Sedikitnya tiga orang bocah dilaporkan tewas tenggelam di kolam bekas tambang galian C yang dipenuhi air laut lalu diseret ombak ke tengah laut di pantai Wayari, kecamatan Salahutu,pulau Ambon, kabupaten Maluku Tengah pada Selasa(28/5) petang.
"Peristiwa nahas yang menimpa tiga bocah ini terjadi sekitar pukul 15:00 WIT saat mereka sedang berenang di pantai Wayari, desa Suli," kata Kasubag Humas polres Pulau Ambon dan Pp Lease, Ipda Julkisno Kaisupy di Ambon, Selasa malam.
Korban tewas tenggelam ini diketahui bernama Michela Selempang (8) dan Aditia Suitela (9) yang masih duduk di bangku sekolah dasar, serta Priska Nanlohy (12), seorang siswi pada salah satu SLTP di daerah itu.
Menurut Julkisno, kejadiannya berawal pada sekitar pukul 14.00 WIT saksi Adriana Nanlohy dari rumah yang berada di RT 042 Dusun Wayari membawa anaknya Priska Nanlohy (korban), Michel Salempang (korban) dan Aditia Suitela (korban) untuk pergi mencari bia di Pantai Wayari.
Ketika tiba di pantai, mereka pun mencari bia bersama tetapi selang beberapa menit para korban pun meminta ijin Andriana --orang tua Priska Nanlohy-- untuk mandi atau berenang di pantai.
Saksi Andriana baru sadar kalau ketiga korban sudah mengalami kecelakaan saat mendengar teriakan minta tolong.
"Saat itulah baru saksi tahu bahwa anaknya bersama kedua teman yang berenang telah tenggelam lalu dia pun panik dan meminta tolong, selanjutnya ketika para saksi membantu menyelamatkan para korban, namun tidak berhasil karena telah meninggal dunia," kata Julkisno.
Saksi William Alerbitu (56) kepada polisi menjelaskan korban diajak Andriana ke pantai mencari bia, namun mereka meminta izin berenang dan akhirnya ditemukan telah meninggal dunia akibat tenggelam.
"Seorang anak bernama Brian Bintoing memberitahukan kepada saya bahwa ada orang yang tenggelam lalu dari situlah saya bersama Bily Alerbitu dan salah satu orang tua korban, An Nanlohy langsung pergi lokasi kejadian," katanya.
Ternyata ada empat anak yang tenggelam, termasuk anak saksi William bernama Nolen Alerbitu sehingga dia langsung berusaha menolong empat anak tersebut, namun hanya seorang anak saja yang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga korban lainnya sudah diseret ombak ke tengah laut.
Saksi William berusaha mengambil perahu untuk menyelamatkan ketiga teman korban, namun terlambat karena sudah meninggal dunia saat ditemukan, lalu mereka meminta bantuan Kanwil Kemenkum HAM yang berada tidak jauh dari tempat kejadian perkara untuk membantu saksi membawa para korban ke rumah.
Selain William, polisi juga meminta keteragan dari tiga orang saksi lainnya yakni Marten Hingga Tanduk Allo (16) yang juga mencari bia di pantai dan mendengar teriakan minta tolong dari korban Nolen Alerbitu dan berhasil menolongnya, saksi Bily Alerbitu (16), serta sasksi Stevanus Somar (16).
Stevanus berada di pantai tersebut mencari bia bersama seorang temannya berenang ke tengah laut menyelamatkan Fika Nanlohy, namun sayangnya korban telah meninggal dunia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Peristiwa nahas yang menimpa tiga bocah ini terjadi sekitar pukul 15:00 WIT saat mereka sedang berenang di pantai Wayari, desa Suli," kata Kasubag Humas polres Pulau Ambon dan Pp Lease, Ipda Julkisno Kaisupy di Ambon, Selasa malam.
Korban tewas tenggelam ini diketahui bernama Michela Selempang (8) dan Aditia Suitela (9) yang masih duduk di bangku sekolah dasar, serta Priska Nanlohy (12), seorang siswi pada salah satu SLTP di daerah itu.
Menurut Julkisno, kejadiannya berawal pada sekitar pukul 14.00 WIT saksi Adriana Nanlohy dari rumah yang berada di RT 042 Dusun Wayari membawa anaknya Priska Nanlohy (korban), Michel Salempang (korban) dan Aditia Suitela (korban) untuk pergi mencari bia di Pantai Wayari.
Ketika tiba di pantai, mereka pun mencari bia bersama tetapi selang beberapa menit para korban pun meminta ijin Andriana --orang tua Priska Nanlohy-- untuk mandi atau berenang di pantai.
Saksi Andriana baru sadar kalau ketiga korban sudah mengalami kecelakaan saat mendengar teriakan minta tolong.
"Saat itulah baru saksi tahu bahwa anaknya bersama kedua teman yang berenang telah tenggelam lalu dia pun panik dan meminta tolong, selanjutnya ketika para saksi membantu menyelamatkan para korban, namun tidak berhasil karena telah meninggal dunia," kata Julkisno.
Saksi William Alerbitu (56) kepada polisi menjelaskan korban diajak Andriana ke pantai mencari bia, namun mereka meminta izin berenang dan akhirnya ditemukan telah meninggal dunia akibat tenggelam.
"Seorang anak bernama Brian Bintoing memberitahukan kepada saya bahwa ada orang yang tenggelam lalu dari situlah saya bersama Bily Alerbitu dan salah satu orang tua korban, An Nanlohy langsung pergi lokasi kejadian," katanya.
Ternyata ada empat anak yang tenggelam, termasuk anak saksi William bernama Nolen Alerbitu sehingga dia langsung berusaha menolong empat anak tersebut, namun hanya seorang anak saja yang berhasil diselamatkan, sedangkan tiga korban lainnya sudah diseret ombak ke tengah laut.
Saksi William berusaha mengambil perahu untuk menyelamatkan ketiga teman korban, namun terlambat karena sudah meninggal dunia saat ditemukan, lalu mereka meminta bantuan Kanwil Kemenkum HAM yang berada tidak jauh dari tempat kejadian perkara untuk membantu saksi membawa para korban ke rumah.
Selain William, polisi juga meminta keteragan dari tiga orang saksi lainnya yakni Marten Hingga Tanduk Allo (16) yang juga mencari bia di pantai dan mendengar teriakan minta tolong dari korban Nolen Alerbitu dan berhasil menolongnya, saksi Bily Alerbitu (16), serta sasksi Stevanus Somar (16).
Stevanus berada di pantai tersebut mencari bia bersama seorang temannya berenang ke tengah laut menyelamatkan Fika Nanlohy, namun sayangnya korban telah meninggal dunia.*
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019