Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Provinsi Maluku melakukan penukaran uang lusuh maupun layak edar sebanyak Rp1,8 miliar melalui kegiatan tim ekspedisi kas keliling ke pulau-pulau tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) jilid III 2019.
"Rp1,8 miliar itu berhasil ditukar pada enam titik yang disinggahi Tim yakni di Pulau Kelang, Pulau Seram masing-masing di Desa Luhu, Laimu, Kilmuri, dan di Pulau Banda," kata Kepala Tim sistem pembayaran pengelolaan uang rupiah BI Provinsi Maluku Teguh Triyono di Ambon, Rabu.
Kegiatan ekspedisi jilid III ini mempergunakan kapal angkatan laut (KAL) milik Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon dengan melibatkan petugas kas keliling BI Maluku yang bertugas guna melakukan penukaran uang lusuh maupun uang layak edar dengan uang yang baru, ada juga petugas dari Pemerintah daerah dalam hal ini Pemda Provinsi Maluku biro ekonomi.
Selain itu juga melibatkan pihak Rumah sakit dalam hal ini yang ikut dokter dan petugas medis dari Rumah Sakit Dokter Latumeten Ambon yang bertugas memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang disinggahi tim ekspedisi, dan juga media cetak dan elektronik.
"Jadi tim ekspedisi jilid III ini mengikutsertakan tim kesehatan pada kegiatan tersebut sangat menguntungkan warga masyarakat setempat, sebab tercatat sebanyak 541 orang berhasil mendapatkan pelayanan kesehatan gratis," ujarnya.
Kegiatan ini sangat menarik, selain obat-obatan yang disediakan BI Maluku secara gratis, para petugas kesehatan juga turun ke rumah-rumah penduduk guna memberikan pelayanan, dia mencontohkan seperti di Desa Kilmuri petugas kesehatan sampai turun ke rumah-rumah penduduk guna memberikan pelayanan kesehatan.
Teguh juga menjelaskan, pada kegiatan ekspedisi itu BI Maluku juga melancarkan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), yakni ada 16 paket bantuan yang dibagikan di titik-titik yang disinggahi tim ekspedisi, diantaranya delapan paket berupa bantuan pendidikan berupa buku-buku, alat-alat olahraga, dan delapan paket lainnya bersifat umum seperti misalnya mesin genset, bantuan rumah ibadah dan lainnya.
"Kemudian dari teman-teman media yang turut serta dalam tim ekspedisi itu diharapkan bisa memberikan gambaran kepada masyarakat di daerah ini, sesuai apa yang mereka lihat selama dalam perjalanan ekspedisi, selain penukaran uang yang dilakukan petugas kas keliling dari BI Maluku, kira-kira di daerah -daerah yang termasuk dalam daerah 3T itu sangat memerlukan apa saja dan itu diberitakan sebagai perhatian pemda Maluku," ujarnya.
Bisa saja dari unsur pendidikan, infrastruktur ,budaya, kesehatan, dan lainnya yang harus mendapat perhatian Pemerintah daerah sekaligus juga bisa mengkritik kepada pihak Pemerintah daerah sesuai dengan apa yang ditemui di desa-desa tersebut.
"Jadi setelah kembali dari kegiatan ekspedisi dengan situasi kondisi yang didapat kira-kira tanggungjawabnya siapa saja, instansi mana saja, tinggal dikonfirmasi lanjutan untuk membangun Maluku ke depan, itu yang perlu diberitakan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
"Rp1,8 miliar itu berhasil ditukar pada enam titik yang disinggahi Tim yakni di Pulau Kelang, Pulau Seram masing-masing di Desa Luhu, Laimu, Kilmuri, dan di Pulau Banda," kata Kepala Tim sistem pembayaran pengelolaan uang rupiah BI Provinsi Maluku Teguh Triyono di Ambon, Rabu.
Kegiatan ekspedisi jilid III ini mempergunakan kapal angkatan laut (KAL) milik Pangkalan Utama Angkatan Laut (Lantamal) IX Ambon dengan melibatkan petugas kas keliling BI Maluku yang bertugas guna melakukan penukaran uang lusuh maupun uang layak edar dengan uang yang baru, ada juga petugas dari Pemerintah daerah dalam hal ini Pemda Provinsi Maluku biro ekonomi.
Selain itu juga melibatkan pihak Rumah sakit dalam hal ini yang ikut dokter dan petugas medis dari Rumah Sakit Dokter Latumeten Ambon yang bertugas memberikan pelayanan gratis kepada masyarakat yang disinggahi tim ekspedisi, dan juga media cetak dan elektronik.
"Jadi tim ekspedisi jilid III ini mengikutsertakan tim kesehatan pada kegiatan tersebut sangat menguntungkan warga masyarakat setempat, sebab tercatat sebanyak 541 orang berhasil mendapatkan pelayanan kesehatan gratis," ujarnya.
Kegiatan ini sangat menarik, selain obat-obatan yang disediakan BI Maluku secara gratis, para petugas kesehatan juga turun ke rumah-rumah penduduk guna memberikan pelayanan, dia mencontohkan seperti di Desa Kilmuri petugas kesehatan sampai turun ke rumah-rumah penduduk guna memberikan pelayanan kesehatan.
Teguh juga menjelaskan, pada kegiatan ekspedisi itu BI Maluku juga melancarkan Program Sosial Bank Indonesia (PSBI), yakni ada 16 paket bantuan yang dibagikan di titik-titik yang disinggahi tim ekspedisi, diantaranya delapan paket berupa bantuan pendidikan berupa buku-buku, alat-alat olahraga, dan delapan paket lainnya bersifat umum seperti misalnya mesin genset, bantuan rumah ibadah dan lainnya.
"Kemudian dari teman-teman media yang turut serta dalam tim ekspedisi itu diharapkan bisa memberikan gambaran kepada masyarakat di daerah ini, sesuai apa yang mereka lihat selama dalam perjalanan ekspedisi, selain penukaran uang yang dilakukan petugas kas keliling dari BI Maluku, kira-kira di daerah -daerah yang termasuk dalam daerah 3T itu sangat memerlukan apa saja dan itu diberitakan sebagai perhatian pemda Maluku," ujarnya.
Bisa saja dari unsur pendidikan, infrastruktur ,budaya, kesehatan, dan lainnya yang harus mendapat perhatian Pemerintah daerah sekaligus juga bisa mengkritik kepada pihak Pemerintah daerah sesuai dengan apa yang ditemui di desa-desa tersebut.
"Jadi setelah kembali dari kegiatan ekspedisi dengan situasi kondisi yang didapat kira-kira tanggungjawabnya siapa saja, instansi mana saja, tinggal dikonfirmasi lanjutan untuk membangun Maluku ke depan, itu yang perlu diberitakan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019