Ambon, 27/12 (Antara Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff, Sabtu, meninjau ruas jalan trans Yamdena di Kabupaten Maluku Tenggara Barat (MTB) yang telah dibangun sejak awal 1980.

Peninjauan dari Saumlaki, ibu kota Kabupaten MTB hingga Siwahan sejarak 154 KM itu didampingi Wakil Ketua DPRD Maluku, Muzakir Assagaff, Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX (Maluku dan Maluku Utara), Arman Mustari dan Kadis Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat setempat, Ismael Usemahu.

Waktu tempuh Saumlaki - Siwahan lebih dari tiga jam itu juga ditinjau mantan Gubernur Maluku, Saleh Latuconsina.

Gubernur dan rombongan berkesempatan menyeberang dari Siwahan, pulau Yamdena ke pulau Larat dengan memanfaatkan jasa rakit yang dioperasikan masyarakat.

Rakit itu dioperasikan dengan tarif untuk mobil Rp500.000, sedangkan sepeda motor Rp50.000 dan masyarakat bervariasi Rp15.000 - Rp20.000/orang tergantung kondisi cuaca maupun tinggi gelombang karena belum ada jembatan menghubungkan dua pulau tersebut.

Gubernur mengapresiasi pengerjaan ruas jalan Saumlaki - Siwahan yang telah masuk strategis lingkar nasional dengan membuka keterisolasian sejumlah desa di pulau Yamdena.

"Sudah lama trans tersebut dibangun untuk membuka keterisolasian pulau Yamdena yang memiliki aneka potensi sumber daya alam (SDA) bernilai ekonomis," ujarnya.

Dia merujuk Migas Blok Masela yang sedang dikaji pengembangannya oleh konsultan Internasional untuk membangun sarana maupun prasarana itu layak dibangun di darat atau di laut.

Begitu pun, potensi parawisata, tambang, sumber daya hayati laut, pertanian/perkebunan.

Terpenting teraksesnya ruas jalan Saumlaki - Siwahan, selanjutnya memanfaatkan jasa rakit dan armada tradisional lainnya ke maupun dari Larat telah memperpendek waktu tempuh bila memanfaatkan jasa transportasi laut membutuhkan waktu hingga 12 jam bila dengan kapal motor penyeberangan.

"Strategisnya mengantisipasi kemungkinan terjadi musibah laut bila dari Saumlaki - Larat maupun sebaliknya karena kondisi cuaca ekstrim sering melanda daerah ini," tegasnya.

Karena itu, gubernur mengapresiasi program Kementerian PU dan PR membangun jembatan penghubung pulau Yamdena - pulau Larat dinamakan Wai Arafura.

"Bila jembatan wai Arafura rampung dan dioperasikan, maka bakal menafrik minat investor untuk menanamkan modalnya untuk mengelola aneka potensi SDA di Kabupaten MTB, sekaligus memberikan kontribusi bagi pembangunan daerah dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat," katanya.

Gubernur mengemukakan, pengembangan trans Yamdena merupakan bagian dari trans Maluku dengan tujuan membuka keterisolasian wilayah perbatasan guna mendorong pusat - pusat pertumbuhan ekonomi nasional baru yang konektivitas perhubungan dengan sejumlah Provinsi tetangga.

MTB secara geografis berbatasan dengan negara tetangga Timor Leste dan Timor Timur.

"Saya mengapresiasi Gerakan Pembangunan Terpadu Perbatasan (Gerbang Dutas) yang mewujudkan komitmen Presiden Joko Widodo dalam mewujudkan Nawa Cita mendorong pengembangan wilayah perbatasan, tandas Gubernur Said.

Kepala Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) IX (Maluku dan Maluku Utara), Arman Mustari, mengatakan, Kementerian PUPR telah memprogramkan membangun jembatan Wai Arafura senilai Rp225 miliar.

Pada tahun anggaran 2015 telah dialokasikan Rp40 miliar dan proses lelangnya sedang dilaksanakan dengan jadwal pada Maret 2016 telah mulai pengerjaaan.

Jembatan Wai Arafura memiliki panjang 400 meter ditambah oprit dai arah Siwahan maupun larat masing - masing 200 meter.

"Kami programkan pada akhir 2017 atau awal 2018 jembatan Wai Arafura telah dioperasikan sehingga mewujudkan Nawa Cita yang diprakarsai Presiden Joko Widodo," kata Amran Mustari.

Pewarta: Alex Sariwating

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2015