Ternate (ANTARA) - Pemerintah Kota Tidore Kepulauan (Tikep) menyampaikan ke Direktorat Perhubungan Udara terkait penyediaan tiga areal alternatif untuk rencana pembangunan Bandara Loleo di Pulau Halmahera, Provinsi Maluku Utara.
"Tentunya, rencana pembangunan Bandara Loleo ini masuk dalam wilayah administrasi Kota Tikep, maka Dishub menyiapkan tiga alternatif yakni Loleo, Kedua, Akelamo dan ketiga Roy," kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Tikep, Daud Muhammad di Ternate, Rabu.
Daud menjelaskan, pihaknya beberapa waktu lalu telah diundang bersama Dinas Perhubungan Provinsi Maluku Utara (Malut) dan Gubernur untuk bertemu dengan Menteri Perhubungan Budi Karya yang tujuannya membahas persiapan Bandara Loleo.
Dari pertemuan tersebut, Menteri Budi Karya menekankan untuk membangun Kota Sofifi dengan empat infrastruktur, salah satunya adalah Bandara Loleo, pelabuhan di Halbar, pelabuhan Darko di Sofifi, dan pelabuhan Gita sebagai titik emas.
Daud mengakui, survei yang dilakukan merupakan tindaklanjut dari pertemuan sebelumnya kalau persiapan Pemerintah Kota Tidore Kepulauan dan Pemerintah Provinsi Malut secara faktual telah menyiapkan lahan dan mempersiapkan dokumen-dokumen yang diminta oleh Direktorat Perhubungan udara.
"Kalau hasil pembicaraan itu, untuk luasan lokasi Bandara Loleo yang dipersiapkan Pemkot Tikep sekitar 100-120 hektar lahan dengan posisi aman. Kalau 90 hektar belum posisi aman. Tetapi kita menggunakan 100-120 hektar, tentunya mulai dari ruang tunggu dan infrastruktur lainnya sudah pada posisi aman," ujarnya.
Sedangkan, untuk lokasi di Loleo sudah ada Study Cityblity maka daerah yang di survei itu meyakinkan bahwa lahan tersebut bisa membangun Bandara, akan tetapi, belum ada Study Cityblity hanya di Desa Akelamo dan Roy.
"Namun kami juga meminta tim dari pusat untuk turun langsung menecek di lokasinya. Kalau ditinjau dari Kementerian bahwa masih butuh hal yang perlu diselesaikan, maka alternatif kedua yang kita pakai adalah lahan eks MP Akalamo. Sebab antara moda transportasi nyambung. Dikarenakan pelabuhan Loleo direncanakan dibangun menggunakan dana APBD, tapi di tahun 2022 ini kami bangun dari sisi daratnya, tinggal udaranya saja, karena di Loleo itu sangat strategis," katanya.
Sementara status lahan, kata Daud, dari lahan yang dibangun Bandara adalah milik masyarakat dan akan dilakukan pembebasan, baik Pemkot Tikep maupun Pemerintah Provinsi Malut.
Baca juga: Pembangunan bandara Loleo diagendakan tahun 2022, buka akses transportasi
Baca juga: Angkasa Pura luncurkan "Concordia Lounge" di Bandara Pattimura Ambon