Ternate, 31/7 (Antaranews Maluku) - Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Cukai (KPPBC) mencatat pencapaian target bea masuk maupun bea keluar, hingga Juli 2018 target Bea Cukai Ternate sudah sebesar Rp229,7 miliar atau melampaui target nasional.

Kepala Seksi Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis, Yuyu Mulyana di Ternate, Selasa, mengatakan, untuk bea masuk yang ditargetkan sebesar Rp12,5 Rp miliar dan realisasi hingga 30 Juli pencapaian sudah mencapai Rp6,2 miliar atau 49,75 persen.

"Untuk bea masuk masih dibawa target proposionalnya dikarenakan barang impor masih menggunakan fasilitas SKM yang dikeluarkan oleh pajak dan ada juga kerjasama internasional seperti Indonesia dan Cina sehingga menyebakan bea masuk menjadi menjadi semakin kecil," ujarnya.

Sehingga, pihaknya masih optimis untuk capai target hingga akhir tahun nantinya, yang sebesar Rp12,5 miliar tersebut.

Sementara untuk bea keluar yang ditarget sebesar Rp60 miliar hingga dengan 30 Juli sudah mencapai Rp229,7 miliar ini sudah melampaui target proposional yang ditargetkan.

"Hal ini terjadi karena banyaknya ekspor OR yang melebihi kuota karena ada beberapa titik diantaranya Obi ada tiga perusahaan, kemudian di Gebe ada satu perusahaan dan Buli ada satu perusahaan dan rata-rata dari perusahaan," katanya.

Ia mengaku dengan ekpor yang melebih target khususnya pada bea keluar, sudah dipastikan pada tahun berikutnya bakal dilakukan kenaikan target dari tahun-tahun sebelumnya.

"Sudah pasti kenaikan bakal dilakukan karena kantor pusat akan menetapkan target dilihat dari realisasi tahun ini," katanya.

Bahkan untuk bea masuk, jika tidak mencapai target maka hal ini tidak berpengaruh pada sistem perekonomian, karena kelebihan Bea Keluar bisa menutupi untuk Bea Masuk itu sendiri.

"Karena mata anggaran dijadikan satu untuk masuk pada keuangan negara sehingga ada yang tidak mencapai dan ada yang lebih bisa menutupi yang lainnya," ujar Yuyu.

Menurut dia, untuk ekspor non tambang yang dilakukan seperti ekpor ikan,? udang, rempah-rempah dan lainnya ini tidak dikenakan biaya keluar dan Bea Cukai tidak mendapat penerimaan dari sektor komoditi non tambang namun peranan bea cukai sangat besar untuk dampak turunannya dalam perekonomian, khususnya di Malut.

"Dengan adanya komoditi non tambang, maka dirasakan langsung oleh masyarakat, karena Bea cukai sebagai instansi vertikal yang misi sebagai fasilitator memfasilitasi perdagangan sehingga Bea Cukai dimana pun berada harus meningkatkan perdagangan, yanga ada di daerah tersebut.

Tujuannya dengan perdagangan khusuanya di bidang ekspor Malut memiliki banyak sumber bahan mentah seperti ikan, kepala dan rempah-rempah sangat banyak dan kualitasnya sangat baik.

Pewarta: Abdul Fatah

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018