Dinas Kesehatan Maluku Utara meminta Pemerintah Kabupaten Halmahera Selatan tetap menempatkan tenaga medis di setiap lokasi pengungsian warga korban gempa di daerah itu, walaupun tidak lagi dalam masa tanggap darurat.
"Warga korban gempa yang menempati lokasi pengungsian sangat rawan terserang berbagai penyakit, oleh karena itu tenaga medis harus selalu siaga di lokasi pengungsian itu," kata Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat Dinas Kesehatan Maluku Utara (Malut) Alwia Assagaf di Ternate, Kamis.
Warga korban gempa di Halmahera Selatan yang masih berada di lokasi pengungsian pascagempa berkekuatan 7.2 SR melanda daerah itu pada 14 Juli 2019 tercatat lebih dari 20 ribu orang tersebar di 38 desa.
Menurut dia, tenaga medis yang di tempatkan di setiap lokasi pengungsian harus dilengkapi dan dibekali dengan obat-obatan yang cukup serta disediakan tempat khusus perawatan agar kalau ada warga pengungsi yang sakit dan membutuhkan perawatan bisa ditangani di lokasi itu.
Pemkab Halmahera Selatan juga diharapkan segera merehabilitasi puluhan fasilitas kesehatan di daerah terdampak gempa, baik puskesmas maupun poliklinik desa yang rusak agar bisa dimanfaatkan kembali untuk melayani masyarakat setempat.
Menurut Alwia Assagaf, laporan yang diterima Dinas Kesehatan Malut dari Halmahera Selatan warga korban gempa di berbagai lokasi pengungsian menderita berbagai penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tekanan darah tinggi dan berbagai jenis penyakit lainnya yang membutuhkan penanganan medis secara maksimal.
Warga di lokasi terdampak gempa yang meninggal akibat dampak langsung dari gempa yakni tertimpa reruntuhan rumah sebanyak lima orang, sementara yang meninggal setelah berada di tempat pengungsian akibat penyakit yang diderita sejauh ini tercatat sebanyak sembilan orang.
Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba sebelumnya mengatakan, pemkab akan tetap memperhatikan kebutuhan warga korban gempa di pengungsian, baik pemenuhan kebutuhan makanan maupun pelayanan kesehatan, walaupun tidak lagi dalam masa tanggap darurat.
Pemkab Halmahera Selatan kini tengah mengupayakan pembangunan hunian sementara bagi warga korban gempa di daerah itu yang anggarannya dari pemerintah pusat, sehingga warga di lokasi pengungsian bisa segera dipindahakan ke hunian sementara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Warga korban gempa yang menempati lokasi pengungsian sangat rawan terserang berbagai penyakit, oleh karena itu tenaga medis harus selalu siaga di lokasi pengungsian itu," kata Kepala Bidang Pelayanan Masyarakat Dinas Kesehatan Maluku Utara (Malut) Alwia Assagaf di Ternate, Kamis.
Warga korban gempa di Halmahera Selatan yang masih berada di lokasi pengungsian pascagempa berkekuatan 7.2 SR melanda daerah itu pada 14 Juli 2019 tercatat lebih dari 20 ribu orang tersebar di 38 desa.
Menurut dia, tenaga medis yang di tempatkan di setiap lokasi pengungsian harus dilengkapi dan dibekali dengan obat-obatan yang cukup serta disediakan tempat khusus perawatan agar kalau ada warga pengungsi yang sakit dan membutuhkan perawatan bisa ditangani di lokasi itu.
Pemkab Halmahera Selatan juga diharapkan segera merehabilitasi puluhan fasilitas kesehatan di daerah terdampak gempa, baik puskesmas maupun poliklinik desa yang rusak agar bisa dimanfaatkan kembali untuk melayani masyarakat setempat.
Menurut Alwia Assagaf, laporan yang diterima Dinas Kesehatan Malut dari Halmahera Selatan warga korban gempa di berbagai lokasi pengungsian menderita berbagai penyakit seperti diare, infeksi saluran pernapasan atas (ISPA), tekanan darah tinggi dan berbagai jenis penyakit lainnya yang membutuhkan penanganan medis secara maksimal.
Warga di lokasi terdampak gempa yang meninggal akibat dampak langsung dari gempa yakni tertimpa reruntuhan rumah sebanyak lima orang, sementara yang meninggal setelah berada di tempat pengungsian akibat penyakit yang diderita sejauh ini tercatat sebanyak sembilan orang.
Bupati Halmahera Selatan Bahrain Kasuba sebelumnya mengatakan, pemkab akan tetap memperhatikan kebutuhan warga korban gempa di pengungsian, baik pemenuhan kebutuhan makanan maupun pelayanan kesehatan, walaupun tidak lagi dalam masa tanggap darurat.
Pemkab Halmahera Selatan kini tengah mengupayakan pembangunan hunian sementara bagi warga korban gempa di daerah itu yang anggarannya dari pemerintah pusat, sehingga warga di lokasi pengungsian bisa segera dipindahakan ke hunian sementara.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019