Ambon, 12/1 (Antaranews Maluku) - Pembangunan Sekolah Dasar (SD) Kristen 1 dan 2 Hunuth yang merupakan sekolah rekonsiliasi di Desa Hunuth, Kecamatan Teluk Ambon, Maluku, yang terbakar pada 10 April 2016 telah rampung.

Sekolah rekonsiliasi yang terbakar pada April 2016 itu kembali dibangun dan diresmikan Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy, Jumat.

Sembilan ruangan pada sekolah yang bernaung di bawah yayasan JB Sitanala ini mengalami musibah kebakaran pada April 2016 sehingga ratusan murid belajar di puing bangunan yang hanya ditutup terpal, dan sebagian belajar di kompleks sekolah SMKN3 Ambon.

Kepala Sekolah SD Kristen 1 Angel Patimukai mengatakan, sekolah ini mengalami musibah kebakaran dua kali yakni konflik sosial 1999 kemudian dibangun kembali pada 2006, dan 2016 mengalami kebakaran akibat arus pendek listrik.

Pembangunan kembali sekolah ini menelan anggaran yang bersumber dari APBD Kota Ambon 2017 sebesar Rp1,2 miliar untuk pembangunan enam ruang kelas dan dua toilet di SD Kristen 1, sementara untuk SD Kristen 2 dibangun tiga ruang kelas dan peralatan belajar-mengajar sebesar Rp527 juta yang bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK) 2017.

"Kami menyampaikan terima kasih atas perhatian dan dukungan pemerintah kota untuk membangun kembali ruang belajar sehingga siswa dapat kembali beraktifitas di lingkungan sekolah," katanya.

Sementara itu Wali Kota Ambon Richard Louhenapessy menyatakan, pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang harus dipersiapkan guna menciptakan sumber daya manusia yang mempu menjawab tantangan zaman.

Pemkot Ambon, katanya, memberikan perhatian yang besar terhadap peningkatan kualitas pendidikan, dengan sasaran pemerataan pendidikan, peningkatan mutu dan manajemen pelayanan pendidikan.

"Pemerintah menyadari sungguh sektor pendidikan menjadi prioritas dan tanggung jawab bersama, karena dari situlah kita akan mampu melahirkan pemimpin dan generasi penerus bangsa yang berkualitas," tandasnya.

Richard menjelaskan, proses pembelajaran merupakan media interaksi antara siswa dan guru sebagai upaya trasformasi ilmu pengetahuan, sekaligus proses pembentukan karakter.

"Untuk itu dibutuhkan sarana dan prasarana belajar yang memadai baik itu gedung sekolah dan fasilitas pendukung. Karena itu setelah sekolah ini diresmikan segera dimanfaatkan dengan baik untuk proses belajar mengajar," tandasnya.

Pewarta: Penina Mayaut

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018