Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Maluku Utara (Malut) berharap bank sampah Tubo Kota Ternate menjadi percontohan dalam pengelolaannya guna menjaga lingkungan tetap bersih sekaligus bernilai ekonomis.
"Kita berharap program bank sampah di Ternate ini dapat diduplikasi ke daerah-daerah yang lain," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Malut Fachrudin Tukuboya di sela kunjungannya untuk memantau pengelolaan sampah binaan PT Pertamina DPPU Babullah di Ternate, Selasa.
Dalam kunjungan Fachrudin didampingi dua orang stafnya. Kedatangan mereka disambut oleh Community Development specialist CSR PT Pertamina (persero) DPPU Babullah Aprilya Lestari dan Ketua bank sampah Tubo Jadid Kader.
Kadis DLH Fachrudin mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat Tubo yang membentuk bank sampah, sehingga memiliki nilai ekonomis sekaligus untuk menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah, baik organik maupun non organik.
Ia berharap DPPU Babullah intensif mendampingi pengelola bank sampah, mulai dari manajemen pengelolaan hingga mencari langganan penjual sampah.
Fachrudin menyadari sampah menjadi masalah krusial, untuk itu keterlibatan semua pihak dalam menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah sangat diharapkan.
"Saya berharap teman-teman dari BUMN, BUMD, bisa melakukan kegiatan yang sama seperti yang dilakukan DPPU Babullah, karena ini sangat bermanfaat dan kalau saya lihat dari aspek lingkungan sangat mengena dan dari sisi ekonominya itu luar biasa," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemprov Malut berkomitmen memberikan dukungan jangka panjang kepada bank sampah, selain terus melakukan sosialisasi agar kegiatan serupa juga dilakukan di daerah lain.
Selain itu, ia juga berupaya mendorong kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, melalui bank sampah yang sudah berhasil.
"Satu instrumen untuk mendorong kesadaran masyarakat adalah keberhasilan, karena masyarakat melihat contoh dulu," ujarnya.
Salah satu warga yang berhasil memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos adalah Ibu Masaad, warga kelurahan Tubo yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam selada, bayam, dan sawi. Tanaman itu, hanya dikasih pupuk kompos hasil produksi sendiri yang didukung CSR DPPU Babullah.
Dari hasil menanam itu, ibu Masaad mendapatkan keuntungan Rp4 juta setiap kali panen dalam kurun waktu hanya tiga bulan. "Ini yang kita harapkan, menjadi contoh untuk warga yang lain. Memanfaatkan pekarangan rumah, membuat pupuk sendiri dan mendapatkan keuntungan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020
"Kita berharap program bank sampah di Ternate ini dapat diduplikasi ke daerah-daerah yang lain," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Provinsi Malut Fachrudin Tukuboya di sela kunjungannya untuk memantau pengelolaan sampah binaan PT Pertamina DPPU Babullah di Ternate, Selasa.
Dalam kunjungan Fachrudin didampingi dua orang stafnya. Kedatangan mereka disambut oleh Community Development specialist CSR PT Pertamina (persero) DPPU Babullah Aprilya Lestari dan Ketua bank sampah Tubo Jadid Kader.
Kadis DLH Fachrudin mengapresiasi tingkat kesadaran masyarakat Tubo yang membentuk bank sampah, sehingga memiliki nilai ekonomis sekaligus untuk menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah, baik organik maupun non organik.
Ia berharap DPPU Babullah intensif mendampingi pengelola bank sampah, mulai dari manajemen pengelolaan hingga mencari langganan penjual sampah.
Fachrudin menyadari sampah menjadi masalah krusial, untuk itu keterlibatan semua pihak dalam menjaga lingkungan tetap bersih dari sampah sangat diharapkan.
"Saya berharap teman-teman dari BUMN, BUMD, bisa melakukan kegiatan yang sama seperti yang dilakukan DPPU Babullah, karena ini sangat bermanfaat dan kalau saya lihat dari aspek lingkungan sangat mengena dan dari sisi ekonominya itu luar biasa," ujarnya.
Oleh karena itu, Pemprov Malut berkomitmen memberikan dukungan jangka panjang kepada bank sampah, selain terus melakukan sosialisasi agar kegiatan serupa juga dilakukan di daerah lain.
Selain itu, ia juga berupaya mendorong kesadaran masyarakat agar tidak membuang sampah sembarangan, melalui bank sampah yang sudah berhasil.
"Satu instrumen untuk mendorong kesadaran masyarakat adalah keberhasilan, karena masyarakat melihat contoh dulu," ujarnya.
Salah satu warga yang berhasil memanfaatkan sampah organik menjadi pupuk kompos adalah Ibu Masaad, warga kelurahan Tubo yang memanfaatkan pekarangan rumah untuk menanam selada, bayam, dan sawi. Tanaman itu, hanya dikasih pupuk kompos hasil produksi sendiri yang didukung CSR DPPU Babullah.
Dari hasil menanam itu, ibu Masaad mendapatkan keuntungan Rp4 juta setiap kali panen dalam kurun waktu hanya tiga bulan. "Ini yang kita harapkan, menjadi contoh untuk warga yang lain. Memanfaatkan pekarangan rumah, membuat pupuk sendiri dan mendapatkan keuntungan," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2020