Ambon, 13/2 (Antara Maluku) - Angin kencang dan gelombang tinggi menghambat rencana Komisi B DPRD Maluku melakukan peninjauan lapangan ke lokasi penambangan emas Pulau Romang, Kabupaten Maluku Barat Daya.
"Hari ini kami kembali melakukan rapat internal komisi dan bersepakat membatalkan rencana on the spot ke Pulau Romang," kata ketua komisi B, Reinhard Toumahuw di Ambon, Senin.
Buruknya cuaca selama beberapa pekan ini membuat kapal penumpang dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon menuju sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Kabupaten Maluku Barat Daya tidak diizinkan berlayar.
Akibatnya ratusan calon penumpang membatalkan keberangkatan mereka sesuai larangan BMKG yang berlaku selama satu minggu dan harus menunggu cuacanya membaik.
Apalagi tidak ada maskapai penerbangan yang melayani jalur penerbangan ke wilayah MBD membuat akses ke daerah perbatasan itu sangat terbatas.
Menurut Reinhard, pimpinan dan komisi B telah bersepakat melaksanakan agenda penyampaian aspirasi ke pemerintah pusat dalam pekan ini baru melanjutkan perjalanan ke Kabupaten MBD setelah kembali dari Jakarta.
"Rencana kami melakukan pertemuan dengan tim peneliti lingkungan dari universitas Pattimura (Unpatti) Ambon akhir pekan lalu juga tertunda bertetapat dengan seminar nasional di Unpatti dan kegiatan itu dihadiri DPD RI, Menko Kemaritiman, serta Menteri Perhubungan" katanya.
Sebelum melakukan on the spot ke Pulau Romang, Komisi B DPRD Maluku tetap akan mendengar penjelasan dan pemaparan hasil survei lingkungan dari tim Unpatti agar bisa dibuat pembanding dengan kondisi lapangan yang dilihat langsung oleh para wakil rakyat tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017
"Hari ini kami kembali melakukan rapat internal komisi dan bersepakat membatalkan rencana on the spot ke Pulau Romang," kata ketua komisi B, Reinhard Toumahuw di Ambon, Senin.
Buruknya cuaca selama beberapa pekan ini membuat kapal penumpang dari Pelabuhan Yos Sudarso Ambon menuju sejumlah pulau di Kabupaten Maluku Tenggara Barat dan Kabupaten Maluku Barat Daya tidak diizinkan berlayar.
Akibatnya ratusan calon penumpang membatalkan keberangkatan mereka sesuai larangan BMKG yang berlaku selama satu minggu dan harus menunggu cuacanya membaik.
Apalagi tidak ada maskapai penerbangan yang melayani jalur penerbangan ke wilayah MBD membuat akses ke daerah perbatasan itu sangat terbatas.
Menurut Reinhard, pimpinan dan komisi B telah bersepakat melaksanakan agenda penyampaian aspirasi ke pemerintah pusat dalam pekan ini baru melanjutkan perjalanan ke Kabupaten MBD setelah kembali dari Jakarta.
"Rencana kami melakukan pertemuan dengan tim peneliti lingkungan dari universitas Pattimura (Unpatti) Ambon akhir pekan lalu juga tertunda bertetapat dengan seminar nasional di Unpatti dan kegiatan itu dihadiri DPD RI, Menko Kemaritiman, serta Menteri Perhubungan" katanya.
Sebelum melakukan on the spot ke Pulau Romang, Komisi B DPRD Maluku tetap akan mendengar penjelasan dan pemaparan hasil survei lingkungan dari tim Unpatti agar bisa dibuat pembanding dengan kondisi lapangan yang dilihat langsung oleh para wakil rakyat tersebut.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017