Dewan Pimpinan Daerah Komite Nasional Pemuda Indonesia (DPD KNPI) Kabupaten Maluku Tenggara menggelar diskusi perempuan dalam rangka menyongsong peringatan hari Nen Dit Sakmas yang akan dilangsungkan untuk pertama kalinya oleh Pemkab setempat, Senin malam.
Diskusi perempuan dengan tema "Potret Nen Dit Sakmas Masa Kini" yang digelar oleh KNPI Malra tersebut melibatkan organisasi wanita, siswi SMU, mahasiswi dan lainnya, dengan narasumber perempuan Kei di berbagai profesi di antaranya Kala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Malra Petronela Savsavubun, Guru SMA Sanata Karya Langgur Fransiska Jaftoran, Komisioner KPU Tual Tresel Let-Let, Dosen Politeknik Perikanan Cenny Putnarubun, dan aktivis perempuan Maimuna Renhoran.
Mohammad A Hanubun Ketua DPD KNPI Malra kepada awak media usai giat tersebut menyampaikan, diskusi ini merupakan program dari bidang perempuan dan perlindungan anak DPD KNPI Malra yang juga memboboti penetapan dan deklarasi hari Nen Dit Sakmas yang dipelopori oleh Pemkab Malra.
"DPD KNPI Malra berkepentingan besar bersama Pemkab Malra dalam menyukseskan peringatan hari Nen Dit Sakmas sebagai kultur budaya masyarakat Kei dalam tatanan hukum adat Larwul Ngabal terutama perempuan dalam status sosial, hukum maupun budaya", ujar Mohan.
Menurutnya, perempuan Kei sendiri sudah banyak bergerak diberbagai bidang di daerah ini, namun melihat perkembangan saat ini, budaya kita mulai terkikis oleh perkembangan globalisasi dan moderenisasi saat ini.
Oleh karena itu, kita perlu lestarikan budaya kita dalam hal ini nilai-nilai luhur yang telah diwariskan Nen Dit Sakmas kepada kita, dan yang utama harkat dan martabat perempuan kei perlu kita jaga agar tidak muda ternodai dan dijatuhkan, tandas Mohan.
Mohan menambahkan, hasil dari diskusi ini sendiri, kami DPD KNPI Malra akan membentuk satu forum perempuan untuk melihat persoalan-persoalan perempuan di daerah ini, seperti perti perempuan yang mengalami pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lainnya.
Selain itu, kami juga akan menindak lanjuti persoalan-persolan perempuan di kei dengan bantuan hukum, pungkas Mohan.
Pantauan Antara, diskusi yang dilangsungkan tersebut menyedot perhatian peserta diskusi atas pemaparan materi oleh berbagai nara sumber, serta tanya jawab dan solusi berkaitan dengan upaya menjaga harkat dan martabat prempuan kei masa kini berlangsung lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Diskusi perempuan dengan tema "Potret Nen Dit Sakmas Masa Kini" yang digelar oleh KNPI Malra tersebut melibatkan organisasi wanita, siswi SMU, mahasiswi dan lainnya, dengan narasumber perempuan Kei di berbagai profesi di antaranya Kala Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Malra Petronela Savsavubun, Guru SMA Sanata Karya Langgur Fransiska Jaftoran, Komisioner KPU Tual Tresel Let-Let, Dosen Politeknik Perikanan Cenny Putnarubun, dan aktivis perempuan Maimuna Renhoran.
Mohammad A Hanubun Ketua DPD KNPI Malra kepada awak media usai giat tersebut menyampaikan, diskusi ini merupakan program dari bidang perempuan dan perlindungan anak DPD KNPI Malra yang juga memboboti penetapan dan deklarasi hari Nen Dit Sakmas yang dipelopori oleh Pemkab Malra.
"DPD KNPI Malra berkepentingan besar bersama Pemkab Malra dalam menyukseskan peringatan hari Nen Dit Sakmas sebagai kultur budaya masyarakat Kei dalam tatanan hukum adat Larwul Ngabal terutama perempuan dalam status sosial, hukum maupun budaya", ujar Mohan.
Menurutnya, perempuan Kei sendiri sudah banyak bergerak diberbagai bidang di daerah ini, namun melihat perkembangan saat ini, budaya kita mulai terkikis oleh perkembangan globalisasi dan moderenisasi saat ini.
Oleh karena itu, kita perlu lestarikan budaya kita dalam hal ini nilai-nilai luhur yang telah diwariskan Nen Dit Sakmas kepada kita, dan yang utama harkat dan martabat perempuan kei perlu kita jaga agar tidak muda ternodai dan dijatuhkan, tandas Mohan.
Mohan menambahkan, hasil dari diskusi ini sendiri, kami DPD KNPI Malra akan membentuk satu forum perempuan untuk melihat persoalan-persoalan perempuan di daerah ini, seperti perti perempuan yang mengalami pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga dan lainnya.
Selain itu, kami juga akan menindak lanjuti persoalan-persolan perempuan di kei dengan bantuan hukum, pungkas Mohan.
Pantauan Antara, diskusi yang dilangsungkan tersebut menyedot perhatian peserta diskusi atas pemaparan materi oleh berbagai nara sumber, serta tanya jawab dan solusi berkaitan dengan upaya menjaga harkat dan martabat prempuan kei masa kini berlangsung lancar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019