Jakarta (ANTARA) - Dua tahun silam tepatnya pada 2021, sejumlah lahan pertanian yang ada di Dusun Taeno Atas, Negeri Rumah Tiga, Ambon, Maluku hanya ditumbuhi semak belukar karena tak ada yang mengolah.
Saat itu, masyarakat setempat yang 80 persen mata pencaharian bertani, hanya menanami sayuran di lahan yang terbatas dengan kondisi seadanya dengan menanam kacang panjang, buncis dan lainnya.
Namun itu dua tahun silam, kini tak kurang dari dua hektare lahan tidur yang ada di dusun tersebut telah menjelma menjadi hamparan ladang yang ditanami cabai rawit.
Tidak hanya menjelma menjadi lahan produktif, saat harga jual cabai rawit menembus Rp100 ribu per kilogram di pasaran membuat petani setempat tersenyum sumringah.
Setiap kali panen cabai rawit mereka berhasil meraup laba hingga puluhan juta, bahkan untuk dua hektare cabai rawit penjualan bisa menembus Rp200 juta.
Titik balik pengolahan lahan tidur di daerah itu berawal dari inisiatif Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara.
Sebagai penyalur dana zakat yang dihimpun, YBM PLN Maluku memiliki program pengentasan kemiskinan dengan mengoptimalkan potensi lokal, guna meningkatkan kapasitas produktif, kewirausahaan dan keagamaan berbasis kawasan.
Dusun Taeno Atas yang berada di Negeri Rumah Tiga merupakan salah satu daerah perbukitan yang berada di ketinggian dengan mayoritas pekerjaan penduduk bertani.
Namun petani di daerah itu kesulitan untuk mengolah tanaman pangan yang memiliki nilai jual tinggi.
Ketua Kelompok Usaha Cahaya Dusun Taeno Atas, Negeri Rumah Tiga, Asrul menceritakan masyarakat setempat lebih memilih menanam sayuran mulai dari sawi, hingga pare.
"Untuk tanaman strategis seperti cabai warga kesulitan modal karena harus membeli bibit hingga pupuk," ujarnya.
Lalu pada 2022 kesempatan itu pun tiba. Pihaknya kedatangan YBM PLN Maluku yang melakukan survei bagaimana upaya membangkitkan potensi perekonomian masyarakat setempat.
Ketua YBM PLN Maluku Imam Musonef menceritakan pada Juli 2021 pihaknya menginisiasi warga untuk melakukan kegiatan yang bisa meningkatkan perekonomian.
Setelah berkali-kali berdiskusi akhirnya disepakati lahan tidur yang selama ini tidak diolah diputuskan untuk ditanami.
Ada lima titik lahan yang diolah dan ditanami sayuran dan tomat hingga akhirnya cabai.
Ia mengakui di awal kendala yang dihadapi adalah menyatukan persepsi seluruh elemen masyarakat mereka mau menggarap lahan tersebut.
Awalnya masyarakat sudah punya lahan masing-masing namun ada juga lahan tidur yang tak tergarap dan dibentuk kelompok beranggotakan lima hingga enam orang untuk mengolah.
"Jadi lahan masing-masing kita tidak ganggu karena sudah jalan, sekarang bagaimana memberdayakan lahan tidur," ujar Imam.
PLN kemudian menginisiasi masyarakat membuka lahan dengan menyediakan bibit, pupuk, traktor tangan hingga membantu pengairan dengan menyediakan pompa untuk mengalirkan air dari sungai ke tangki penampungan hingga pipa ke lahan pertanian.
Pemberdayaan Ekonomi
Salah satu misi YBM PLN Maluku adalah melakukan pemberdayaan masyarakat setempat dengan membangkitkan segenap potensi yang dimiliki.
YBM PLN Maluku melihat ada banyak lahan tidur yang tidak tergarap di Dusun Taeno Atas untuk diberdayakan lewat masyarakat lewat kelompok tani.
Inisiasi yang dilakukan YBM PLN Maluku pun mulai membuahkan hasil pada tahap awal dari semua lahan yang ditanami cabai menghasilkan 2,7 ton.
Imam menceritakan jika harga cabai rawit bertahan di harga Rp70 ribu sampai Rp90 ribu per kilogram maka petani bisa meraup keuntungan hingga Rp250 juta.
Setelah panen maka modal yang telah dipakai untuk bibit, pupuk dan lainnya tidak boleh dihabiskan karena harus digunakan untuk penanaman periode selanjutnya agar program ini terus berlanjut.
Bahkan mengantisipasi inflasi YBM PLN Maluku menambahkan lima persen dari modal tanam yang dibutuhkan saat memulai siklus baru.
Kelompok Usaha Cahaya Dusun Taeno Atas Asrul mengakui bertanam cabai cukup menjanjikan prospeknya di Maluku karena harga jual yang cukup tinggi.
Awalnya saat merintis cuma satu kelompok berisi enam anggota, kini sudah ada enam kelompok dengan 25 anggota masyarakat.
Kini hasil panen cabai petani setempat telah dipasarkan ke minimarket dan swalayan di Kota Ambon.
Ia bersyukur program ini tidak hanya dinikmati anggota kelompok, karena jaringan pengairan yang sudah dibangun oleh YBM PLN Maluku juga bisa dipakai oleh petani lainnya.
Sejak awal program dimulai para petani sudah menikmati panen dua kali siklus tanam dengan harga cabai rawit yang sedang bagus.
"Saat ini Rp80 ribu per kilogram, sebelumnya sempat menembus Rp100 ribu per kilogram," kata dia.
Terkait mekanisme program ia menjelaskan YBM PLN Maluku memberikan modal awal untuk bertanam dan setelah panen dikembalikan untuk dikelola oleh Kelompok Usaha Cahaya.
Ia memberi contoh ada lahan yang cuma butuh modal Rp5 juta dan setelah panen penjualan hasil mencapai Rp35 juta.
Maka modal yang Rp5 juta dikembalikan untuk kemudian diputar kembali pada periode tanam selanjutnya, kata dia.
Tidak hanya dalam bentuk modal YBM PLN Maluku juga memberikan pendampingan dengan menempatkan satu pembimbing yang fokus memberikan ilmu soal manajemen dan pengelolaan keuangan.
Kini masyarakat setempat mulai berdikari berkat pendampingan yang dilakukan YBM PLN Maluku membuat mereka lebih berdaya guna.
Kualitas cabai rawit yang dihasilkan juga tidak kalah dengan cabai dari luar karena dirawat dan ditanam dengan baik.
Pada 25 November 2023 dilakukan panen raya yang turut dihadiri kata General Manager PLN Unit Induk Wilayah Maluku dan Maluku Utara Awat Tuhuloula.
Awat berharap program ini membawa berkah dan manfaat bagi masyarakat penerima setempat.
Ia juga menilai perlu dilakukan kerja sama dengan pasar modern di Kota Ambon dan sekitarnya, sehingga produk cabai yang ditanam ini dapat didistribusikan secara lebih masif lagi.
"Kegiatan ini memiliki manfaat yang luar biasa dalam hal pemberdayaan kelompok usaha, maupun peningkatan jiwa sosial dan kemanusiaan dalam berbagi bersama dengan yang membutuhkan," ujarnya.
Siapa yang pernah mengira lahan menganggur yang ada di Dusun Taeno Atas kini menjelma menjadi kebun cabai rawit menghasilkan rezeki yang terus mengucur bagi masyarakat setempat berkat program pemberdayaan yang difasilitasi YBM PLN Maluku.
Dari lahan menganggur kini rezeki deras mengucur
Senin, 27 November 2023 14:37 WIB