Dewan Pimpinan Daerah Partai Gerakan Indonesia Raya (DPD Gerindra) Maluku mencanangkan gerakan Penghijauan Gunung Nona, kecamatan Nusaniwe, Kota Ambon, Sabtu petang.
Gerakan yang dilakukan dengan lewat aksi penanaman 100 anakan pohon mahoni, jati putih, duku dan mangga itu diawali Ketua DPD Gerindra Maluku, Hendrik Lewerissa, Ketua DPC Gerindra Kota Ambon, Philip Latumeirissa dan Ketua Tunas Indonesia Raya (Tidar) Maluku, Melkianus Sairlehut.
Selain itu, dua anggota DPRD Kota Ambon dari Partai Gerindra yakni Johan Maitimu dan Rustam Latuponno dengan melibatkan simpatisan maupun kader serta kelompok tani binaan partai politik tersebut di Gunung Nona.
Hendrik mengatakan penghijauan Gunung Nona itu bertujuan mendukung program pemerintah kota Ambon melestarikan kawasan konservasi air mengingat saat ini di ibu kota provinsi Maluku terjadi krisis air tanah.
"Gunung Nona sebagai bekas lokasi pencanangan Pekan Penghijauan dan Konservasi Alam Nasional (PPKAN) yang dilakukan Presiden Suharto pada 1996 merupakan kawasan penyangga air sehingga perlu dijaga kelestarian lingkungannya," katanya.
Hendrik menyerukan para pengurus, kader dan simpatisan Partai Gerindra, baik Maluku maupun Kota Ambon agar bertanggung jawab terhadap 100 anakan pohon sebagai penanaman awal sehingga terjamin kehidupannya.
"Harus jaga hingga pohon-pohon tersebut dipastikan hidup dan kelompok tani binaan Partai Gerindra diberdayakan untuk merawatnya, sehingga satu dari delapan program aksi kepedulian sosial partai yang dicanangkan Ketua Dewan Pembina Prabowo Subianto Djojohadikusumo sukses di Gunung Nona," tegasnya.
Sedangkan Ketua Tidar Maluku, Melkianus, mengatakan organisasi sayap dari Partai Gerindra merasa terpanggil untuk menyukseskan program Penanaman 1 Miliar Pohon yang dicanangkan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
"Penanaman 100 anakan pohon ini baru tahap awal karena kami perlu memastikan kelangsungan hidupnya pada musim kemarau nanti," ujarnya.
Melkianus menambahkan penanaman ini juga untuk menyikapi telah beralihnya fungsi hutan di Kota Ambon sehingga daerah tersebut kini mengalami krisis air serta di musim hujan terjadi longsor maupun banjir yang menelan korban, baik jiwa maupun material.
Data Dinas Kehutanan dan Peternakan Pemkot Ambon menunjukkan, alih fungsi hutan menjadi permukiman dan ladang terus terjadi di hutan Air Besar atau hutan Sirimau serta hutan di Gunung Nona.
Sedangkan perkiraan kebutuhan hutan kota di Kota Ambon untuk tahun 2010 yaitu 20.286,93 ha, tahun 2015 sebesar 22.691,32 ha, tahun 2020 sebesar 25.398 ha, dan tahun 2025 sebesar 28.444,93 ha.
Titik keseimbangan antara kebutuhan dan ketersediaan hutan kota terdapat di pertengahan tahun 2012. Pada tahun tersebut diperkirakan jumlah penduduk Kota Ambon akan mencapai 309.065 jiwa dengan kebutuhan air sebesar 15.623.991 m3 per tahun.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2010