Perwakilan diplomat Afganistan Hamed Khurasani menyatakan masyarakat Ambon sangat menjunjung tinggi toleransi antarumat beragama.
"Toleransi beragama dijunjung tinggi masyarakat yang hidup penuh kekeluargaan, sehingga terwujud harmonisasi, walaupun berbeda agama, suku maupun ras tetapi toleransi sangat dijaga," katanya saat melakukan pertemuan dengan Pemerintah kota Ambon, Minggu.
Dikatakannya, toleransi beragama ditanamkan mulai dari masa pertumbuhan anak-anak, sehingga ketika besar tumbuh sikap saling menghargai.
Toleransi itu terwujud malam ini melalui penampilan anak-anak yang memainkan alat musik ukulele. Mereka berbeda agama maupun suku tetapi menyatu dalam musik.
"Malam ini juga kita melihat langsung Ambon menuju kota musik dunia, hal ini terlihat dengan musik mampu mempereratkehidupan antaragama, sehingga perdamaian dapat terus dijaga," ujarnya.
Menurut Hamed, keharmonisan terus dijaga dan dipertahankan karena kemauan seluruh masyarakat agar kota ini tetap aman dan damai.
Mewakili senior diplomat Afganistan pihaknya memberikan apresiasi atas sambutan yang hangat selama berada di kota Ambon.
"Kami sangat senang datang ke Indonesia khususnya kota Ambon karena kami disambut hangat dan diterima dengan baik," katanya.
Diplomat Afganistan melakukan kunjungan ke kota Ambon terkait program peningkatan kapasitas diplomat mengenai isu bina damai (peace building).
Selama tiga hari di Ambon, para diplomat bertemu Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, tokoh agama dan para pemangku amanah untuk belajar tentang perdamaian dan toleransi yang sesuai dengan kearifan lokal.
10 Diplomat Afganistan itu adalahi Abdul Ghaffar Jamshidi selaku Official of MoFA Afghanistan, Abdul Wahab Rahimi, Abdulzaman Akbari, Asef Naderi, Faridullah Malizai, Fawzia Habib, Hamed Khurasani, Jamal Nasir Gharwal, Jangyalai Hakimi, dan Mohammad Amin Yaqoubi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Toleransi beragama dijunjung tinggi masyarakat yang hidup penuh kekeluargaan, sehingga terwujud harmonisasi, walaupun berbeda agama, suku maupun ras tetapi toleransi sangat dijaga," katanya saat melakukan pertemuan dengan Pemerintah kota Ambon, Minggu.
Dikatakannya, toleransi beragama ditanamkan mulai dari masa pertumbuhan anak-anak, sehingga ketika besar tumbuh sikap saling menghargai.
Toleransi itu terwujud malam ini melalui penampilan anak-anak yang memainkan alat musik ukulele. Mereka berbeda agama maupun suku tetapi menyatu dalam musik.
"Malam ini juga kita melihat langsung Ambon menuju kota musik dunia, hal ini terlihat dengan musik mampu mempereratkehidupan antaragama, sehingga perdamaian dapat terus dijaga," ujarnya.
Menurut Hamed, keharmonisan terus dijaga dan dipertahankan karena kemauan seluruh masyarakat agar kota ini tetap aman dan damai.
Mewakili senior diplomat Afganistan pihaknya memberikan apresiasi atas sambutan yang hangat selama berada di kota Ambon.
"Kami sangat senang datang ke Indonesia khususnya kota Ambon karena kami disambut hangat dan diterima dengan baik," katanya.
Diplomat Afganistan melakukan kunjungan ke kota Ambon terkait program peningkatan kapasitas diplomat mengenai isu bina damai (peace building).
Selama tiga hari di Ambon, para diplomat bertemu Pemerintah Provinsi Maluku, Pemerintah Kota Ambon, tokoh agama dan para pemangku amanah untuk belajar tentang perdamaian dan toleransi yang sesuai dengan kearifan lokal.
10 Diplomat Afganistan itu adalahi Abdul Ghaffar Jamshidi selaku Official of MoFA Afghanistan, Abdul Wahab Rahimi, Abdulzaman Akbari, Asef Naderi, Faridullah Malizai, Fawzia Habib, Hamed Khurasani, Jamal Nasir Gharwal, Jangyalai Hakimi, dan Mohammad Amin Yaqoubi.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019