Ambon (ANTARA) - Pemerintah Kota Ambon menjadikan sepak bola gawang mini sebagai ruang olahraga bagi masyarakat sekaligus wadah penyaluran minat dan bakat generasi muda, seiring komitmen membuka aktivitas positif di berbagai bidang olahraga.
Wali Kota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan hal tersebut seusai membuka Turnamen Gawang Mini Wali Kota Cup II Tahun 2025 di Lapangan Gawang Mini Rurehe, Desa Gelala, Ambon, Minggu.
"Kita kembali membuka ruang bagi masyarakat terutama anak muda melalui turnamen gawang mini. Semua agar mereka tetap aktif, berekspresi, dan menunjukkan bakat mereka," katanya.
Wattimena menyebut, penyelenggaraan turnamen ini merupakan bentuk kehadiran pemerintah dalam memastikan anak-anak muda memiliki ruang untuk berkreasi dan mengekspresikan diri melalui kegiatan yang positif.
Ia menyampaikan, Pemkot Ambon telah menyiapkan langkah pengembangan olahraga masyarakat dan prestasi pada tahun depan dengan menggelar dua event besar, yakni turnamen kelompok usia sebagai bagian dari pembinaan atlet muda serta Wali Kota Cup kategori umum, sebagai bentuk penyediaan ruang kompetisi yang adil bagi masyarakat.
Wattimena pun menitipkan pesan khusus kepada wasit dan panitia agar menjunjung keadilan dalam setiap pertandingan.
“Keadilan wasit adalah fondasi sportivitas para pemain. Turnamen ini bukan sekadar cari juara, tetapi tentang membangun persatuan di Ambon,” katanya.
Turnamen Wali Kota Cup II Tahun 2025 ini diikuti 192 peserta, jumlah yang disebutnya sebagai capaian baru dan cermin antusiasme masyarakat terhadap olahraga kreasi tersebut.
Sementara itu, Ketua Umum Kormi Kota Ambon, Lisa Wattimena, menyatakan turnamen gawang mini membuktikan berkembangnya olahraga rekreasi di Ambon serta menjadi ruang aktualisasi bagi generasi muda.
“Harapan saya kegiatan ini memotivasi Kormi untuk terus menunjukkan eksistensi dalam memasyarakatkan olahraga, terutama olahraga kreasi yang sangat diminati berbagai kalangan,” katanya.
Sepak bola gawang mini merupakan bentuk olahraga turunan dari sepak bola yang dimainkan di lapangan berukuran kecil dengan jumlah pemain yang lebih sedikit, biasanya empat hingga enam orang di setiap tim.
Olahraga ini menggunakan gawang berukuran satu meter sehingga permainan berlangsung lebih sederhana dan dinamis. Gawang mini banyak digelar di lingkungan perkampungan, lapangan terbuka, atau ruang publik karena tidak membutuhkan area luas maupun peralatan mahal.
Secara fungsi, gawang mini menjadi wadah rekreasi dan penyaluran bakat generasi muda sekaligus ajang kebersamaan masyarakat. Permainan dalam ruang yang sempit membuat pemain lebih terlatih mengontrol bola, berpikir cepat, serta berimprovisasi di tengah tekanan.
Selain menyuguhkan hiburan, turnamen gawang mini juga menjadi ruang positif untuk mengisi waktu, mempererat relasi sosial, serta melatih sportivitas, sehingga hadir sebagai kegiatan alternatif yang mudah, murah, dan diminati berbagai kalangan.
