Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG, Daryono di Jakarta, Kamis, mengatakan episenter gempa bumi terletak pada koordinat 0,57 Lintang Selatan (LS) dan 122,19 Bujur Timur (BT), atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 93 kilometer arah TImur Laut Tojo Una Una, Sulawesi Tengah, pada kedalaman 17 kilometer.
"Dengan memerhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat adanya aktivitas sesar lokal," paparnya.
Baca juga: Gempa magnitudo 5,0 terjadi di Lembata NTT
Ia menambahkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser turun (oblique normal fault).
Daryono mengatakan gempa yang terjadi pada Kamis, 6 April 2023, pukul 07.32.04 WIB itu berdampak dan dirasakan di daerah Ampana dengan skala intensitas III-IV MMI (Modified Mercally Intensity), artinya bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Gempa juga terasa di daerah Malili dengan skala intensitas III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu). Dan daerah Poso dengan skala intensitas II-III MMI (getaran dirasakan nyata dalam rumah, terasa getaran seakan akan truk berlalu).
"Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami," kata Daryono.
Baca juga: Gempa M 7,2 Papua Nugini tercatat jaringan seismik BMKG
Hingga pukul 08.10 WIB, lanjut dia, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya satu aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan M3,1.
Daryono mengimbau kepada masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah," tuturnya.
Selain itu ia juga mengimbau agar masyarakat tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.