Ambon, 6/11 (Antaranews Maluku) - Gubernur Maluku Said Assagaff mengakui pengoperasian kapal Marine Vessel Power Plan (MVPP) yang disewa dari perusahaan Karpowership Turki mampu mengatasi kelangkaan listrik di Maluku, khususnya di Pulau Ambon.

"Pengoperasian kapal listrik asal Turki yang disewa oleh PLN dan ditempatkan di Ambon berdampak sangat besar terutama mengatasi krisis listrik yang terjadi sebelumnya di Kota dan Pulau Ambon," kata Gubernur saat bersilaturahmi dengan Direktur Karpowership Regional Asia, Ufuk Berk, di Ambon, Senin.

Menurut gubernur, sejak kapal listrik tersebut dioperasikan April 2017 warga di Pulau Ambon dapat menikmati sarana penerangan dengan optimal. Sudah jarang terjadi pemadaman. Kalau pun masih terjadi itu hanya karena gangguan jaringan dan teknis.

Dia mengatakan, Maluku yang terdiri dari 1.340 buah pulau besar dan kecil, membutuhkan investasi besar untuk penyediaan jaringan dan daya listrik yang memadai untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di pulau-pulau.

"Karena itu keberadaan kapal listrik yang bisa digerakkan atau dipindahkan, merupakan salah satu solusi tepat untuk mengatasi krisis listrik yang dibutuhkan di sejumlah wilayah di Maluku," katanya.

Pasokan daya listrik yang memadai selain untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan sumber penerangan, juga berdampak menggerakkan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi di pulau-pulau tersebut, katanya.

Karena itu, gubernur berharap perusahaan Karpowership Turki sebagai salah satu perusahaan penyedia jasa tenaga listrik dapat berinvestasi di Maluku termasuk membangun sinergitas dengan PLN terutama dalam upaya penyediaan kelistrikan di daerah tersebut.

Direktur Karpowership Regional Asia, Ufuk Berk, secara terpisah mengaku, pertemuannya dengan Gubernur Said hanya silaturahmi dan kunjungan persahabatan, sekaligus kehadirannya di Ambon untuk melihat pengoperasian MVPP di Pulau Ambon untuk jangka waktu lima tahun.

"Saya hanya melakukan silaturahmi dan kunjungan persahabatan. Ini kunjungan pertama ke Ambon termasuk bertemu Pemprov Maluku sekaligus untuk melihat pengoperasian kapal listrik ini serta dampak yang dirasakan masyarakat setempat," katanya.

Menurutnya, saat ini masih tersedia atau kelebihan energi yang disuplai kapal listrik berkapasitas 120 megawatt tersebut.

"Kapasitas pembangkit kami 120 megawatt sedangkan yang baru terpakai saat ini hanya 40 megawatt dari kontrak sebesar 60 megawatt. Karena itu, kunjungan ini sekaligus untuk berdialog dengan Gubernur tentang kemungkinan adanya tambahan kebutuhan listrik untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di Maluku," ujarnya.

Ufuk Berk juga menegaskan, kunjungan tersebut sekaligus dimanfaatkan untuk membicarakan rencana kunjungan Chief Executive Officer (CEO) Kapoewership, Dogan Karadeniz ke Maluku dalam waktu dekat serta upaya kerja sama internasional yang akan dilakukan.

Kapal listrik milik perusahaan Karpowership asal Turki yang dipasang di Desa Waai, kecamatan Salahutu, Pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah, sesuai kontrak akan beroperasi sebagai penyuplai tenaga listrik selama lima tahun dan saat ini telah memasuki 1,5 tahun.

Kapal Karadeniz Powership Yasin Bey MVPP berdaya 120 megawatt, beroperasi sejak April 2017 dan memasok listrik ke sistem interkoneksi kelistrikan Maluku.

Senior Manager Teknik PT PLN Maluku-Maluku Utara, Pedi Sumanto, mengatakan, pihak perusahaan Kaporwership yang merupakan mitra PLN turut andil menyediakan daya listrik di Kota dan Pulau Ambon.

"Listrik yang disediakan oleh Karporwership dan PLN sudah sangat cukup. Pihak perusahaan menyediakan 120 megawatt. Sedangkan yang terpakai baru separuh atau sekitar 60 megawatt. Jadi yang masih tersisa 60 megawatt, kita siapkan untuk keamanan ketika nanti ada permintaan yang lebih banyak," ujar Pedi.

Menurutnya, penggunaannya untuk saat ini masih dominan Kota Ambon. "Untuk lokasi-lokasi lain kita juga kembangkan pembangkit yang lain, seperti Pembangkit LIstrik Tenaga Gas (PLTNG) yang sudah kita kembangkan di Langgur," tandasnya.

Selain itu, ada penambahan kapasitas Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) di beberapa daerah di Maluku, serta pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS).

"Hanya saja untuk PLTS, teknologinya tidak murah dibandingkan dengan PLTD. Semua yang dilakukan ini sebagai persiapan ke depan saat kontrak kapal listrik ini telah selesai maka kita sudah siap untuk bisa mengambil alih," tandas Pedi.

Pewarta: Jimmy Ayal

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018