Warga Desa Hualoy dan Tomalehu di Kecamatan Amalatu, Kabupaten Seram Bagian Barat pada Jumat (10/5) malam sekitar pukul 20.00 WIT membuka barikade jalan trans Seram di wilayah mereka usai penganiayaan yang menewaskan seorang warga bernama Syamsul Lussy di hutan Desa Latu, Minggu (5/5).
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Abdul Syukur Hehanussa saat dihubungi dari Ambon, Sabtu, mengatakan dia memimpin pembukaan barikade yang sebenarnya dibuat untuk mendesak aparat keamanan menangkap dan memproses hukum pelaku yang menganiaya Syamsul hingga tewas.
"Kan sudah teridentifikasi oknum pelakunya, sehingga aparat keamanan diminta serius menangkap dan memproses hukum mereka yang telah teridentifikasi sebagai oknum pelaku," ujarnya.
Abdul mengatakan warga akhirnya membuka barikade jalan trans Seram karena menyadari pentingnya fungsi jalur transportasi darat tersebut, yang menghubungkan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur.
"Pertimbangan kemanusiaan akses jalan tersebut sangatlah vital di ruas jalan trans Seram dan sesama umat Islam sedang berpuasa, makanya barikade dibuka," katanya.
Namun Syamsul menegaskan bahwa warga tetap mendesak aparat keamanan sesegera mungkin menangkap dan memproses hukum pelaku penganiayaan.
"Bila oknum pelaku tidak ditangkap hingga seminggu kedepan, maka masyarakat Desa Hualoy dan Tomalehu akan menerapkan langkah hukum sesuai hukum adat yang berlaku di Pulau Seram," tandas Abdul.
Dia mengemukakan bahwa pembuatan barikade jalan itu dilakukan semata-mata untuk menuntut rasa keadilan.
"Kami mohon maaf kepada warga pengguna jalan atas ketidaknyamanan basudara (saudara) yang melintas selama ini. Harap kiranya dimaklumi," ujarnya.
Meski jalur ditutup dalam beberapa hari, masyarakat Hualoy dan Tomalehu tetap melayani orang-orang yang melintas, berbondong-bondong membawakan makanan berbuka puasa kepada pengguna jalan.
“Kami juga menegaskan isu pemalakan liar yang dikembangkan oknum tidak bertanggungjawab itu tidak benar, itu hoaks dan telah diklarifikasi kepolisian setempat," tegas Abdul.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat sebelumnya mengemukakan bahwa polisi sudah mengidentifikasi orang yang menganiaya Syamsul hingga tewas.
"Para terduga pelaku penganiayaan dan pemarangan yang menewaskan Syamsul memang sudah terindentifikasi. Namun, pelakunya belum tertangkap karena masih dicari polisi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Ketua Badan Permusyawaratan Desa Abdul Syukur Hehanussa saat dihubungi dari Ambon, Sabtu, mengatakan dia memimpin pembukaan barikade yang sebenarnya dibuat untuk mendesak aparat keamanan menangkap dan memproses hukum pelaku yang menganiaya Syamsul hingga tewas.
"Kan sudah teridentifikasi oknum pelakunya, sehingga aparat keamanan diminta serius menangkap dan memproses hukum mereka yang telah teridentifikasi sebagai oknum pelaku," ujarnya.
Abdul mengatakan warga akhirnya membuka barikade jalan trans Seram karena menyadari pentingnya fungsi jalur transportasi darat tersebut, yang menghubungkan Kabupaten Seram Bagian Barat, Maluku Tengah dan Seram Bagian Timur.
"Pertimbangan kemanusiaan akses jalan tersebut sangatlah vital di ruas jalan trans Seram dan sesama umat Islam sedang berpuasa, makanya barikade dibuka," katanya.
Namun Syamsul menegaskan bahwa warga tetap mendesak aparat keamanan sesegera mungkin menangkap dan memproses hukum pelaku penganiayaan.
"Bila oknum pelaku tidak ditangkap hingga seminggu kedepan, maka masyarakat Desa Hualoy dan Tomalehu akan menerapkan langkah hukum sesuai hukum adat yang berlaku di Pulau Seram," tandas Abdul.
Dia mengemukakan bahwa pembuatan barikade jalan itu dilakukan semata-mata untuk menuntut rasa keadilan.
"Kami mohon maaf kepada warga pengguna jalan atas ketidaknyamanan basudara (saudara) yang melintas selama ini. Harap kiranya dimaklumi," ujarnya.
Meski jalur ditutup dalam beberapa hari, masyarakat Hualoy dan Tomalehu tetap melayani orang-orang yang melintas, berbondong-bondong membawakan makanan berbuka puasa kepada pengguna jalan.
“Kami juga menegaskan isu pemalakan liar yang dikembangkan oknum tidak bertanggungjawab itu tidak benar, itu hoaks dan telah diklarifikasi kepolisian setempat," tegas Abdul.
Kepala Bidang Humas Polda Maluku Kombes Pol Muhammad Roem Ohoirat sebelumnya mengemukakan bahwa polisi sudah mengidentifikasi orang yang menganiaya Syamsul hingga tewas.
"Para terduga pelaku penganiayaan dan pemarangan yang menewaskan Syamsul memang sudah terindentifikasi. Namun, pelakunya belum tertangkap karena masih dicari polisi," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019