Ambon, 9/3 (Antaranews Maluku) - Tiga ekor sapi yang merupakan ternak milik warga Dusun Wamsait (Desa Dava) di Kecamatan Waelata, Kabupaten Buru yang ditemukan mati diduga akaibat telah meminum air limbah rendaman pengolahan emas yang mengandung mercuri.

"Saat ini kapolsek setempat bersama anak buahnya masih berada di lapangan untuk melakukan penyelidikan terkait kematian tiga ekor sapi milik warga," kata Kabid Humas Polda Maluku, Kombes Pol Muhammad Rum Ohoirat di Ambon, Jumat.

Menurut dia, ternak milik warga tersebut ditemukan mati tidak wajar di lokasi jalur `A` Dusun Wamsait yang terdapat genangan air rendaman pengolahan emas.

Kondisi ketiga ekor sapi ini sangat mengenaskan karena terkapar di atas rerumputan dan sudah membengkak pada bagian pertunya, sementara keempat kaki ternak-ternak ini terlihat mengeras.

"Yang jelas polisi masih melakukan penyelidikan di lokasi tersebut, tetapi laporan awal menyebutkan matinya ternak sapi milik warga diduga setelah meminum air limbah rendaman pengolahan emas oleh para penambangan di sekitar lokasi itu," jelas Kabid Humas.

Pola pengolahan emas oleh para penambangan yang menggunakan sistem rendaman di Pulau Buru telah dipakai sekitar dua tahun lalu, dimana mereka menggali tanah berbentuk bak yang memanjang dan mengisi air serta bahan mercuri untuk memisahkan matrial batu, tanah, atau pasir dari logam mulia.

Sebelumnya Kapolda Maluku Irjen Polisi Deden Juhara mengatakan, sudah ada tim gabungan dari pemerintah pusat dan daerah bersama aparat keamanan melakukan peninjauan ulang ke kawasan Gunung Botak dan sekitarnya.

"Untuk hasil kunjungan ke Gunung Botak, memang ada rapat di Kemeterian Koordinator Bidang Kemaritiman dan mudah-mudahan ada kebijakan dari pemerintah," jelas Kapolda.

Tim gabungan yang turun itu berasal dari Kemenko Polhukam, Menko Bidang Kemaritiman, dan kementerian terkait lainnya.

Kemudian tim gabungan sudah mengambil sampel di Gunung Botak untuk diperiksa mana yang menggunakan mercuri akan direkomendasikan kalau memang ada izin pemda untuk dicabut.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018