Ambon, 5/12 (ANTARA News) - Inflasi di Kota Ambon naik sebesar 0,85 persen akibat terjadinya kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 127,59 pada Oktober 2018 menjadi 128,68 pada November 2018. Sedangkan deflasi hanya terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,80 persen.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Maluku mencatat dari 82 kota IHK di Indonesia, IHK Ambon menduduki peringkat 76 pada November 2018. Inflasi bulanan berada pada peringkat tujuh, inflasi tahun kalender pada peringkat 45, dan inflasi tahunan berada pada peringkat 60.

"Inflasi tahun kalender di Ambon pada November 2018 sebesar 2,30 persen dan inflasi tahun ke tahun (November 2018 terhadap November 2017) sebesar 2,64 persen," kata Kepala BPS Maluku Dumangar Hutauruk, di Ambon, Selasa.

Naiknya inflasi di Kota Ambon sebesar 0,85 persen dipengaruhi oleh kenaikan IHK pada enam kelompok pengeluaran, yakni makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,6 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 1,03 persen.

Kelompok sandang sebesar 1,39 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olaharaga sebesar 0,59 persen, dan pada kelopok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,89 persen.

Pada November 2018, komoditi dalam paket IHK Kota Ambon yang mengalami kenaikan harga memberikan andil terhadap inflasi sebesar 1,4379 persen. Sedangkan komoditi yang mengalami penurunan harga memberikan sumbangsih terhadap inflasi hanya sebesar -0,5838 persen.

Komoditas yang dominan menyumbang inflasi adalah angkutan udara, tukang bukan mandor, cat kayu/cat besi, bahan bakar rumah tangga dan biaya saluran televisi. Sedangkan komoditas yang menyumbang deflasi adalah kangkung, daging ayam ras, ikan layang, ikan cakalang asap dan ikan selar.

"Kota Ambon mengalami inflasi sebesar 0,85 persen pada November 2018 menunjukan bahwa secara umum harga barang dan jasa naik 0,85 persen dibandingkan pada Oktober 2018," ucap Dumagar.

Selain Kota Ambon, BPS mencatat Kota IHK lainnya di Maluku, yakni Tual juga mengalami inflasi dengan nilai yang jauh lebih tinggi sebesar 1,04 persen akibat kenaikan IHK dari 153,38 pada Oktober 2018 menjadi 154,98 pada November 2018.

Inflasi tahun kalender Kota Tual pada November 2018 sebesar 1,09 persen. Sedangkan inflasi tahun ke tahun (November 2018 terhadap November 2017) sebesar 2,64 persen.

Kenaikan tersebut menempatkan Kota Tual berada pada peringkat pertama dari 82 Kota IHK di Indonesia pada November 2018. Sedangkan inflasi bulanan Kota Tual menduduki peringkat empat, inflasi tahun kalender menduduki peringkat 77 dan inflasi tahun ke tahun berada pada peringkat 59.

Inflasi di Kota Tual terjadi karena kenaikan IHK pada enam kelompok pengeluaran, yakni kelompok bahan makanan sebesar 2,17 persen, kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,30 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,23 persen, kelompok sandang sebesar 0,04 persen, dan kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebanyak 0,01 persen.

Pada kelompok pengeluaran pendidikan, rekreasi dan olahraga tidak terjadi kenaikan maupun penurunan IHK.

Komoditas yang dominan menyebabkan terjadinya inflasi adalah ikan layang, ikan ekor kuning, daun singkong, ikan kembung dan embal gepe. Sedangkan komoditas dominan yang menyumbang deflasi adalah ikan kakap putih, bayam, ikan kakap merah, ikan cakalang dan ikan teri.

"Komoditi dalam paket komoditas IHK Kota Tual yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 2,1631 persen, dan komoditi yang mengalami penurunan harga tapi turut menyumbang inflasi sebesar -1,1201 persen," kata Dumangar.

Pewarta: Shariva Alaidrus

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2018