Sejumlah warga kawasan banjir Loloda Utara-Galela, Kabupaten Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara membuat rakit untuk membantu masyarakat melintasi Sungai Tiabo, karena jembatan penghubung terputus akibat banjir sejak Sabtu (16/1).
"Banjir yang mengakibatkan jalan penghubung dua kecamatan antara Loloda Utara dan Galela Utara terputus. Saat ini masyarakat setempat memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengais rupiah," kata Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Ngidiho Jarnawi Dodungo di Ternate, Selasa.
Meski tak seberapa ongkos yang harus dirogoh, masyarakat yang hendak menuju dari Loloda Utara menuju ke Galela sangat merasa terbantu dengan rakit yang disediakan pemuda desa setempat.
Dia mengatakan, akses jalan darat yang putus akibat di terjang banjir tersebut saat ini masih dilewati air dengan arus yang cukup deras, sehingga harus menggunakan rakit yang didesain khusus untuk memuat warga dan kendaraan roda dua ketika hendak menyeberang sungai.
"Pemuda dan penambang pasir di sana membuat rakit guna membantu warga menyeberang kali Tiabo," ujarnya.
Menurutnya, warga yang mau menyeberang harus merogoh kocek sebesar Rp10 ribu, sementara kendaraan roda Rp20 ribu ketika menggunakan jasa penyeberangan.
Sementara itu Rusmin misalnya, salah seorang pengguna jasa penyeberangan mengatakan dengan adanya rakit tersebut, masyarakat sangat terbantu saat melakukan perjalanan dari Loloda ke Galela maupun Tobelo.
"Sebab, dengan kondisi seperti ini, masyarakat tentunya merasa terbantu dengan rakit ini, meskipun harus mengeluarkan biaya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Banjir yang mengakibatkan jalan penghubung dua kecamatan antara Loloda Utara dan Galela Utara terputus. Saat ini masyarakat setempat memanfaatkan kondisi tersebut untuk mengais rupiah," kata Ketua Badan Pemusyawaratan Desa (BPD) Ngidiho Jarnawi Dodungo di Ternate, Selasa.
Meski tak seberapa ongkos yang harus dirogoh, masyarakat yang hendak menuju dari Loloda Utara menuju ke Galela sangat merasa terbantu dengan rakit yang disediakan pemuda desa setempat.
Dia mengatakan, akses jalan darat yang putus akibat di terjang banjir tersebut saat ini masih dilewati air dengan arus yang cukup deras, sehingga harus menggunakan rakit yang didesain khusus untuk memuat warga dan kendaraan roda dua ketika hendak menyeberang sungai.
"Pemuda dan penambang pasir di sana membuat rakit guna membantu warga menyeberang kali Tiabo," ujarnya.
Menurutnya, warga yang mau menyeberang harus merogoh kocek sebesar Rp10 ribu, sementara kendaraan roda Rp20 ribu ketika menggunakan jasa penyeberangan.
Sementara itu Rusmin misalnya, salah seorang pengguna jasa penyeberangan mengatakan dengan adanya rakit tersebut, masyarakat sangat terbantu saat melakukan perjalanan dari Loloda ke Galela maupun Tobelo.
"Sebab, dengan kondisi seperti ini, masyarakat tentunya merasa terbantu dengan rakit ini, meskipun harus mengeluarkan biaya," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021