Ambon, 28/9 (Antara Maluku) - Lomba "Arumbae Manggurebe" yang merupakan salah satu kegiatan utama memeriahkan Pesta Teluk Ambon 2015 di Teluk Ambon, Senin, menyedot perhatian ribuan Ambon dan Maluku Tengah.
Antara Ambon melaporkan ribuan warga dari berbagai penjuru kota Ambon, Pulau Saparua, dan Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, berbondong-bondong memenuhi pesisir Pantai Teluk Ambon untuk menyaksikan lomba adu ketangkasan panggayo (mendayung) arumbae atau perahu belang tradisional Maluku tersebut.
Ribuan warga telah datang ke wilayah pesisir pantai mulai dari lokasi start di Desa Amahusu hingga ke Tantui dan Galala yang merupakan lokasi finish, sejak pagi untuk melihat tim unggulan mereka berlaga pada lomba berjarak enam kilometer tersebut.
Sedikitnya 11 tim yang mengikuti kegiatan paling bergengsi pada Pesta Teluk Ambon yang digelar setiap tahun untuk mendongkrak popularitas sektor pariwisata di Maluku tersebut.
Para peserta umumnya berasal dari negeri-negeri adat di Pulau Saparua yang sejak enam tahun terakhir ikut serta dalam lomba paling bergengsi tersebut, sedangkan beberapa peserta lain berasal dari negeri-negeri di Pulau Ambon.
Negeri-negeri dari Pulau Saparua telah diprediksi banyak kalangan bakal dinominasi lomba adu cepat dalam mendayung tersebut, karena umumnya perahu mereka terbuat jenis kayu ringan di atas air, di samping sering menjuarai berbagai lomba `Arumbae Manggurebe` yang digelar Pemprov Maluku.
Penonton, tua dan muda, memenuhi kawasan pantai Amahusu, Kecamatan Nusaniwe hingga ke lokasi Tantui dan Galala, Kecamatan Sirimau, yang kebetulan sedang pasang surut, karena peserta lomba melewati kawasan perairan tersebut. Kebanyakan mereka warga dari Pulau Saparua dan Haruku, Maluku Tengah dan Pulau Ambon.
Banyak juga warga yang menyewa perahu dan speed boat untuk mengikuti para peserta atau sekedar agar bisa menonton perlombaan adu tenaga dan kecepatan dalam mendayung perahu itu dari jarak dekat.
Ribuan warga tampak meluapkan kegembiraannya jika perahu dari negeri mereka berada di posisi terdepan, dan mengelu-elukannya guna menambah semangat para peserta agar terus berjuang dan berhasil dalam perlombaan tersebut.
Kehadiran ribuan warga menyaksikan lomba tersebut juga berdampak terjadi kemacetan arus lalu lintas dari Desa Amahusu menuju pusat kota, karena kebanyakan warga ingin berebutan tiba di lokasi finis lomba di Desa Galala, agar bisa menyaksikan tim yang paling pertama mencapai finis.
Puluhan polisi lalu lintas maupun petugas DLLAJ Kota Ambon terlihat sibuk mengatur ribuan kendaraan roda dua maupun empat yang saling berdesakkan dan berebutan untuk menuju pusat kota.
"Kami baru tiba dari Saparua tadi pagi. Kedatangan kami hanya untuk menyaksikan lomba arumbae manggurebe dan akan pulang ke Saparua sebentar sore," ujar Hendrik warta Negeri Haria.
Juara dalam lomba tersebut didominasi peserta dari negeri di Pulau Saparua, Maluku Tengah, yakni juara pertama tim Negeri Haria, sedangkan tom dari Negeri Noloth yang pada tahun 2010 hingga 2013 menjuarai lomba tersebut harus puas ditempat kedua, sedangkan juara III dan IV yakni peserta dari Negeri Portho.
Tim Negeri Haria berhak atas piala bergilir Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif serta uang tunai sebesar Rp25 juta, tim Negeri Portho jeraih piala tetap dan uang tunai Rp20 juta serta juara III tim Negeri Itawaka meraih piala tetap dan uang tunai Rp15 juta.