Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Maluku Tengah telah merampungkan klasifikasi rumah warga maupun fasilitas umum yang rusak akibat gempa magnitudo 6,0 yang mengguncang Kecamatan Tehoru pada 16 Juni 2021.
Kepala BPBD Maluku Tengah Abdul Latif Key yang dikonfirmasi melalui telepon seluler dari Ambon, Jumat, membenarkan pihaknya telah merampungkan klasifikasi rumah warga maupun fasilitas umum yang rusak akibat gempa tersebut untuk dilaporkan ke BNPB.
Berdasarkan hasil inventarisasi dan validasi cepat yang dilakukan BPBD Maluku Tengah, tercatat 102 rumah warga yang rusak akibat gempa tersebut, terdiri atas 33 rumah rusak ringan dan 69 unit rusak berat.
Rumah rusak terbanyak di Dusun Mahu, yakni lima unit rusak ringan dan 34 lainnya rusak berat, di Negeri Saunulu dua unit rusak ringan dan 35 lainnya rusak berat, 11 unit rumah di Negeri Haya rusak ringan, serta di Negeri Yaputih dan Palolu masing-masing delapan unit dan tujuh unit rumah rusak ringan.
Jumlah pengungsi yang masih bertahan di penampungan sementara tercatat 8.821 jiwa yang tersebar di 29 titik. Pengungsi terbanyak tercatat di Negeri Tehoru yakni pengungsi 3.754 jiwa (10 titik), kendati tidak ada rumah yang rusak di desa tersebut, Negeri Haya 2.693 jiwa (tujuh titik), Negeri Yaputih 2.081 jiwa (empat titik), Negeri Tehoru 1.952 jiwa (empat titik) dan Negeri Saunulu 1.336 jiwa (empat titik).
Tercatat juga tiga rumah ibadah dan fasilitas umum mengalami rusak berat.
"Semua kerusakan rumah warga maupun rumah ibadah dan fasilitas umum telah dilaporkan ke BNPB untuk memperoleh anggaran perbaikan," ujar Latif.
Kepala BPBD Provinsi Maluku Hendri Far-Far secara terpisah mengatakan sejumlah bantuan telah disalurkan kepada para pengungsi, baik dari BPBD Maluku Tengah, BPBD Maluku, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Maluku, maupun sejumlah pihak lain.
BPBD Maluku telah menyalurkan bantuan logistik berupa terpal (4x6 meter) sebanyak 30 lembar, tikar (200 lembar), selimut (150 lembar), familly kit (15 paket), makanan siap saji (30 paket), makanan tambahan gizi (30 paket), lauk pauk (15 paket), perlengkapan tas sekolah (20 paket), pembalut perempuan (lima karton), masker kain (3.500 buah), dan masker kesehatan (2.000 buah).
Dinas Sosial Maluku menyalurkan makanan siap saji 240 paket, makanan anak (30 paket), beras (satu ton), kasur (40 unit ), tenda gulung merah (50 lembar), matras (100 lembar), tenda serba guna keluarga (dua unit), kids ware (50 paket), food ware (50 paket), peralatan dapur keluarga (20 paket) serta selimut (30 lembar) dan mie instan (50 karton).
Dinas Kesehatan menyerahkan dua paket obat-obatan, vitamin dan alat-alat kesehatan untuk penanganan darurat.
Pihaknya bekerja sama dengan BPBD Maluku Tengah, TNI dan Polri serta berbagai komponen masyarakat mengedukasi warga terkait dengan gempa susulan.
Berdasarkan hasil survei BMKG khususnya Stasiun Geofisika Ambon pada 17 Juni 2021, tercatat gempa magnitudo 6,0 tersebut menunjukkan tinggi muka air laut di Stasiun Tide Gauge Tehoru naik setinggi 0,5 meter.
"Kenaikan air laut ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut. Berdasarkan survei lapangan ditemukan dua lokasi longsoran tanah yaitu di Dusun Mahu dan Negri Saunulu," katanya.
Di Dusun Mahu tercatat panjang longsoran tanah mencapai 350 meter sepanjang pantai dengan lebar 50 meter dari pantai ke arah laut.
Hasil survei pada wilayah terdampak tsunami, yaitu Tehoru, tidak ditemukan kerusakan signifikan. Hasil pengukuran tinggi air gelombang tsunami mencapai 1,5 meter.
"BMKG dan BPBD juga telah mengimbau warga terutama yang rumahnya tidak rusak untuk segera kembali ke rumahnya dan beraktivitas seperti biasanya, mengingat status siaga tsunami telah dicabut," ujar Hendri.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Kepala BPBD Maluku Tengah Abdul Latif Key yang dikonfirmasi melalui telepon seluler dari Ambon, Jumat, membenarkan pihaknya telah merampungkan klasifikasi rumah warga maupun fasilitas umum yang rusak akibat gempa tersebut untuk dilaporkan ke BNPB.
Berdasarkan hasil inventarisasi dan validasi cepat yang dilakukan BPBD Maluku Tengah, tercatat 102 rumah warga yang rusak akibat gempa tersebut, terdiri atas 33 rumah rusak ringan dan 69 unit rusak berat.
Rumah rusak terbanyak di Dusun Mahu, yakni lima unit rusak ringan dan 34 lainnya rusak berat, di Negeri Saunulu dua unit rusak ringan dan 35 lainnya rusak berat, 11 unit rumah di Negeri Haya rusak ringan, serta di Negeri Yaputih dan Palolu masing-masing delapan unit dan tujuh unit rumah rusak ringan.
Jumlah pengungsi yang masih bertahan di penampungan sementara tercatat 8.821 jiwa yang tersebar di 29 titik. Pengungsi terbanyak tercatat di Negeri Tehoru yakni pengungsi 3.754 jiwa (10 titik), kendati tidak ada rumah yang rusak di desa tersebut, Negeri Haya 2.693 jiwa (tujuh titik), Negeri Yaputih 2.081 jiwa (empat titik), Negeri Tehoru 1.952 jiwa (empat titik) dan Negeri Saunulu 1.336 jiwa (empat titik).
Tercatat juga tiga rumah ibadah dan fasilitas umum mengalami rusak berat.
"Semua kerusakan rumah warga maupun rumah ibadah dan fasilitas umum telah dilaporkan ke BNPB untuk memperoleh anggaran perbaikan," ujar Latif.
Kepala BPBD Provinsi Maluku Hendri Far-Far secara terpisah mengatakan sejumlah bantuan telah disalurkan kepada para pengungsi, baik dari BPBD Maluku Tengah, BPBD Maluku, Dinas Sosial dan Dinas Kesehatan Maluku, maupun sejumlah pihak lain.
BPBD Maluku telah menyalurkan bantuan logistik berupa terpal (4x6 meter) sebanyak 30 lembar, tikar (200 lembar), selimut (150 lembar), familly kit (15 paket), makanan siap saji (30 paket), makanan tambahan gizi (30 paket), lauk pauk (15 paket), perlengkapan tas sekolah (20 paket), pembalut perempuan (lima karton), masker kain (3.500 buah), dan masker kesehatan (2.000 buah).
Dinas Sosial Maluku menyalurkan makanan siap saji 240 paket, makanan anak (30 paket), beras (satu ton), kasur (40 unit ), tenda gulung merah (50 lembar), matras (100 lembar), tenda serba guna keluarga (dua unit), kids ware (50 paket), food ware (50 paket), peralatan dapur keluarga (20 paket) serta selimut (30 lembar) dan mie instan (50 karton).
Dinas Kesehatan menyerahkan dua paket obat-obatan, vitamin dan alat-alat kesehatan untuk penanganan darurat.
Pihaknya bekerja sama dengan BPBD Maluku Tengah, TNI dan Polri serta berbagai komponen masyarakat mengedukasi warga terkait dengan gempa susulan.
Berdasarkan hasil survei BMKG khususnya Stasiun Geofisika Ambon pada 17 Juni 2021, tercatat gempa magnitudo 6,0 tersebut menunjukkan tinggi muka air laut di Stasiun Tide Gauge Tehoru naik setinggi 0,5 meter.
"Kenaikan air laut ini diperkirakan akibat dari longsoran bawah laut. Berdasarkan survei lapangan ditemukan dua lokasi longsoran tanah yaitu di Dusun Mahu dan Negri Saunulu," katanya.
Di Dusun Mahu tercatat panjang longsoran tanah mencapai 350 meter sepanjang pantai dengan lebar 50 meter dari pantai ke arah laut.
Hasil survei pada wilayah terdampak tsunami, yaitu Tehoru, tidak ditemukan kerusakan signifikan. Hasil pengukuran tinggi air gelombang tsunami mencapai 1,5 meter.
"BMKG dan BPBD juga telah mengimbau warga terutama yang rumahnya tidak rusak untuk segera kembali ke rumahnya dan beraktivitas seperti biasanya, mengingat status siaga tsunami telah dicabut," ujar Hendri.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021