Ternate (ANTARA) - Badan Pusat Statistik (BPS) Maluku Utara (Malut) menyatakan, sektor pertambangan dan industri pengolahan menjadi penyumbang ekonomi terbesar di provinsi yang tumbuh 22,94 persen pada 2022.
"Pada 2021 sektor pertambangan hanya tumbuh 16,79 persen, 2022 naik menjadi 22,94 persen," kata Kepala BPS Malut Aidil Adha di Ternate, Selasa. Ekonomi
Menurut dia selain sektor pertambangan ekonomi Maluku Utara juga ditopang sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib 15,62 persen, serta industri pengolahan sebesar 12,93 persen.
Sementara untuk lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan memiliki peran cukup besar dalam perekonomian Malut dan tumbuh 0,65 persen.
Ia merinci struktur PDRB Malut menurut lapangan usaha masih didominasi oleh Lapangan Usaha Industri Pengolahan sebesar 25,76 persen, pertambangan dan penggalian sebesar 16,24 persen, pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 14,65 persen;, perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 12,51 persen, serta Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar 10,66 persen.
Sedangkan, untuk ekonomi Malut triwulan IV-2022 dibanding triwulan IV-2021 (y-on-y) mengalami pertumbuhan sebesar 17,74 persen. Pertumbuhan terjadi pada sebagian besar lapangan usaha. Lapangan usaha yang mengalami pertumbuhan tertinggi adalah pertambangan dan penggalian sebesar 66,35 persen, industri pengolahan sebesar 38,13 persen serta real estate sebesar 9,34 persen.
BPS : sektor pertambangan penyumbang ekonomi Malut terbesar
Selasa, 7 Februari 2023 17:52 WIB