Purwokerto (ANTARA) - Prima Intan (37) warga Kelurahan Wirasana, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah itu memandang lekat selembar kertas di genggamannya, merunut baris demi baris kalimat agar tidak ada satupun informasi yang terlewat.
Lembaran putih di tangannya itu merupakan surat pemberitahuan dari sekolah dasar tempat putrinya menuntut ilmu, mengenai jadwal vaksinasi anak usia 6 - 11 tahun yang akan dilaksanakan pekan depan.
Rasa hangat menjalari punggung tangannya setelah membaca alinea terakhir. Dia merasakan lega karena bungsu kesayangan akan segera mendapatkan perlindungan di tengah pandemi COVID-19.
Sebelum hari H pelaksanaan vaksinasi tiba, dia bertekad untuk memastikan anaknya beristirahat dengan cukup dan mendapat asupan makanan yang sehat dan bergizi.
Gelombang rasa lega tersebut mungkin saat ini juga tengah dirasakan oleh orang tua lainnya di Kabupaten Purbalingga yang anaknya akan segera mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Pemerintah Kabupaten Purbalingga memastikan bahwa secara keseluruhan ada sebanyak 92.635 anak berusia 6 - 11 tahun yang akan divaksin COVID-19.
Bahkan menurut data terakhir yang dirilis oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Purbalingga, telah ada sebanyak 1.158 anak usia 6 - 11 anak yang sudah mendapatkan vaksinasi dosis pertama sejak pelaksanaannya dimulai pada awal pekan ini.
Kepala Dinas Kesehatan Purbalingga dr. Jusi Febrianto mengatakan pihaknya tengah melakukan percepatan program vaksinasi COVID-19 untuk anak usia 6 - 11 tahun guna memberikan perlindungan dan meningkatkan imunitas serta mempercepat capaian kekebalan komunal atau herd immunity di wilayah ini.
Secara teknis, pelaksanaan vaksinasi anak usia 6 - 11 tahun tersebut dilakukan di sekolah masing-masing guna memudahkan para penerima vaksin untuk menjangkau lokasi serta memudahkan alur koordinasi dan juga sistem pendataan.
Baca juga: Omicron datang, jangan panik tapi tetaplah waspada selalu
Pemkab Purbalingga berharap program vaksinasi untuk anak mendapatkan dukungan penuh dari orang tua agar dapat berjalan lancar sesuai dengan target dan harapan. Terlebih lagi, berbagai persiapan telah dilakukan sejak jauh-jauh hari, sosialisasi juga dilakukan secara rutin dan berkala.
Karenanya, dia mengajak orang tua untuk berperan aktif mendampingi anaknya untuk mendapatkan vaksinasi dan tidak khawatir dengan aspek keamanan karena vaksin yang digunakan telah melalui serangkaian uji.
Bahkan, sebelum proses penyuntikan vaksin juga akan didahului dengan skrining atau pemeriksaan secara seksama untuk melihat kondisi kesehatan anak. Semuanya dilakukan sesuai prosedur sehingga berlangsung dengan aman dan juga nyaman.
Kendati demikian, pendampingan dari orang tua menjadi salah satu hal utama yang sangat diperlukan agak anak-anak akan merasa tenang dan tidak takut saat menerima suntikan vaksin.
Baca juga: Perlunya "upscaling" SDM terampil, solusi isu produktivitas rendah
Jangan Khawatir
Sementara itu, dokter spesialis anak dr. Fresti Oktanindi, Sp.A, M.Sc mengingatkan para orang tua agar senantiasa menjaga kesehatan dan imunitas anak selama pandemi COVID-19.
Dokter yang praktik di RSUD Banyumas tersebut mengatakan salah satu upaya untuk menjaga kesehatan anak selama pandemi COVID-19 adalah dengan memperhatikan pemenuhan gizi seimbang.
Orang tua, menurut dia, perlu memperhatikan dan memastikan bahwa asupan yang dikonsumsi anak mereka telah memenuhi nutrisi makronutrien seperti karbohidrat, protein dan lemak yang dibutuhkan untuk proses tumbuh kembang. Serta nutrisi mikronutrien seperti vitamin dan mineral yang juga sangat dibutuhkan oleh tubuh.
Selain itu orang tua juga perlu tetap menjaga protokol kesehatan untuk melindungi anak-anak mereka dari COVID-19. Karena bagaimanapun pandemi COVID-19 masih belum berakhir, kendati terjadi tren penurunan kasus aktif namun potensi penularan masih ada sehingga perlu tetap meningkatkan kewaspadaan dan disiplin menerapkan protokol kesehatan.
Dia juga mengingatkan orang tua untuk membatasi kegiatan bepergian ke luar rumah bersama anak jika tidak ada keperluan yang mendesak guna menghindari potensi kerumunan. Jika pun harus ke luar rumah, maka perlu tetap memperketat protokol kesehatan secara ketat.
Selain berbagai upaya tersebut, kata dia, hal yang paling penting adalah memastikan anak mereka mendapatkan vaksinasi COVID-19 yang terbukti aman dan telah melalui uji klinis yang dilakukan secara bertahap.
Dia mendorong orang tua agar tidak perlu ragu dan tidak perlu mengkhawatirkan keamanan, juga tidak perlu galau dan tidak perlu menunda-nunda. Begitu ada kesempatan, segera daftarkan anak dan pastikan anak mendapatkan vaksinasi COVID-19.
Pada saat ini, kata dia, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah mengeluarkan rekomendasi terbaru untuk vaksinasi COVID-19 anak usia 6 - 11 tahun yang salah satunya adalah merekomendasikan anak dengan penyakit komorbid boleh divaksin setelah mendapat rekomendasi dari dokter yang merawatnya.
IDAI juga merekomendasikan anak yang telah sembuh dari COVID-19 untuk segera divaksin, sementara pada anak yang menderita COVID-19 derajat berat atau Multi System Inflammantory Syndrome in Children (MIS-C) maka dapat ditunda tiga bulan dan pada derajat ringan hingga sedang ditunda satu bulan.
Baca juga: Mencetak talenta digital Maluku, dimulai dari sekolah
IDAI juga merekomendasikan anak dengan kebutuhan khusus, anak dengan gangguan perkembangan dan perilaku dan anak di panti asuhan/perlindungan perlu mendapat vaksinasi COVID-19 melalui pendekatan khusus untuk pelaksanaannya.
Terakhir, mengenai jarak pemberian vaksin COVID-19 dengan vaksin lain yang sebelumnya minimal empat minggu, kini direkomendasikan minimal dua minggu.
Maka, jika mencermati berbagai hal tersebut, tentunya orang tua perlu merasa lega karena pelaksanaan vaksinasi untuk anak usia 6 -11 tahun telah melalui serangkaian uji klinis dan juga mendapatkan pengawasan dari para ahli di bidangnya, sehingga tidak perlu ragu dan menunda agar ananda mendapat vaksinasi dengan segera.
Baca juga: Upaya tiada henti untuk memperkuat UMKM lewat pendampingan dan pembiayaan