USAID melalui Proyek Sustainable Ecosystems Advanced (USAID SEA) mendorog jurnalis di Maluku Utara (Malut), mendukung program prioritas pemerintah khususnya dalam pengelolaan perikanan berkelanjutan melalui isu perikanan dan kelautan.
"Upaya ini untuk meningkatkan produksi ikan dan ketahanan pangan serta pembentukan kawasan konservasi perairan terpisah," kata Senior Marine Program Specialist USAID, Celly Catharina di Ternate, Rabu.
Menurut dia, pentingnya peran media untuk mendukung kebijakan prioritas pemerintah dalam hal pengelolaan ekosistem dan sumber daya laut yang berkelanjutan, USAID menyelenggarakan lokakarya jurnalis dalam mengarusutamakan isu-isu perikanan dan kelautan di Malut.
Lokakarya yang berlangsung dua hari ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Malut Buyung Radjiloen, Pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) -Rochimawati, yang juga ketua The Society of Indonesian Environmental Journalists serta senior Editor Mongabay Indonesia, Nur Rochmani Fajar.
"Kegiatan workshop mengenai isu keluatan dan perikanan, sangat penting bagi jurnalis tidak hanya di Maluku Utara, tapi juga jurnalis Indonesia. Belum banyak yang digali lebih dalam oleh jurnalis terkait itu ini," ujarnya.
Sehingga, setelah mengikuti kegiatan lokakarya ini para peserta akan membuka wawasan jurnalis tentang isu-isu penting khususnya di sektor kelautan dan perikanan di wilayah Maluku Utara dan pada akhirnya akan meningkatkan profesionalisme para jurnalis.
Olehnya itu, dirinya mengharapkan agar para peserta akan termotivasi untuk menuliskan isu-isu terkait dengan pentingnya menjaga dan mengelola kawasan konservasi perairan, menjaga ekosistem laut, praktik perikanan berkelanjutan dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, serta mempromosikan potensi wisata bahari yang ramah lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Malut, Buyung Radjiloen menyatakan bahwa kelestarian sumber daya laut sudah menjadi isu nasional dan global yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat luas, seperti halnya di beberapa bagian di Indonesia, di Malut praktik perikanan illegal atau IUU fishing juga menjadi tantangan utama dan hal ini dapat mengancam ketersediaan ikan di daerah ini.
"Kegiatan workshop mengenai isu kelautan dan perikanan, sangat penting bagi jurnalis tidak hanya di Maluku Utara, tapi juga jurnalis Indonesia. Belum banyak yang digali lebih dalam oleh jurnalis terkait itu ini," ujarnya.
Dia berpesan agar para peserta akan termotivasi untuk menuliskan isu-isu terkait dengan pentingnya menjaga dan mengelola kawasan konservasi perairan, menjaga ekosistem laut, praktik perikanan berkelanjutan dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, serta mempromosikan potensi wisata bahari yang ramah lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
"Upaya ini untuk meningkatkan produksi ikan dan ketahanan pangan serta pembentukan kawasan konservasi perairan terpisah," kata Senior Marine Program Specialist USAID, Celly Catharina di Ternate, Rabu.
Menurut dia, pentingnya peran media untuk mendukung kebijakan prioritas pemerintah dalam hal pengelolaan ekosistem dan sumber daya laut yang berkelanjutan, USAID menyelenggarakan lokakarya jurnalis dalam mengarusutamakan isu-isu perikanan dan kelautan di Malut.
Lokakarya yang berlangsung dua hari ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Malut Buyung Radjiloen, Pengurus Aliansi Jurnalis Independen (AJI) -Rochimawati, yang juga ketua The Society of Indonesian Environmental Journalists serta senior Editor Mongabay Indonesia, Nur Rochmani Fajar.
"Kegiatan workshop mengenai isu keluatan dan perikanan, sangat penting bagi jurnalis tidak hanya di Maluku Utara, tapi juga jurnalis Indonesia. Belum banyak yang digali lebih dalam oleh jurnalis terkait itu ini," ujarnya.
Sehingga, setelah mengikuti kegiatan lokakarya ini para peserta akan membuka wawasan jurnalis tentang isu-isu penting khususnya di sektor kelautan dan perikanan di wilayah Maluku Utara dan pada akhirnya akan meningkatkan profesionalisme para jurnalis.
Olehnya itu, dirinya mengharapkan agar para peserta akan termotivasi untuk menuliskan isu-isu terkait dengan pentingnya menjaga dan mengelola kawasan konservasi perairan, menjaga ekosistem laut, praktik perikanan berkelanjutan dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, serta mempromosikan potensi wisata bahari yang ramah lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir.
Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Malut, Buyung Radjiloen menyatakan bahwa kelestarian sumber daya laut sudah menjadi isu nasional dan global yang penting untuk disampaikan kepada masyarakat luas, seperti halnya di beberapa bagian di Indonesia, di Malut praktik perikanan illegal atau IUU fishing juga menjadi tantangan utama dan hal ini dapat mengancam ketersediaan ikan di daerah ini.
"Kegiatan workshop mengenai isu kelautan dan perikanan, sangat penting bagi jurnalis tidak hanya di Maluku Utara, tapi juga jurnalis Indonesia. Belum banyak yang digali lebih dalam oleh jurnalis terkait itu ini," ujarnya.
Dia berpesan agar para peserta akan termotivasi untuk menuliskan isu-isu terkait dengan pentingnya menjaga dan mengelola kawasan konservasi perairan, menjaga ekosistem laut, praktik perikanan berkelanjutan dengan menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan, serta mempromosikan potensi wisata bahari yang ramah lingkungan yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat pesisir.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020