Tim Relawan Ambon menggelar beragam permainan yang melibatkan anak-anak pengungsi terdampak gempa di Desa Tehoru, Kecamatan Tehoru, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku guna memulihkan trauma mereka, Selasa.
Dipusatkan di halaman Madrasah Aliyah Negeri Tehoru, beragam permainan digelar oleh Tim Relawan Ambon, mulai dari permainan kesenangan seperti tali-temali dan "rangking satu hingga lomba menghapal proklamasi dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.
Sedikitnya ada 43 anak pengungsi Desa Tehoru yang terlibat dalam kegiatan pemulihan trauma gempa. Rata-rata dari mereka masih berstatus pelajar SD dan SMP.
Koordinator Posko Tanggap Bencana Tim Relawan Ambon di Kecamatan Tehoru, Halid Sanahuyo mengatakan kegiatan pemulihan trauma bagi anak-anak dilaksanakan agar mereka tidak merasa tertekan harus bertahan di lokasi pengungsian, karena hingga saat ini gempa-gempa susulan masih terjadi.
Dengan kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak juga bisa tetap merasa bahagia dan semangat serta tidak merasa kehilangan kesempatan untuk bermain sambil belajar.
"Berada di lokasi pengungsian membuat orang bisa tertekan dan stres, apalagi anak-anak, mereka tidak bisa bebas bermain seperti biasanya, tapi dengan kegiatan ini diharapkan mereka bisa sedikit melupakan apa yang terjadi," katanya.
Halid menjelaskan jumlah pengungsi di lokasi Madrasah Aliyah Negeri Tehoru berjumlah 297 jiwa dan terbagi dalam 139 kepala keluarga (KK), 144 orang di antaranya adalah laki-laki dan 146 perempuan, delapan orang lanjut usia (lansia), 121 anak-anak, delapan bayi dan tiga balita.
Dari total yang ada, ada dua orang ibu hamil, dua ibu menyusui dan empat orang penyandang disabilitas.
Saat ini kebutuhan utama pengungsi adalah terpal untuk tenda, tikar dan selimut, termasuk juga kelambu untuk anak-anak, balita dan bayi.
"Kalau di lokasi ini yang paling dibutuhkan adalah tikar dan selimut, dan itu belum tersedia di posko kami, masih sementara kami usahakan dengan pengumpulan donasi," ucap dia.
Dikatakannya lagi, kebutuhan pengungsi di Kecamatan Tehoru secara umum hampir sama, selain Desa Yaputih dan Saunulu yang kesulitan pasokan air bersih di lokasi pengungsian.
Terkait itu, Tim Relawan Ambon telah menyalurkan selang berukuran 100 meter kepada pengungsi Saunulu dan selang 50 meter ke Yaputih, agar bisa digunakan oleh mereka untuk mengakses air bersih bagi keperluan makan, minum dan MCK.
"Saat ini di posko yang tersedia hanya 38 buah terpal dan 52 kelambu. Dua terpal dan 26 buah kelambu sudah kami bagikan ke Dusun Mahu, Desa Ekano dan Desa Nyali. Pembagian bantuan menyasar kepada mereka yang paling membutuhkan," kata Halid.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Dipusatkan di halaman Madrasah Aliyah Negeri Tehoru, beragam permainan digelar oleh Tim Relawan Ambon, mulai dari permainan kesenangan seperti tali-temali dan "rangking satu hingga lomba menghapal proklamasi dan menyanyikan lagu-lagu kebangsaan.
Sedikitnya ada 43 anak pengungsi Desa Tehoru yang terlibat dalam kegiatan pemulihan trauma gempa. Rata-rata dari mereka masih berstatus pelajar SD dan SMP.
Koordinator Posko Tanggap Bencana Tim Relawan Ambon di Kecamatan Tehoru, Halid Sanahuyo mengatakan kegiatan pemulihan trauma bagi anak-anak dilaksanakan agar mereka tidak merasa tertekan harus bertahan di lokasi pengungsian, karena hingga saat ini gempa-gempa susulan masih terjadi.
Dengan kegiatan tersebut, diharapkan anak-anak juga bisa tetap merasa bahagia dan semangat serta tidak merasa kehilangan kesempatan untuk bermain sambil belajar.
"Berada di lokasi pengungsian membuat orang bisa tertekan dan stres, apalagi anak-anak, mereka tidak bisa bebas bermain seperti biasanya, tapi dengan kegiatan ini diharapkan mereka bisa sedikit melupakan apa yang terjadi," katanya.
Halid menjelaskan jumlah pengungsi di lokasi Madrasah Aliyah Negeri Tehoru berjumlah 297 jiwa dan terbagi dalam 139 kepala keluarga (KK), 144 orang di antaranya adalah laki-laki dan 146 perempuan, delapan orang lanjut usia (lansia), 121 anak-anak, delapan bayi dan tiga balita.
Dari total yang ada, ada dua orang ibu hamil, dua ibu menyusui dan empat orang penyandang disabilitas.
Saat ini kebutuhan utama pengungsi adalah terpal untuk tenda, tikar dan selimut, termasuk juga kelambu untuk anak-anak, balita dan bayi.
"Kalau di lokasi ini yang paling dibutuhkan adalah tikar dan selimut, dan itu belum tersedia di posko kami, masih sementara kami usahakan dengan pengumpulan donasi," ucap dia.
Dikatakannya lagi, kebutuhan pengungsi di Kecamatan Tehoru secara umum hampir sama, selain Desa Yaputih dan Saunulu yang kesulitan pasokan air bersih di lokasi pengungsian.
Terkait itu, Tim Relawan Ambon telah menyalurkan selang berukuran 100 meter kepada pengungsi Saunulu dan selang 50 meter ke Yaputih, agar bisa digunakan oleh mereka untuk mengakses air bersih bagi keperluan makan, minum dan MCK.
"Saat ini di posko yang tersedia hanya 38 buah terpal dan 52 kelambu. Dua terpal dan 26 buah kelambu sudah kami bagikan ke Dusun Mahu, Desa Ekano dan Desa Nyali. Pembagian bantuan menyasar kepada mereka yang paling membutuhkan," kata Halid.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021