Situs gambar cadas purbakala di pulau Kaimear, kecamatan Pulau-Pulau Kur, kota Tual yang ditemukan Balai Arkeologi Maluku pada Oktober 2018, memiliki ratusan motif yang belum terindentifikasi.
"Belum diketahui pasti berapa jumlah motif gambar cadas di Pulau Kaimear. Dari pengamatan diperkirakan jumlahnya mencapai 300 hingga 400-an gambar. Perkiraan ini meliputi gambar-gambar yang masih terlihat jelas dan yang terlihat tidak jelas atau belum bisa diidentifikasi bentuknya," kata Arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, Wuri Handoko di Ambon, Senin.
Ia menambahkan di antara temuan-temuan situs gambar cadas di wilayah Kepulauan Maluku, situs di Pulau Kaimear mungkin menjadi satu-satunya gambar cadas yang terletak di tebing yang tinggi, 80 hingga 100 meter dari permukaan laut (mdpl) dibandingkan dengan temuan gambar cadas lainya di Maluku.
Kuantitas gambar cadas Pulau Kaimear lebih banyak dibandingkan temuan Arkeolog Chris Hugh Ballard dari Australian National University di Ohoidertawun, Pulau Kei Kecil pada 1988, yang disebutnya terdiri dari 300an jenis.
Gambar cadas di Pulau Kaimear, lanjutnya terdapat di tiga titik di lokasi tebing atau ceruk di tepi pantai. Salah satu situs yang berada di dinding ceruk Gua Kailean, di sebelah Barat Desa Kaimear memiliki kuantitas yang yang paling banyak dan beragam, jumlahnya diperkirakan mencapai 400 hingga 500 motif pada satu lokasi ceruk tebing cadas yang terjal.
Motif gambar cadas di Pulau Kaimear, selain bentuk figur manusia dalam berbagai variasi gaya, juga terdapat bentuk cap tangan, cap kaki, perahu, hewan, lingkaran dan masih banyak jenis gambar-gambar lain yang belum teridentifikasi.
Sebagian besar motif gambar cadas masih bisa diidentifikasi bentuk dan jenisnya, didominasi gambar manusia yang menempati panel-panel dinding cadas. Gambar-gambar cadas itu terlihat di gambar sebagai lukisan tunggal, juga sebagai lukisan yang mengelompok.
Sedangkan dari segi warna gambar, pada umumnya gambar cadas yang ada terdiri dari warna merah dan hanya sebagian kecil berwarna jingga dan hitam.
"Dari hasil pengamatan, ciri utama yang menandai bahwa obyek adalah gambar cadas, adalah warna yang mencolok, dan bentuk-bentuk gambar yang ditandai adanya jejak garis ataupun titik-titik yang membentuk gambar tertentu, bukan bentukan gambar seperti cat tumpah atau tanpa bentuk," ucap Wuri.
Menurutnya, situs gambar cadas atau rock art di Pulau Kaimear tak sengaja ditemukan oleh Balai Arkeologi pada September 2018, dalam sebuah ekspedisi survei penelitian mengenai kebudayaan Islam di daerah Kepulauan Kei.
Situs itu sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog manapun di dunia, ditemukan melalui informasi dari masyarakat setempat tentang adanya gambar-gambar di dinding tebing pada pesisir pantai, yang berlokasi tidak jauh dari desa Kaimear.
Mengingat pentingnya penemuan itu, maka perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih sistematis dan intensif guna menunjang upaya pelestarian situs di masa yang akan datang.
"Gambar cadas Pulau Kaimear merupakan temuan terbaru di wilayah Kepulauan Maluku, baru didata pertama kalinya oleh tim penelitian arkeologi Maluku pada awal September 2018. Temuan ini menambah deretan sejumlah seni cadas purbakala di Kepulauan Maluku yang sebelumnya telah dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Belum diketahui pasti berapa jumlah motif gambar cadas di Pulau Kaimear. Dari pengamatan diperkirakan jumlahnya mencapai 300 hingga 400-an gambar. Perkiraan ini meliputi gambar-gambar yang masih terlihat jelas dan yang terlihat tidak jelas atau belum bisa diidentifikasi bentuknya," kata Arkeolog dari Balai Arkeologi Maluku, Wuri Handoko di Ambon, Senin.
Ia menambahkan di antara temuan-temuan situs gambar cadas di wilayah Kepulauan Maluku, situs di Pulau Kaimear mungkin menjadi satu-satunya gambar cadas yang terletak di tebing yang tinggi, 80 hingga 100 meter dari permukaan laut (mdpl) dibandingkan dengan temuan gambar cadas lainya di Maluku.
Kuantitas gambar cadas Pulau Kaimear lebih banyak dibandingkan temuan Arkeolog Chris Hugh Ballard dari Australian National University di Ohoidertawun, Pulau Kei Kecil pada 1988, yang disebutnya terdiri dari 300an jenis.
Gambar cadas di Pulau Kaimear, lanjutnya terdapat di tiga titik di lokasi tebing atau ceruk di tepi pantai. Salah satu situs yang berada di dinding ceruk Gua Kailean, di sebelah Barat Desa Kaimear memiliki kuantitas yang yang paling banyak dan beragam, jumlahnya diperkirakan mencapai 400 hingga 500 motif pada satu lokasi ceruk tebing cadas yang terjal.
Motif gambar cadas di Pulau Kaimear, selain bentuk figur manusia dalam berbagai variasi gaya, juga terdapat bentuk cap tangan, cap kaki, perahu, hewan, lingkaran dan masih banyak jenis gambar-gambar lain yang belum teridentifikasi.
Sebagian besar motif gambar cadas masih bisa diidentifikasi bentuk dan jenisnya, didominasi gambar manusia yang menempati panel-panel dinding cadas. Gambar-gambar cadas itu terlihat di gambar sebagai lukisan tunggal, juga sebagai lukisan yang mengelompok.
Sedangkan dari segi warna gambar, pada umumnya gambar cadas yang ada terdiri dari warna merah dan hanya sebagian kecil berwarna jingga dan hitam.
"Dari hasil pengamatan, ciri utama yang menandai bahwa obyek adalah gambar cadas, adalah warna yang mencolok, dan bentuk-bentuk gambar yang ditandai adanya jejak garis ataupun titik-titik yang membentuk gambar tertentu, bukan bentukan gambar seperti cat tumpah atau tanpa bentuk," ucap Wuri.
Menurutnya, situs gambar cadas atau rock art di Pulau Kaimear tak sengaja ditemukan oleh Balai Arkeologi pada September 2018, dalam sebuah ekspedisi survei penelitian mengenai kebudayaan Islam di daerah Kepulauan Kei.
Situs itu sebelumnya tidak pernah dicatat dan dilaporkan oleh arkeolog manapun di dunia, ditemukan melalui informasi dari masyarakat setempat tentang adanya gambar-gambar di dinding tebing pada pesisir pantai, yang berlokasi tidak jauh dari desa Kaimear.
Mengingat pentingnya penemuan itu, maka perlu ditindaklanjuti dengan penelitian yang lebih sistematis dan intensif guna menunjang upaya pelestarian situs di masa yang akan datang.
"Gambar cadas Pulau Kaimear merupakan temuan terbaru di wilayah Kepulauan Maluku, baru didata pertama kalinya oleh tim penelitian arkeologi Maluku pada awal September 2018. Temuan ini menambah deretan sejumlah seni cadas purbakala di Kepulauan Maluku yang sebelumnya telah dilaporkan oleh para arkeolog dari negara luar," jelasnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019