Hasil penelitian yang dilakukan LIPI Ambon sejak 2009 menunjukkan sedimentasi berupa lumpur merupakan faktor utama penghambat pertumbuhan tanaman lamun di perairan Teluk Ambon.
"Banyaknya sedimentasi yang turun dari darat ke laut dan mengendap dari pinggir pantai hingga mencapai kedalaman 40 hingga 60 cm mengakibatkan tanaman lamun tidak bisa bernafas dengan baik," kata peneliti padang lamun LIPI Ambon, Saleh Papalia, di Ambon, Rabu.
Dia mengakui penelitian telah dilakukan sejak dua tahun terakhir pada beberapa lokasi pesisir pantai teluk Ambon, di antaranya pantai Desa Paso, Kecamatan Teluk Ambon Baguala, menunjukkan pertumbuhan tanaman lamun sangat lambat bahkan banyak yang mati karena ditutupi sedimentasi.
Menurutnya, sedimentasi yang turun ke laut berupa endapan lumpur juga terjadi karena pembukaan lahan untuk pemukiman yang tidak beraturan dan mengabaikan faktor konservasi.
"Bayangkan saja seperti yang terjadi di Desa Paso, sedimentasinya bisa mencapai ketinggian 50 hingga 75 cm, sehingga tumbuhan laut tidak mungkin bernafas dengan baik dan akan mati," ujarnya.
Selain di Desa Paso, penelitian juga dilakukan di Desa Lateri yang pada beberapa tahun sebelumnya merupakan daerah paling subur pertumbuhan padang lamunnya, tetapi saat ini banyak yang mati juga karena tertutup sedimentasi lumpur.
Dia berharap masalah sedimentasi yang menutupi kawasan Teluk Ambon dapat menjadi perhatian serius pemerintah Kota Ambon maupun Pemprov Maluku, dengan melarang pembukaan lahan baru yang tidak disertai dengan langkah penanggulangan pencemaran lingkungan laut.
"Kerusakan padang lamun juga berpengaruh pada habitat biota laut lainnya seperti ikan pelagis akan berpindah tempat ke lokasi yang lebih aman dan kurang sedimentasinya," ujarnya.
Menurut Saleh, kegunaan padang lamun sangat besar baik sebagai tempat berlindungnya ikan-ikan kecil juga menjadi sumber makanan dan tempat bertelur.
"Pertumbuhan tanaman lamun tidak berbeda jauh dengan bakau (mangrove), di mana dua tanaman laut ini tidak bisa hidup maupun tumbuh di lokasi perairan yang tinggi sedimentasinya, dan keduanya merupakan habitat utama berkembang biaknya ikan-ikan kecil," kata Papalia.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010