilayah Pulau Halmahera, juga untuk dijadikan bandara alternatif di Malut.
Bandara Sultan Babullah Ternate yang selama ini merupakan pintu keluar masuk utama Provinsi Malut melalui jalur udara jika Gunung Gamalama erupsi tidak dapat melayani aktivitas penerbangan karena abu vulkanik erupsi gunung itu membahayakan penerbangan dari dan ke bandara ini.
Oleh karena itu, kata Burhan Mansur, di Malut harus ada bandara alternatif jika terjadi masalah seperti itu dan yang paling tepat menjadi bandara alternatif adalah Bandara Kuabang Kao yang letaknya tidak terlalu jauh dari Ternate atau Sofifi, ibu kota Provinsi Malut.
Selama ini kalau aktivitas penerbangan di Bandara Sultan Babullah Ternate ditutup karena erupsi Gunung Gamalama, penerbangan terpaksa dialihkan ke Bandara Sam Ratulangi Manado karena kalau dialihkan ke Bandara Kuabang Kao tidak memungkinkan sebab landasan pacunya kurang dari 2.400 meter.
Menyinggung rencana pembangunan bandara di wilayah Oba, Sofifi yang nantinya akan menjadi pintu masuk ke ibu kota Provinsi Malut, ia mengatakan, Kementerian Perhubungan juga sudah menyetujui pembangunan bandara itu dan sekarang ini sedang dalam proses persiapan pembahasan lahan.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015