Komunitas Indonesia's Sketchers menggagas adanya festival sketsa urban berskala internasional di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku, pada 2022.
"Kami ingin mengajak para pembuat sketsa (sketcrer) dari berbagai negara untuk berkunjung ke Pulau Banda sambil membuat sketsa bersama di berbagai pulau di sana," kata Public Relations Indonesia’s Sketchers Donald Saluling saat dihubungi ANTARA dari Ambon, Minggu.
Indonesia’s Sketchers, katanya, mulai menyebarkan informasi untuk menggaungkan rencana penyelenggaraan festival internasional itu, guna menarik minat dan antusiasme para sketcher luas negeri, terutama yang berasal dari negara-negara yang memiliki sejarah jalur rempah dunia.
Donald sempat mengunjungi Pulau Banda pada pertengahan Agustus 2021, untuk menjadi instruktur pelatihan untuk pehobi sketsa di pulau penghasil rempah-rempah pala, serta memperkenalkan mereka tentang komunitas urban sketcher.
Pelatihan sketsa urban yang berlangsung sepekan di Pulau Banda, merupakan rangkaian dari Napak Tilas jalur Rempah bertajuk "Muhibah Budaya" yang digelar Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek pada paruh kedua 2021.
Muhibah Budaya melalui Festival Jalur Rempah yang digelar di 13 kota di tanah air--diawali dari Pulau Banda sebagai titik nol jalur rempah Indonesia--merupakan program prioritas Ditjen kebudayaan dengan menitikberatkan rekonstruksi jalur rempah, guna mendukung penetapannya sebagai Warisan Dunia (world herittage) oleh UNESCO, serta memperkuat diplomasi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Dia memandang Kepulauan Banda sebagai daerah yang cocok bagi para sketcher untuk menyalurkan hobi dan bakatnya, karena selain kaya akan sejarah masa lampau berupa bangunan peninggalan Portugis, Inggris dan Belanda, kejayaan perkebunan pala, juga memiliki keindahan panorama alam serta seni dan budaya.
"Saya membayangkan para sketcher internasional pindah dari satu pulau ke pulau lainnya di Kepulauan Banda untuk mensketsa bersama apa saja yang dilihat. Pasti sangat menarik, unik serta menantang," katanya.
Pihaknya, tandas Donald, sedang membangun komunikasi dengan komunitas sketcher besar, terutama negara-negara yang secara internasional termasuk dalam jalur rempah seperti Singapura, Malaysia, India dan Srilanka.
"Kami saling mengenal secara dekat dengan para sketcher dari negara-negara ini, dan komunikasi intens mulai dilakukan, mudah-mudahan mereka tertarik sehingga tahun depan festival internasional ini dapat digelar," katanya.
Kendati demikian dia berharap pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia dan dunia, semakin mereda, sehingga lebih banyak peserta berkesempatan mengikutinya.
"Syarat utama festival ini bisa digelar cuma satu, pandemi COVID-19 harus mereda, walaupun Kepulauan Banda secara keseluruhan hingga saat ini masih berstatus zona hijau, di samping jadwal penerbangan yang terjadwal," katanya.
Komunitas Indonesia's Sketchers saat ini juga gencar mempromosikan Pulau Banda melalui hasil karya para pembuat sketsa di pulau penghasil rempah-rempah itu, melalui berbagai platform media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
"Kami ingin mengajak para pembuat sketsa (sketcrer) dari berbagai negara untuk berkunjung ke Pulau Banda sambil membuat sketsa bersama di berbagai pulau di sana," kata Public Relations Indonesia’s Sketchers Donald Saluling saat dihubungi ANTARA dari Ambon, Minggu.
Indonesia’s Sketchers, katanya, mulai menyebarkan informasi untuk menggaungkan rencana penyelenggaraan festival internasional itu, guna menarik minat dan antusiasme para sketcher luas negeri, terutama yang berasal dari negara-negara yang memiliki sejarah jalur rempah dunia.
Donald sempat mengunjungi Pulau Banda pada pertengahan Agustus 2021, untuk menjadi instruktur pelatihan untuk pehobi sketsa di pulau penghasil rempah-rempah pala, serta memperkenalkan mereka tentang komunitas urban sketcher.
Pelatihan sketsa urban yang berlangsung sepekan di Pulau Banda, merupakan rangkaian dari Napak Tilas jalur Rempah bertajuk "Muhibah Budaya" yang digelar Ditjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek pada paruh kedua 2021.
Muhibah Budaya melalui Festival Jalur Rempah yang digelar di 13 kota di tanah air--diawali dari Pulau Banda sebagai titik nol jalur rempah Indonesia--merupakan program prioritas Ditjen kebudayaan dengan menitikberatkan rekonstruksi jalur rempah, guna mendukung penetapannya sebagai Warisan Dunia (world herittage) oleh UNESCO, serta memperkuat diplomasi Indonesia sebagai poros maritim dunia.
Dia memandang Kepulauan Banda sebagai daerah yang cocok bagi para sketcher untuk menyalurkan hobi dan bakatnya, karena selain kaya akan sejarah masa lampau berupa bangunan peninggalan Portugis, Inggris dan Belanda, kejayaan perkebunan pala, juga memiliki keindahan panorama alam serta seni dan budaya.
"Saya membayangkan para sketcher internasional pindah dari satu pulau ke pulau lainnya di Kepulauan Banda untuk mensketsa bersama apa saja yang dilihat. Pasti sangat menarik, unik serta menantang," katanya.
Pihaknya, tandas Donald, sedang membangun komunikasi dengan komunitas sketcher besar, terutama negara-negara yang secara internasional termasuk dalam jalur rempah seperti Singapura, Malaysia, India dan Srilanka.
"Kami saling mengenal secara dekat dengan para sketcher dari negara-negara ini, dan komunikasi intens mulai dilakukan, mudah-mudahan mereka tertarik sehingga tahun depan festival internasional ini dapat digelar," katanya.
Kendati demikian dia berharap pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia dan dunia, semakin mereda, sehingga lebih banyak peserta berkesempatan mengikutinya.
"Syarat utama festival ini bisa digelar cuma satu, pandemi COVID-19 harus mereda, walaupun Kepulauan Banda secara keseluruhan hingga saat ini masih berstatus zona hijau, di samping jadwal penerbangan yang terjadwal," katanya.
Komunitas Indonesia's Sketchers saat ini juga gencar mempromosikan Pulau Banda melalui hasil karya para pembuat sketsa di pulau penghasil rempah-rempah itu, melalui berbagai platform media sosial.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021