Masohi, 18/9 (Antara Maluku) - Warga Kabupaten Seram Bagian Barat dan Maluku Tengah menyambut meriah 67 pebalap dari 20 negara yang mengikuti lomba balap sepeda `internasional Tour de Molvccas (TdM) 2017 yang berlangsung 18-22 September 2017 dengan etape pertama mulai berlangsung Senin.

Etape I menempuh jarak 179,7 kilometer (km) dengan rute dari Kota Piru, ibu kota kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) menuju Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah dan baru dimulai pukul 13.00 WIT.

Wakil Gubernur Maluku Zeth Sahuburua, Bupati SBB Yasin Payapo, Wakil Bupati Timotius Akerina serta Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Donny Monardo mengibarkan bendera menandai dimulainya lomba yang berlangsung di tengah guyuran hujan lebat tersebut.

Kendati hujan lebat, warga tetap bertahan di sepanjang ruas jalan yang dilalui untuk menyaksikan para pebalap berlomba di ajang balap sepeda internasional yang baru pertama kali digelar di Maluku itu.

Siswa Sekolah Dasar, SMP dan SMA terlihat memenuhi lokasi start yang dipusatkan di depan kantor Bupati SBB. Masing-masing siswa membawa bendera berukuran kecil dari masing-masing negara peserta dan dikibarkan saat lomba mulai berlangsung, sebagai bentuk dukungan kepada mereka untuk berlomba.

Tidak hanya itu, para siswa juga membentuk pagar di beberapa ruas jalan yang dilalui sambil melambaikan bendera yang dibawa dan mereka harus rela berbasah ria di tengah guyuran hujan lebat yang mengguyur sepanjang hari.

Di sepanjang ruas jalan yang dilalui, terlihat warga bergerombol di kiri dan kanan jalan untuk menyaksikan para peserta berlomba memacu sepeda mereka untuk menaklukkan kondisi alam yang kurang bersahabat tersebut.

Bahkan saat memasuki batas Kota Masohi hinga ke kantor Bupati yang menjadi lokasi finish terlihat ribuan masyarakat memenuhi sepanjang ruas jalan yang dilalui sambil memberikan semangat kepada para peserta.

Warga juga memanfaatkan event yang baru pernah digelar di Maluku tersebut dengan mengabadikan setiap pebalap yang melaju di sepanjang ruas jalan dengan kecepatan rata-rata antara 40 km hingga 80 km dengan mengunakan telepon genggam, kamera video maupun kamera profesional.

Pada etape I yang merupakan etape terpanjang, para pembalap langsung dihadapkan pada medan tanjakan dengan kemiringan di atas permukaan laut yang menantang, kemudian menurun dengan kecuraman jalan sejauh 20 kilometer pertama.

International Commissaire balap sepeda internasional yang diakui badan sepeda dunia UCI (Union Cycliste Internationale) dan juga Konsultan Teknis TdM, Jamaludin Mahmood mengatakan, tercatat lima pebalap tidak bisa menyelesaikan etape pertama, yakni empat peserta asal Brunai Darusalam dan satu lainnya dari Australia.

Selain itu, tim Kuwait Cartucho, ES asal Kuwat juga tidak bisa mengikuti lomba yang menempuh jarak 714 km tersebut karena satu pebalapnya yang telah tiba di Jakarta dan akan melanjutkan perjalanan ke Ambon, terpaksa dibatalkan karena masalah keluarga mendesak.

"Padahal tiga pebalapnya telah berada di Ambon dan telah mengikuti pembukaan oleh Menteri Koordinasi Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan bersama Gubernur Maluku Said Assagaff. Karena tersisa tiga pebalap sehingga tim Kuwait didiskualifikasi," ujarnya.

Menurut Jamaludin, rute etape I terbilang kompleks karena melewati hutan lebat, jalan di pinggir pantai dan di antara perkampungan penduduk, di samping 72 unit jembatan.

Dia mengatakan, ruas jalan di Piru, Kabupaten SBB sebelumnya dianggap sebagai medan berat karena saat survei jalan-jalan di kawasan ini kondisinya masih sangat buruk, berlubang, kasar dan sulit dilalui.

Tetapi saat lomba berlangsung ternyata jalannya sudah mulus karena telah diperbaiki oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional (BPJN) Wilayah IX dan Kementerian PU.

"Pemerintah melakukan perbaikan infrastruktur besar-besaran sehingga jalan yang dilalui pembalap sudah mulus, jembatan-jembatan pun direnovasi demi menjaga keselamatan," katanya.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2017