Komunitas Green Moluccas mengembangkan sekolah alam di dua lokasi di kota Ambon yang diperuntukkan bagi anak-anak pemulung sampah.
Setelah mendirikan sekolah alam di lokasi TPA Toisapu pada 2015, kemudian dibuka di BTN Passo Indah pada 2020, kata pendiri Green Moluccas, Irene Sohilait, di Ambon, Minggu.
"Kita pada 2020 membuka sekolah alam di kawasan BTN Passo Indah yang diperuntukkan bagi anak-anak di sekitar lokasi tersebut, dengan syarat uang masuk dibayar dengan menukarkan sampah plastik," katanya.
Dikatakannya, siswa yang terdaftar dalam sekolah alam sebanyak 172 siswa yang terbagi 132 di kawasan TPA Benteng Karang Toisapu dan 40 di BTN Passo Indah.
Di masa pandemi COVID-19 pihaknya membatasi siswa yang belajar menjadi 10 orang dan diatur dengan jadwal.
Setiap hari hanya dua kelas belajar dengan batasan 10 siswa dengan materi utama pendidikan lingkungan hidup dan kebencanaan, serta kelas pilihan.
"Kelas pilihan yang bisa dipilih seperti kelas seni yakni menari, pantomin, urban farming dan berbagai kelas khusus yang tidak ada di kelas formal," ujar Irene.
Kurikulum di sekolah alam Green Moluccas berbeda yakni montesori atau teori perkembangan anak yang bertujuan mencetak generasi peduli lingkungan.
Setidaknya ada tiga kurikulum khusus yakni kebencanaan, lingkungan hidup dan pola hidup bersih dan sehat.
"Tujuannya anak-anak menjadi kader lingkungan, ke depan jadi agen perubahan di tiap lingkungan, serta menjadi duta lingkungan mulai dari kecil ditanamkan rasa cinta lingkungan," ujarnya.
Guru sekolah alam semuanya merupakan relawan yang direkrut dari anggota Green Moluccas sebanyak 12 pengajar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Setelah mendirikan sekolah alam di lokasi TPA Toisapu pada 2015, kemudian dibuka di BTN Passo Indah pada 2020, kata pendiri Green Moluccas, Irene Sohilait, di Ambon, Minggu.
"Kita pada 2020 membuka sekolah alam di kawasan BTN Passo Indah yang diperuntukkan bagi anak-anak di sekitar lokasi tersebut, dengan syarat uang masuk dibayar dengan menukarkan sampah plastik," katanya.
Dikatakannya, siswa yang terdaftar dalam sekolah alam sebanyak 172 siswa yang terbagi 132 di kawasan TPA Benteng Karang Toisapu dan 40 di BTN Passo Indah.
Di masa pandemi COVID-19 pihaknya membatasi siswa yang belajar menjadi 10 orang dan diatur dengan jadwal.
Setiap hari hanya dua kelas belajar dengan batasan 10 siswa dengan materi utama pendidikan lingkungan hidup dan kebencanaan, serta kelas pilihan.
"Kelas pilihan yang bisa dipilih seperti kelas seni yakni menari, pantomin, urban farming dan berbagai kelas khusus yang tidak ada di kelas formal," ujar Irene.
Kurikulum di sekolah alam Green Moluccas berbeda yakni montesori atau teori perkembangan anak yang bertujuan mencetak generasi peduli lingkungan.
Setidaknya ada tiga kurikulum khusus yakni kebencanaan, lingkungan hidup dan pola hidup bersih dan sehat.
"Tujuannya anak-anak menjadi kader lingkungan, ke depan jadi agen perubahan di tiap lingkungan, serta menjadi duta lingkungan mulai dari kecil ditanamkan rasa cinta lingkungan," ujarnya.
Guru sekolah alam semuanya merupakan relawan yang direkrut dari anggota Green Moluccas sebanyak 12 pengajar.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021