Tinju - Wali Kota Ambon Cup Digelar November
Selasa, 19 Oktober 2010 14:53 WIB
Kejuaraan terbuka tinju amatir memperebutkan Piala Wali Kota Ambon ke-VIII yang dijadwalkan pada 29 November hingga 4 Desember 2010.
Ketua panitia kejuaraan terbuka tinju amatir itu, Inyo Pattipeiluhu, di Ambon, Selasa, mengatakan, acara tahunan ini sedang dirampungkan penyelenggaraannya dengan mengundang petinju dari masing - masing sasana, pengurus kota atau kabupaten dan pengurus provinsi Pertina se-Indonesia.
"Kami akan mengirim undangan melalui faxmile dan mengedarkannya saat Kejurnas di Banda Aceh yang dijadwalkan penyelenggaraannya pada akhir Oktober 2010," ujarnya.
Inyo mengatakan, kejuaraan ini hanya mengizinkan satu petinju dari masing - masing sasana, pengurus kota, pengurus kabupaten dan pengurus Pertina di satu kelas dengan prestasi minimal juara kedua satu event.
"Acara ini sudah menjadi kalender tetap Pengurus Besar (PB) Pertina yang sering dimanfaagtkan untuk uji coba petinju ke Sea Games maupun Asean Games sehingga atlet yang berlaga harus memenuhi persyaratan tersebut dengan melihat datanya di buku catatan ( prestasi)," katanya.
Kejuaraan ini mempertandingkan kategori junior pria, serta pria dan putri senior.
Katagori junior pria mempertandingkan kelas 45 Kg, 48 Kg, 51 Kg, 54 Kg, 57 Kg, 60 Kg, 64 Kg dan 69 Kg. Pria senior mempertandingkan kelas 45 kg, 48 Kg, 51 Kg, 54 Kg, 57 Kg, 60 Kg, 64 Kg, 69 Kg, 75 Kg dan 81 Kg.
Sementara putri senior meliputi 44 Kg, 46 Kg, 48 Kg, 51 Kg, 54 Kg, 57 Kg, 60 Kg dan 64 Kg.
Inyo mengemukakan, sasana, pengurus kota, pengurus kabupaten dan pengurus provinsi Pertina yang mengirimkan petinju di atas enam orang, maka panitia memberikan kesempatan seorang wasit atau hakim nasional untuk nantinya memimpin pertandingan.
"Kami menginginkan penilaian pertandingan objektif sehingga kehadiran wasit atau hakim nasional dinilai strategis sehingga kejuaraan berkualitas," ujarnya.
Pengurus kota (Pengkot) Pertina Ambon, Brury Nanulaitta mengatakan, kejuaraan dinilai berkualitas sekiranya wasit dan hakim yang memimpin objektif sehingga harus diseleksi ketat.
"Kami belajar dari berbagai kejuaraan sering wasit dan hakim melakukan penilaian kurang objektif sehingga diprotes manager satu sasana, Pengkot - Pengkab maupun Pengprov Pertina, bahan cenderung anarkhis," katanya.