Ternate, 24/3 (Antara Maluku) - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Maluku Utara (Malut) terus mendorong para petani kelapa di daerah ini untuk memproduksi berbagai produk olahan kelapa, seperti gula kristal guna mengatasi rendahnya harga kopra.
"Kalau para petani hanya mengandalkan kopra sebagai satu-satunya produk dari tanamannya maka akan sulit untuk meningkatkan pendapatan di saat rendahnya harga kopra dewasa ini," kata Kepala Disperindag Malut Asrul Gaelea di Ternate, Kamis.
Ia mengakui Disperindag Malut tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi rendahnya harga kopra di Malut belakangan ini, karena harga rendah itu dipengaruhi oleh rendahnya di pasaran, baik di tingkat domestik maupun ekspor, oleh karena itu petani harus mencari alternatif lain di antaranya dengan cara memproduksi olahan kelapa seperti gula kristal.
Menurut Asrul Gaelea, memproduksi gula kristal dari kelapa tidak membutuhkan modal besar dan peralatan yang mahal, sehingga para petani bisa mengembangkan usaha gula kristal itu, selain itu harganya cukup menguntungkan yakni sekitar Rp20.000 per kg.
Pemasaran gula kristal juga cukup luas, bahkan para petani kelapa diberbagai daerah di Indonesia, seperti di Jawa Timur yang selama ini mengembangkan usaha produksi gula kristal kewalahan menerima pesanan, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.
Ia mengatakan, banyak produk olahan dari kelapa yang juga bisa dikembangkan para petani kelapa di Malut, seperti minyak kelapa asli (Virgin Coconut Oil), yang harganya cukup mahal, selain itu juga bisa mengolah sabut dan tempurung kelapa menjadi bahan jok mobil atau tempurung kelapa menjadi arang.
Kalaupun tetap ingin mengolah kopra maka harus mengubah cara proses pengolahannya dari pengasapan menjadi penjemuran, karena kopra yang dihasilkan melalui penjemuran harganya lebih mahal dari pengasapan yakni mencapai sekitar Rp9.000 per kg sedangkan pengasapan hanya sekitar Rp5.000 per kg.
Ia menambahkan, Disperindag Malut kini terus pula mendorong masuknya investor untuk membangun pabrik minyak goreng di daerah ini, karena dengan adanya pabrik minyak goreng diharapkan pemasaran kopra menjadi lebih lancar dan harganya pun lebih stabil.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
"Kalau para petani hanya mengandalkan kopra sebagai satu-satunya produk dari tanamannya maka akan sulit untuk meningkatkan pendapatan di saat rendahnya harga kopra dewasa ini," kata Kepala Disperindag Malut Asrul Gaelea di Ternate, Kamis.
Ia mengakui Disperindag Malut tidak bisa berbuat banyak untuk mengatasi rendahnya harga kopra di Malut belakangan ini, karena harga rendah itu dipengaruhi oleh rendahnya di pasaran, baik di tingkat domestik maupun ekspor, oleh karena itu petani harus mencari alternatif lain di antaranya dengan cara memproduksi olahan kelapa seperti gula kristal.
Menurut Asrul Gaelea, memproduksi gula kristal dari kelapa tidak membutuhkan modal besar dan peralatan yang mahal, sehingga para petani bisa mengembangkan usaha gula kristal itu, selain itu harganya cukup menguntungkan yakni sekitar Rp20.000 per kg.
Pemasaran gula kristal juga cukup luas, bahkan para petani kelapa diberbagai daerah di Indonesia, seperti di Jawa Timur yang selama ini mengembangkan usaha produksi gula kristal kewalahan menerima pesanan, baik untuk pasar dalam negeri maupun pasar ekspor.
Ia mengatakan, banyak produk olahan dari kelapa yang juga bisa dikembangkan para petani kelapa di Malut, seperti minyak kelapa asli (Virgin Coconut Oil), yang harganya cukup mahal, selain itu juga bisa mengolah sabut dan tempurung kelapa menjadi bahan jok mobil atau tempurung kelapa menjadi arang.
Kalaupun tetap ingin mengolah kopra maka harus mengubah cara proses pengolahannya dari pengasapan menjadi penjemuran, karena kopra yang dihasilkan melalui penjemuran harganya lebih mahal dari pengasapan yakni mencapai sekitar Rp9.000 per kg sedangkan pengasapan hanya sekitar Rp5.000 per kg.
Ia menambahkan, Disperindag Malut kini terus pula mendorong masuknya investor untuk membangun pabrik minyak goreng di daerah ini, karena dengan adanya pabrik minyak goreng diharapkan pemasaran kopra menjadi lebih lancar dan harganya pun lebih stabil.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016