Pelaksanaan program sekolah lapang nelayan (SLN) yang sudah berjalan sejak tahun 2012 bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas nelayan dalam memanfaatkan informasi cuaca dan iklim serta cara membacanya dengan benar.

"Selain itu, SLN didesain untuk meningkatkan kemampuan nelayan dalam hal bagaimana cara memanfaatkan informasi itu untuk menentukan zona-zona tangkap ikan dan zona yang aman dari bahaya gelombamg tinggi dan cuaca ekstrem," kata Kepala pusat BMKG, Dwikorita Karnawati di Ambon, Senin.

Menurut dia, program ini biasanya berjenjang sebanyak tiga kali, dimana yang pertama dilakukan dengan aparat pemerintah daerah yang terkait seperti dinas kelautan dan perikanan kemudian dengan para wakil penyuluh.

Kemudian untuk tahap kedua adalah para penyuluh tadi yang mengikuti semacam program training of trainer untuk menyampaikan pembekalan bagi nelayannya secara langsung.

"Hari ini ada beberapa perwakilan nelayan yang kami pilih dan nantinya mereka yang akan melakukan penyuluhan lanjut ke nelayan sesungguhnya," ujar Dwikorita.

Sedangkan pada tahap ketiga, BMKG secara langsung memberikan penyuluhan kepada para nelayan karena waktunya lebih panjang bisa seminggu lamanya.

Programnya dilakukan secara bertahap dan diakhiri dengan praktek langsung ke lapangan, dan misalnya kalau cuaca mendung maka dicocokan dengan alat bacaan BMKG, apalagi dari info BKG yang bisa diakes langsung sehingga mereka bisa tahu cuaca di laut dan gelombangnya seperti apa.

"Sehingga para nelayan ini bisa diajak berdiskusi misalnya ketinggian gelombang laut 1,5 meter kira-kira aman untuk melaut atau tidak dan mereka

nantinya bisa meningkatkan produktivitas tangkap tetapi juga selamat saat melaut," ujarnya.

Kegiatan tersebut juga dihadiri anggota komisi V DPR RI, Wasahua Abubakar Wasahua, Wakil Wali Kota Ambon, Syarief Hadler dan Kepala BKMG Stasiun Meteorologi Pattimura Ambon, Ot Oral Sem Wilar, dan kepala perwakilan Adaptasi Perubahan Iklim dan Ketangguhan (APIK) Usaid, Paul Jefry.

Pewarta: Daniel Leonard

Editor : John Nikita S


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019