Tual, 28/4 (Antaranews Maluku) - Seluruh obyek wisata di Kota Tual masih dikelola oleh pemilik lahan, dan sejauh ini belum ada kerja sama intens dengan pemerintah daerah, kata seorang pejabat di Tual.
Kepala Dinas Pariwisata Kota Tual, Siti Tamher, Sabtu, mengatakan, umumnya dikelola masyarakat pemilik lahan, namun beberapa tahun ini untuk program dan kegiatan terkait obyek wisata tetap diusulkan dinas, antara lain penyediaan sarana dan prasarana, seperti di Objek Wisata Pulau Bair berupa toilet terapung.
"Alasannya, begitu banyak pengunjung ke Pulau Bair mempersoalkan sarana toilet tersebut, pembangunan rumah jaga di objek wisata juga sudah kita usulkan," katanya.
Penyediaan sarana dan prasarana lain termasuk 10 Gasebo yang dibangun di objek wisata pantai Difur dan Danau Ngadi, menggunakan dana yang bersumber dari DAK dan DAU.
Selain Pulau Bair, objek wisata di Kota Tual antara lain Pulau Adrenan, Pantai Difur, Pantai Nam Indah, dan Danau Ngadi.
Menurut Siti, untuk mengenalkan objek-objek wisata tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata salah satunya melalui pemanfaatan media sosial.
Disinggung mengenai jumlah pengunjung, Siti menyatakan peningkatannya sudah tentu ada namun untuk besarannya belum diketahui.
"Banyak pengunjung, namun selama ini sulit juga didata karena banyak turis baik reguler maupun mancanegara yang menempati hotel-hotel di wilayah Kabupaten Malra bukan di Tual", ujarnya.
Siti juga mengakui kendala utama yang dihadapi adalah belum memadainya sarana infrastruktur di objek-objek wisata.
"Karena itu diharapkan pemilik-pemilik objek wisata dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui pendekatan-pendekatan yang selama ini telah di lakukan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018
Kepala Dinas Pariwisata Kota Tual, Siti Tamher, Sabtu, mengatakan, umumnya dikelola masyarakat pemilik lahan, namun beberapa tahun ini untuk program dan kegiatan terkait obyek wisata tetap diusulkan dinas, antara lain penyediaan sarana dan prasarana, seperti di Objek Wisata Pulau Bair berupa toilet terapung.
"Alasannya, begitu banyak pengunjung ke Pulau Bair mempersoalkan sarana toilet tersebut, pembangunan rumah jaga di objek wisata juga sudah kita usulkan," katanya.
Penyediaan sarana dan prasarana lain termasuk 10 Gasebo yang dibangun di objek wisata pantai Difur dan Danau Ngadi, menggunakan dana yang bersumber dari DAK dan DAU.
Selain Pulau Bair, objek wisata di Kota Tual antara lain Pulau Adrenan, Pantai Difur, Pantai Nam Indah, dan Danau Ngadi.
Menurut Siti, untuk mengenalkan objek-objek wisata tersebut, berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Pariwisata salah satunya melalui pemanfaatan media sosial.
Disinggung mengenai jumlah pengunjung, Siti menyatakan peningkatannya sudah tentu ada namun untuk besarannya belum diketahui.
"Banyak pengunjung, namun selama ini sulit juga didata karena banyak turis baik reguler maupun mancanegara yang menempati hotel-hotel di wilayah Kabupaten Malra bukan di Tual", ujarnya.
Siti juga mengakui kendala utama yang dihadapi adalah belum memadainya sarana infrastruktur di objek-objek wisata.
"Karena itu diharapkan pemilik-pemilik objek wisata dapat bekerja sama dengan pemerintah daerah melalui pendekatan-pendekatan yang selama ini telah di lakukan," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018