Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Maluku Tenggara (Malra) mulai menerapkan teknologi informasi dalam usaha pertanian yang disebut irigasi pertanian pintar.
Hal itu ditandai dengan dicanangkannya Smart Farming Irrigation tahun 2019 yang meliputi sistem irigasi tetes dan sistem sms irigasi oleh Pemda setempat, betempat di Aula lantai III Kantor Bupati Malra di Langgur, Senin.
Bupati Malra dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Bupati Petrus Beruatwarin menyampaikan, untuk mewujudkan visi masyarakat Malra yang mandiri, cerdas, demokratis, dan berkeadilan, maka pembangunan yang dilakukan haruslah dapat berdaptasi dengan perubahan lingkungan global saat ini, yang dikenal dengan era revolusi industri 4.0.
Memasuki era revolusi industri 4.0 berbagai aktivitas sosial, pendidikan, ekonomi selalu berkaitan dengan otomasi yang terintegrasi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), termasuk di dalamnya pada pembangunan pertanian.
Ciri-ciri majunya pembangunan pertanian adalah mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terpenuhinya kesejahteraan petani, selain itu mempunyai daya saing (ekspor).
Pertanian akan sulit mencukupi kebutuhan penduduk kita yang terus bertambah tanpa teknologi.
Maka, teknologi pertanian pintar atau smart farming akan memungkinkan petani mengelola usaha taninya dengan efektif dan efisien untuk mencapai target produksi dan kualitas produk yang berdaya saing sehingga bahan pangan dapat tersedia bagi pemenuhan konsumsi masyarakat Malra, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Dalam kesempatan ini, saya instruksikan kepada seluruh jajaran Dinas Pertanian agar berbenah diri dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat menerapkan smart farming berbasis internet of things (IoT) yang mengkoneksikan sarana/alat mesin pertanian dengan internet melalui smarthpone maupun gadget lainnya," kata bupati.
Ia menandaskan, pencanangan smart farming merupakan momentum penting sebagai awal yang baik bagi berkembangnya pertanian berbasis teknologi di Malra.
Tahap awal ini, akan memulai penerapan smart farming dengan smart irigation yaitu sistem irigasi yang dikembangkan dengan memanfaatkan internet dan smartphone yang bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi petani dalam pengelolaan usaha tani, tutup Bupati dalam sambutannya.
Kepala Dinas Pertanian Malra Felix Tethol dalam arahan singkatnya pada acara tersebut mengungkapkan, RPJMD periode 2018-2019 Pemda Malra dalam menjalankan misi mengembangkan ekonomi yang berdaya saing, Dinas Pertanian dituntut dalam hal peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan nilai tukar pertanian, peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, dan penyerapan tenaga kerja terutama dari kaum mileneal.
"Tuntutan tersebut sudah tentu bukan hal yang mudah untuk dicapai, maka mau tidak mau Dinas Pertanian harus mencari cara atau metodologi baru demi pencapaian tujuan y8ang telah ditetapkan", ujar Felix.
Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di daerah ini yakni menurunnya jumlah tenaga kerja petani (saat ini petanu rata-rata berumur 50 tahun), keterbatasan sumber air, jumlah produktivitas dan kontiniutas yang rendah.
"Di latarbelakangi permasalahan itu, maka ada gagasan dan ide penerapan smart farming (pertanian pintar) didaerah ini berupa irigasi tetes dan irigasi berbasis teknologi informasi hari ini kita canangkan bersama", tandas Felix.
Sementara itu terkait teknis pelaksanaan smart farming irigation dijelaskan oleh Mahfuz As Syukury Rumra Diklat Pim IV angkatan XXIV Tahun 2019 BPSDM Provinsi Maluku.
Mahfuz mengungkapkan ada dua tipe irigasi yang kami lakukan yakni great irigation (irigasi tetes) dan sms irigation dalam mengaplikasikan smart farming di daerah ini.
Irigasi tetes (great irigasi) itu bagaimana kita menyiram tanaman dengan sistem tetes yang langsug mengena pada tanaman (akar tanaman).
Manfaatnya sudah tentu menghemat air, waktu, tenaga kerja, dan otomatis biaya berkurang.
Lanjutnya, sementara irigasi sms (sms irigation) adalah bagaimana kita melakukan penyiraman menggunakan kontrol hp kita sendiri.
"Jadi dimanapun kita berada, jika ada jaringan nir kabel atau internet maka kita dapat melakukan penyiraman pada tanaman kita sekalipun jauh dari lokasi pertanian kita", tutupnya.
Pantauan Antara, acara pencanangan smart farming irigation yang dilangsungkan di aula kantor bupati tersebut selain dihadiri Wakil Bupati Malra, hadir juga perwakilan OPD, Organisasi Kepemudaan, Kepala Pertanian dan jajarannya, serta petani maupun kelompok tani.
Pada kesempatan yang sama juga dilangsungkan demonstrasi penerapan smart farming irigation pada lahan pertanian di Ohoi Wearlilir, dimana penyiraman tanaman pada lokasi tersebut dikontrol atau dijalankan langsung oleh Wakil Bupati Malra yang berada di aula kantor bupati Malra.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019
Hal itu ditandai dengan dicanangkannya Smart Farming Irrigation tahun 2019 yang meliputi sistem irigasi tetes dan sistem sms irigasi oleh Pemda setempat, betempat di Aula lantai III Kantor Bupati Malra di Langgur, Senin.
Bupati Malra dalam sambutannya yang dibacakan oleh Wakil Bupati Petrus Beruatwarin menyampaikan, untuk mewujudkan visi masyarakat Malra yang mandiri, cerdas, demokratis, dan berkeadilan, maka pembangunan yang dilakukan haruslah dapat berdaptasi dengan perubahan lingkungan global saat ini, yang dikenal dengan era revolusi industri 4.0.
Memasuki era revolusi industri 4.0 berbagai aktivitas sosial, pendidikan, ekonomi selalu berkaitan dengan otomasi yang terintegrasi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK), termasuk di dalamnya pada pembangunan pertanian.
Ciri-ciri majunya pembangunan pertanian adalah mampu memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, terpenuhinya kesejahteraan petani, selain itu mempunyai daya saing (ekspor).
Pertanian akan sulit mencukupi kebutuhan penduduk kita yang terus bertambah tanpa teknologi.
Maka, teknologi pertanian pintar atau smart farming akan memungkinkan petani mengelola usaha taninya dengan efektif dan efisien untuk mencapai target produksi dan kualitas produk yang berdaya saing sehingga bahan pangan dapat tersedia bagi pemenuhan konsumsi masyarakat Malra, sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan petani.
"Dalam kesempatan ini, saya instruksikan kepada seluruh jajaran Dinas Pertanian agar berbenah diri dalam meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan sehingga dapat menerapkan smart farming berbasis internet of things (IoT) yang mengkoneksikan sarana/alat mesin pertanian dengan internet melalui smarthpone maupun gadget lainnya," kata bupati.
Ia menandaskan, pencanangan smart farming merupakan momentum penting sebagai awal yang baik bagi berkembangnya pertanian berbasis teknologi di Malra.
Tahap awal ini, akan memulai penerapan smart farming dengan smart irigation yaitu sistem irigasi yang dikembangkan dengan memanfaatkan internet dan smartphone yang bertujuan untuk efektifitas dan efisiensi petani dalam pengelolaan usaha tani, tutup Bupati dalam sambutannya.
Kepala Dinas Pertanian Malra Felix Tethol dalam arahan singkatnya pada acara tersebut mengungkapkan, RPJMD periode 2018-2019 Pemda Malra dalam menjalankan misi mengembangkan ekonomi yang berdaya saing, Dinas Pertanian dituntut dalam hal peningkatan kesejahteraan petani, peningkatan nilai tukar pertanian, peningkatan pertumbuhan sektor pertanian, dan penyerapan tenaga kerja terutama dari kaum mileneal.
"Tuntutan tersebut sudah tentu bukan hal yang mudah untuk dicapai, maka mau tidak mau Dinas Pertanian harus mencari cara atau metodologi baru demi pencapaian tujuan y8ang telah ditetapkan", ujar Felix.
Masalah yang dihadapi dalam pembangunan pertanian di daerah ini yakni menurunnya jumlah tenaga kerja petani (saat ini petanu rata-rata berumur 50 tahun), keterbatasan sumber air, jumlah produktivitas dan kontiniutas yang rendah.
"Di latarbelakangi permasalahan itu, maka ada gagasan dan ide penerapan smart farming (pertanian pintar) didaerah ini berupa irigasi tetes dan irigasi berbasis teknologi informasi hari ini kita canangkan bersama", tandas Felix.
Sementara itu terkait teknis pelaksanaan smart farming irigation dijelaskan oleh Mahfuz As Syukury Rumra Diklat Pim IV angkatan XXIV Tahun 2019 BPSDM Provinsi Maluku.
Mahfuz mengungkapkan ada dua tipe irigasi yang kami lakukan yakni great irigation (irigasi tetes) dan sms irigation dalam mengaplikasikan smart farming di daerah ini.
Irigasi tetes (great irigasi) itu bagaimana kita menyiram tanaman dengan sistem tetes yang langsug mengena pada tanaman (akar tanaman).
Manfaatnya sudah tentu menghemat air, waktu, tenaga kerja, dan otomatis biaya berkurang.
Lanjutnya, sementara irigasi sms (sms irigation) adalah bagaimana kita melakukan penyiraman menggunakan kontrol hp kita sendiri.
"Jadi dimanapun kita berada, jika ada jaringan nir kabel atau internet maka kita dapat melakukan penyiraman pada tanaman kita sekalipun jauh dari lokasi pertanian kita", tutupnya.
Pantauan Antara, acara pencanangan smart farming irigation yang dilangsungkan di aula kantor bupati tersebut selain dihadiri Wakil Bupati Malra, hadir juga perwakilan OPD, Organisasi Kepemudaan, Kepala Pertanian dan jajarannya, serta petani maupun kelompok tani.
Pada kesempatan yang sama juga dilangsungkan demonstrasi penerapan smart farming irigation pada lahan pertanian di Ohoi Wearlilir, dimana penyiraman tanaman pada lokasi tersebut dikontrol atau dijalankan langsung oleh Wakil Bupati Malra yang berada di aula kantor bupati Malra.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2019