Realisasi program penyaluran Kredit Usaha Rakyat (KUR) Provinsi Maluku hingga Agustus tahun ini mencapai Rp162,656 juta.
"Penyaluran KUR di Maluku diarahkan ke sektor perdagangan, hotel dan restoran mencapai 75 persen, sedangkan sektor pertanian dan perikanan sebesar tujuh persen," kata Pemimpin Bank Indonesia (BI) Cabang Ambon, Achmad Bunyamin, di Ambon, Jumat.
Menurut dia, target penyaluran KUR Maluku pada 2010 diarahkan kepada komoditas unggulan yakni rumput laut.
"Presiden Susilo Bambang Yudhoyono secara khusus minta perbankan menyalurkan bantuan KUR melalui UMKM ke sektor perikanan sebesar 25 persen, namun kenyataanya baru 7 persen yang terealisasi," ujarnya.
Ia mengatakan, upaya peningkatan penyaluran KUR di Maluku menduduki urutan 27 dari 33 Provinsi di Indonesia untuk mengembangkan berbagai jenis usaha unggulan yang ada di daerah.
"Urutan pertama itu diraih oleh Provinsi Jawa Tengah dan urutan terakhir oleh Provinsi Bangka Belitung," ujarnya.
Ia menjelaskan, provinsi Maluku khususnya Kota Ambon merupakan daerah penyerap KUR terbesar yakni 44 persen, selanjutnya Maluku Tengah 20 persen, dan Maluku Tenggara 18 persen, sedangkan yang rendah penyerapan KUR adalah Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT) sebesar satu persen.
Dia menjelaskan, permasalahan pokok dari penyaluran KUR di Maluku adalah masih kurang efektifnya peranan tenaga pendampingan di lapangan.
"Selain itu suku bunga lebih tinggi, jika dibandingkan dengan suku bunga kredit komersial, serta kesulitan pihak bank dalam mendapatkan data dari pelaku UMKM," ujarnya.
Padahal program ini banyak memiliki kemudahan yang diberikan oleh pemerintah bila masyarakat bisa melengkapi persyaratan yang diminta oleh pihak bank berupa izin usaha yang akan ditekuni.
"Kami siap memberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat, karena itu setiap warga yang ingin mendapatkan pinjaman kredit usaha rakyat harus memenuhi segala persyaratan agar bisa memperoleh kredit dengan mudah," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010