Ambon (Antara Maluku) - Pemerintah provinsi mengharapkan kegiatan seminar dan konser doa yang diselenggarakan World Prayer Assembly (WPA) Maluku dapat memberikan rekomendasi konstruktif untuk menyelesaikan berbagai permasalahan daerah itu maupun persoalan bangsa secara umum.
"Saya berharap kegiatan ini dapat memberikan rekomendasi konstruktif dalam rangka menyelesaikan berbagai permasalahan yang sedang dihadapi di daerah dan juga untuk menyelesaikan permasalahan bangsa," kata Sekda Maluku, Ros Farfar saat membuka seminar dan konser doa yang diselenggarakan WPA di Ambon, Rabu.
Kegiatan seminar dan konser doa yang berlangsung dua hari ini dihadiri berbagai peserta dari denominasi gereja se-Kota Ambon serta menghadirkan Pendeta Rev Suzzeta Hattingh dari Jerman, Pendeta Tony Mulia, Pendeta Andre Latuhihin dan Pendeta Hasanuddin selaku pembicara.
Sekda Farfar, yang membuka acara tersebut dan membacakan sambutan Gubernur Karel Albert Ralahalu, mengatakan umat Kristen yang bertumbuh di dalam Tuhan adalah Umat Kristen yang selalu berdoa.
"Umat tidak hanya memusatkan kerja, karya dan doanya untuk diri sendiri tetapi juga kepada sesama manusia termasuk gereja, daerah dan negaranya," katanya.
Dikatakan, keterlibatan semua hamba Tuhan dari berbagai interdenominasi gereja dalam kegiatan ini merupakan wujud kesatuan gereja-gereja Tuhan untuk bersatu, saling menopang, mendoakan dan bergumul bersama dengan pemerintah dalam menghadapi persoalan-persoalan bangsa dan negara ini.
"Saya yakin ketika semua gereja bersekutu dan bersatu, Tuhan akan memulihkan dan menganugerahkan kesejahteraan untuk bangsa, provinsi dan kota kita," ujar Gubernur.
Karena itu, seminar dan konser doa ini dapat menggugah semua umat Kristen di Provinsi Maluku memiliki kerinduan yang sama dan berdoa untuk negeri terutama program-program membangun Maluku yang rukun dan religius, khususnya agenda nasional yakni MTQ ke-24 bulan Juni di Kota Ambon.
Pembukaan Seminar dan Konser Doa dengan mengusung tema "Transformasi Indonesia" dan sub tema "Damai NegeriKu Maluku, Sejahteralah rakyatnya, diwarnai dengan nyanyian puji-pujian kepada Tuhan".
"Tema dan sub tema ini sangat relevan dengan situasi dan kondisi bangsa Indonesia dan termasuk di daerah Maluku, yang sedang berupaya memberantas korupsi, narkoba, menciptakan rasa aman dan kenyamanan warga dari ancaman teroris dan konflik-konflik sosial kemasyarakatan," katanya.