Ditjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan meluncurkan program napak tilas jalur rempah bertajuk "Muhibah Budaya", pada paruh kedua tahun 2021 dengan mengelar menggelar Festival Jalur Rempah yang dimulai dari Pulau Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.
"Pembukaan festival jalur rempah dimulai dari Pulau Banda sebagai titik nol jalur rempah Indonesia," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, dihubungi dari Ambon, Jumat.
Dirjen Hilmar, mengaku telah membuka Festival Jalur Rempah di Pulau Banda secara virtual pada Kamis (29/7). Festival tersebut dipusatkan di Benteng Belgica yang dibangun Portugis pada abad ke-16, sekaligus menandai kejayaan rempah-rempah Pala di kepulauan Banda di masa itu.
Menurutnya, pembukaan festival tersebut menandai dimulainya rangkaian kegiatan Muhibah Budaya yang akan berlangsung di 13 daerah di Tanah Air.
Jalur Rempah merupakan salah satu program prioritas Ditjen Kebudayaan pada 2021, dengan fokus dititikberatkan pada rekonstruksi jalur rempah untuk mendukung penetapannya sebagai warisan dunia (world heritage), dalam memperkuat diplomasi Indonesia dan meneguhkan sebagai poros maritim dunia.
Dia mengatakan, kegiatan di Pulau Banda sebagai pulang penghasil rempah-rempah pala berkualitas, dibuat menjadi lebih sederhana karena pandemi COVID-19 belum mereda, berupa workshop dan beberapa pertunjukan saja.
"Karena itu saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan festival, karena tetap bersemangat menyelenggarakan kegiatan tentunya dengan menjaga protokol kesehatan," ujarnya.
Dia berharap berharap workshop yang sedang berlangsung sehingga sepekan mendatang, bisa menginspirasi para peserta untuk terus berkarya dan secara kreatif mencari jalan untuk mengomunikasikan karya mereka kepada publik yang lebih luas.
Saat ini Ditjen Kebudayaan, tandas Hilmar, sedang menyiapkan kanal budaya yang akan melakukan siaran secara "streaming" di platform digital.
"Hasil workshop dan karya yang ditampilkan dalam festival akan ditampilkan setelah melalui kurasi dari para pengelola kanal budaya tersebut," katanya.
Sebelumnya, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud merencakan ekspedisi jalur rempah berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut menggunakan KRI Dewa Ruci. Ekspedisi tersebut dijadwalkan dimulai dari Banda Naira, Pulau Banda bertepatan dengan peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2021, tetapi kemudian ditangguhkan karena pandemi COVID-19 di Tanah Air belum terkendali.
Program Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah bekerjasama dengan TNI AL melalui pelayaran KRI Dewaruci, direncanakan mengarungi lintas samudera menyusuri 13 titik rempah, yakni Banda Neira (Maluku), Ternate (Maluku Utara), Makassar, Banjarmasin, Bintan, Medan, Lhouksemawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Benoa, dan berakhir di Surabaya.
"Walaupun KRI Dewaruci tidak bisa melayari jalur rempah karena pandemi, kegiatan ekspoedisi jalur rempah di 13 daerah akan tetap digelar," katanya.
Sejumlah kegiatan yang akan digelar dalam Festival Jalur Rempah di Pulau Banda selama sepekan, yakni pelatihan drumband, literasi, videografi, fotografi dan pelatihan untuk guru sejarah budaya yang ditangani Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) provinsi Papua.
Selain itu workshop monolog, creative writing dan sketsa oleh BPNB Maluku serta teater anak, workshop musik, pembuatan perahu belang dan pengolahan limbah sampah plastik oleh Kelompok Kerja (Pokja) Jalur Rempah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Pembukaan festival jalur rempah dimulai dari Pulau Banda sebagai titik nol jalur rempah Indonesia," kata Dirjen Kebudayaan Hilmar Farid, dihubungi dari Ambon, Jumat.
Dirjen Hilmar, mengaku telah membuka Festival Jalur Rempah di Pulau Banda secara virtual pada Kamis (29/7). Festival tersebut dipusatkan di Benteng Belgica yang dibangun Portugis pada abad ke-16, sekaligus menandai kejayaan rempah-rempah Pala di kepulauan Banda di masa itu.
Menurutnya, pembukaan festival tersebut menandai dimulainya rangkaian kegiatan Muhibah Budaya yang akan berlangsung di 13 daerah di Tanah Air.
Jalur Rempah merupakan salah satu program prioritas Ditjen Kebudayaan pada 2021, dengan fokus dititikberatkan pada rekonstruksi jalur rempah untuk mendukung penetapannya sebagai warisan dunia (world heritage), dalam memperkuat diplomasi Indonesia dan meneguhkan sebagai poros maritim dunia.
Dia mengatakan, kegiatan di Pulau Banda sebagai pulang penghasil rempah-rempah pala berkualitas, dibuat menjadi lebih sederhana karena pandemi COVID-19 belum mereda, berupa workshop dan beberapa pertunjukan saja.
"Karena itu saya berterima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelenggaraan festival, karena tetap bersemangat menyelenggarakan kegiatan tentunya dengan menjaga protokol kesehatan," ujarnya.
Dia berharap berharap workshop yang sedang berlangsung sehingga sepekan mendatang, bisa menginspirasi para peserta untuk terus berkarya dan secara kreatif mencari jalan untuk mengomunikasikan karya mereka kepada publik yang lebih luas.
Saat ini Ditjen Kebudayaan, tandas Hilmar, sedang menyiapkan kanal budaya yang akan melakukan siaran secara "streaming" di platform digital.
"Hasil workshop dan karya yang ditampilkan dalam festival akan ditampilkan setelah melalui kurasi dari para pengelola kanal budaya tersebut," katanya.
Sebelumnya, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud merencakan ekspedisi jalur rempah berkolaborasi dengan TNI Angkatan Laut menggunakan KRI Dewa Ruci. Ekspedisi tersebut dijadwalkan dimulai dari Banda Naira, Pulau Banda bertepatan dengan peringatan HUT ke-76 Kemerdekaan RI pada 17 Agustus 2021, tetapi kemudian ditangguhkan karena pandemi COVID-19 di Tanah Air belum terkendali.
Program Muhibah Budaya dan Festival Jalur Rempah bekerjasama dengan TNI AL melalui pelayaran KRI Dewaruci, direncanakan mengarungi lintas samudera menyusuri 13 titik rempah, yakni Banda Neira (Maluku), Ternate (Maluku Utara), Makassar, Banjarmasin, Bintan, Medan, Lhouksemawe, Padang, Banten, Jakarta, Semarang, Benoa, dan berakhir di Surabaya.
"Walaupun KRI Dewaruci tidak bisa melayari jalur rempah karena pandemi, kegiatan ekspoedisi jalur rempah di 13 daerah akan tetap digelar," katanya.
Sejumlah kegiatan yang akan digelar dalam Festival Jalur Rempah di Pulau Banda selama sepekan, yakni pelatihan drumband, literasi, videografi, fotografi dan pelatihan untuk guru sejarah budaya yang ditangani Balai Pelestarian Nilai Budaya (BPNB) provinsi Papua.
Selain itu workshop monolog, creative writing dan sketsa oleh BPNB Maluku serta teater anak, workshop musik, pembuatan perahu belang dan pengolahan limbah sampah plastik oleh Kelompok Kerja (Pokja) Jalur Rempah.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021