Ternate, 4/4 (Antaranews Maluku) - Wali Kota Tidore Kepulauan (Tikep), Maluku Utara (Malut), Capt Hi Ali Ibrahim mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung prosesi adat Ake Dango, sebagai bagian dari rangkaian adat kegiatan Festival Tidore tahun 2018.

"Kegiatan ini penting dan patut mendapat dukungan semua pihak, karena dukungan itu bisa terus menjaga, merawat dan menghidupkan kembali tradisi leluhur atau kearifan lokal melalui kegiatan ritual adat Ake Dango dan malam perjamuan masyarakat pegunungan, hingga saat ini," kata Wali Kota Tikep, Capt Hi Ali Ibrahim melalui siaran pers yang diterima Antara, Selasa.

Oleh karena itu, wali kota mengajak kepada seluruh masyarakat, terutama Orang Tidore, untuk menjadikan budaya Tidore sebagai roh dari perilaku kehidupan sehari-hari kita, kapan dan dimanapun kita berada.

Dia mengatakan, mengatakan tujuan pelaksanaan kegiatan ini adalah menginisiasi dan mengkonsolidasi narasi pemajuan kebudayaan daerah dengan melibatkan masyarakat adat Kesultanan Tidore di Tidore, Wilayah Dekat, Wilayah Jauh, Gamrange, Kepulauan Raja Ampat, Papua Gam Sio dan Ma for Soa Raha, Seram Timur, Kei dan Aru (pulau-pulau Tenggara Jauh).

Selanjutnya Ake Dango akan diantarkan menuju ke Kadaton Kesultanan Tidore yang diterima langsung oleh Sultan Tidore.

Kegiatan ini turut dihadiri Forum Koordinasi Pimpinan Daerah, Ketua TP PKK, Wakil Ketua TP PKK, Permaisuri Sultan, Bobato Adat, Asisten Sekda, Staf Ahli Walikota serta Pimpinan SKPD.

Sementara itu, Sultan Tidore, Hi Husain Syah mengatakan, masyarakat Tidore adalah masyarakat yang bijaksana dalam menyikapi perbedaan, menjunjung tinggi toleransi, dan dapat membangun semangat persatuan, sehingga bisa bersatu, kita bekerja sama, dan bergotong royong, maka apa yang menjadi cita-cita bersama akan dapat diselesaikan,tutur Sultan.

Sebelumnya, festival tersebut diawali dengan Prosesi Adat Ake Dango atau air bambu dan Malam Penjamuan Masyarakat Pegunungan, yang merupakan rangkaian kegiatan Hari Jadi Tidore (HJT) ke-910 Tahun 2018 di Sonine Gurua (tanah lapang tempat ritual adat) Kelurahan Gurabunga.

Prosesi ini merupakan ritual pertemuan Lima Marga untuk mengantarkan air menggunakan Rau yang telah diambil dari puncak gunung untuk dipersatukan dalam bambu dango dan air yang disatukan dalam bambu selanjutkan didiamkan semalam di Soninge Gurua sampai besok paginya.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018