Ambon, 9/9 (Antara Maluku) - Lomba "Arumbae Manggurebe" yang digelar memeriahkan Pesta Teluk Ambon 2016 di kawasan Teluk Ambon, Jumat, menjadi tontonan favorit dan menyedot perhatian ribuan warga Ambon dan Maluku Tengah.
Pantauan Antara, ribuan warga dari berbagai penjuru kota Ambon, Pulau Saparua, dan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, berbondong-bondong memenuhi pesisir Pantai Teluk Ambon untuk menyaksikan lomba adu ketangkasan panggayo (mendayung) arumbae atau perahu belang tradisional Maluku tersebut.
Ribuan warga sejak pagi telah mendatangi wilayah pesisir pantai mulai dari lokasi pemberangkatan di Desa Amahusu berakhir di Jembatan Merah Putih (JMP) untuk menyaksikan tim unggulan mereka berlaga pada lomba berjarak enam kilometer tersebut.
Sedikitnya delapan tim mengikuti kegiatan paling bergengsi dari event pariwisata Pesta Teluk Ambon yang telah memasuki 11 tahun penyelenggaraan untuk mendongkrak popularitas sektor pariwisata di Maluku tersebut.
Negeri-negeri adat di Pulau Saparua tercatat menjadi langganan tetap lomba yang telah digelar sejak tahun 2004, di samping beberapa peserta lain berasal dari negeri-negeri di Pulau Ambon.
Negeri-negeri dari Pulau Saparua telah diprediksi banyak kalangan bakal mendominasi lomba adu cepat dalam mendayung arumbae, karena umumnya perahu mereka terbuat dari jenis kayu ringan di atas air, di samping sering menjuarai berbagai lomba `Arumbae Manggurebe` yang digelar Pemprov Maluku.
Penonton, tua dan muda, memenuhi kawasan pesisir pantai Teluk Ambon untuk menyaksikan lomba adu cepat tersebut. Kebanyakan warga berasal dari Pulau Saparua dan Haruku, Maluku Tengah dan Pulau Ambon.
Banyak juga warga yang menyewa perahu dan speed boat untuk mengikuti para peserta atau sekadar bisa menonton perlombaan adu tenaga dan kecepatan dalam mendayung perahu tersebut, dari jarak dekat.
Warga tampak meluapkan kegembiraannya jika perahu dari negeri mereka berada di posisi terdepan, dan meneriakinya guna menambah semangat para peserta agar terus berjuang dan berhasil dalam perlombaan tersebut.
Warga yang tumpah ruah membuat sejumlah ruas jalan terpaksa ditutup sementara di antaranya Tantui hingga Galala, termasuk Jembatan Merah Putih yang membentang di atas Teluk Ambon, karena jembatan termegah di kawasan timur tersebut dijadikan sebagai tempat finis lomba.
Puluhan polisi lalu lintas maupun petugas DLLAJ Kota Ambon terlihat sibuk mengatur ribuan kendaraan roda dua maupun empat yang saling berdesakan dan berebutan untuk menuju pusat kota.
Sejumlah warga mengaku, arumbae manggurebe merupakan salah satu lomba paling menarik untuk disaksikan dari berbagai mata lomba yang digelar pada even Pesta Teluk Ambon setiap tahun.
Tim dari negeri Haria, Pulau Saparua, kembali menunjukkan dominasinya dalam perlombaan yang dilepas Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Ilham Salahudin dengan meraih posisi pertama dan tercepat, sedangkan juara kedua diraih rival mereka dari Negeri Porto sedangkan juara III diraih tim Desa Latuhalat.
Kelurahan Silale yang menurunkan dua tim di lomba adu cepat mendayung tersebut harus puas dengan meraih juara harapan I dan II, sedangkan harapan III diraih belang dari Kabupaten SBB.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016
Pantauan Antara, ribuan warga dari berbagai penjuru kota Ambon, Pulau Saparua, dan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, berbondong-bondong memenuhi pesisir Pantai Teluk Ambon untuk menyaksikan lomba adu ketangkasan panggayo (mendayung) arumbae atau perahu belang tradisional Maluku tersebut.
Ribuan warga sejak pagi telah mendatangi wilayah pesisir pantai mulai dari lokasi pemberangkatan di Desa Amahusu berakhir di Jembatan Merah Putih (JMP) untuk menyaksikan tim unggulan mereka berlaga pada lomba berjarak enam kilometer tersebut.
Sedikitnya delapan tim mengikuti kegiatan paling bergengsi dari event pariwisata Pesta Teluk Ambon yang telah memasuki 11 tahun penyelenggaraan untuk mendongkrak popularitas sektor pariwisata di Maluku tersebut.
Negeri-negeri adat di Pulau Saparua tercatat menjadi langganan tetap lomba yang telah digelar sejak tahun 2004, di samping beberapa peserta lain berasal dari negeri-negeri di Pulau Ambon.
Negeri-negeri dari Pulau Saparua telah diprediksi banyak kalangan bakal mendominasi lomba adu cepat dalam mendayung arumbae, karena umumnya perahu mereka terbuat dari jenis kayu ringan di atas air, di samping sering menjuarai berbagai lomba `Arumbae Manggurebe` yang digelar Pemprov Maluku.
Penonton, tua dan muda, memenuhi kawasan pesisir pantai Teluk Ambon untuk menyaksikan lomba adu cepat tersebut. Kebanyakan warga berasal dari Pulau Saparua dan Haruku, Maluku Tengah dan Pulau Ambon.
Banyak juga warga yang menyewa perahu dan speed boat untuk mengikuti para peserta atau sekadar bisa menonton perlombaan adu tenaga dan kecepatan dalam mendayung perahu tersebut, dari jarak dekat.
Warga tampak meluapkan kegembiraannya jika perahu dari negeri mereka berada di posisi terdepan, dan meneriakinya guna menambah semangat para peserta agar terus berjuang dan berhasil dalam perlombaan tersebut.
Warga yang tumpah ruah membuat sejumlah ruas jalan terpaksa ditutup sementara di antaranya Tantui hingga Galala, termasuk Jembatan Merah Putih yang membentang di atas Teluk Ambon, karena jembatan termegah di kawasan timur tersebut dijadikan sebagai tempat finis lomba.
Puluhan polisi lalu lintas maupun petugas DLLAJ Kota Ambon terlihat sibuk mengatur ribuan kendaraan roda dua maupun empat yang saling berdesakan dan berebutan untuk menuju pusat kota.
Sejumlah warga mengaku, arumbae manggurebe merupakan salah satu lomba paling menarik untuk disaksikan dari berbagai mata lomba yang digelar pada even Pesta Teluk Ambon setiap tahun.
Tim dari negeri Haria, Pulau Saparua, kembali menunjukkan dominasinya dalam perlombaan yang dilepas Kapolda Maluku, Brigjen Pol. Ilham Salahudin dengan meraih posisi pertama dan tercepat, sedangkan juara kedua diraih rival mereka dari Negeri Porto sedangkan juara III diraih tim Desa Latuhalat.
Kelurahan Silale yang menurunkan dua tim di lomba adu cepat mendayung tersebut harus puas dengan meraih juara harapan I dan II, sedangkan harapan III diraih belang dari Kabupaten SBB.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2016