Korem 151/ Binaiya menggelar simulasi dan latihan penangulangan bencana alam untuk mengukur kesiapsiagaan personel dalam menghadapi ancaman bencana di wilayah Maluku.
Latihan dan simulasi yang dipusatkan di Kodim 1506/Namlea, Kabupaten Buru, Senin, dibuka dan dipimpin Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw,selaku komandan latihan.
Danrem menyatakan, latihan dan simulasi tersebut sangat penting artinya, mengingat wilayah Maluku sebagai provinsi kepulauan berada di di jalur cincin api (ring of fire), dengan tingkat ancaman bencana alam sangat tinggi, terutama gempa bumi dan tsunami.
"Karena itu latihan dan simulasi yang dilakukan saat ini sangat penting artinya karena kita tidak mengetahui kapan bencana terjadi. Kalau terjadi bencana personel TNI siap untuk melaksanakan tugas dan tangung jawabnya," ujarnya.
Dengan latihan dan simulasi, maka setiap personel diingatkan tentang prosedur kedaruratan dan langkah-langkah penanganan yang harus dilakukan saat terjadi bencana, terutama meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
Danrem berharap para personel dapat bersungguh-sungguh mengikuti latihan dan simulasi, sehingga mengetahui seluruh prosedur penanganan yang perlu dilakukan baik sebelum, saat kejadian maupun seusai bencana.
Para instruktur juga diingatkan untuk melakukan mengoreksi jika dalam simulasi masih ditemukan kesalahan yang tidak sesuai dengan mekanisme dan ketentuan penanganan saat darurat bencana.
"Simulasi ini tidak sekedar menjalankan program latihan, tetapi bermanfaat mengukur kesiapsiagaan dan ketangguhan personel TNI menghadapi bencana alam di Maluku. Keberhasilan latihan dan simulasi tersebut, akan berdampak mengurangi dampak buruk jika terjadi bencana terutama jatuhnya korban jiwa," tandas Danrem.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021
Latihan dan simulasi yang dipusatkan di Kodim 1506/Namlea, Kabupaten Buru, Senin, dibuka dan dipimpin Danrem 151/Binaiya Brigjen TNI Arnold A.P Ritiauw,selaku komandan latihan.
Danrem menyatakan, latihan dan simulasi tersebut sangat penting artinya, mengingat wilayah Maluku sebagai provinsi kepulauan berada di di jalur cincin api (ring of fire), dengan tingkat ancaman bencana alam sangat tinggi, terutama gempa bumi dan tsunami.
"Karena itu latihan dan simulasi yang dilakukan saat ini sangat penting artinya karena kita tidak mengetahui kapan bencana terjadi. Kalau terjadi bencana personel TNI siap untuk melaksanakan tugas dan tangung jawabnya," ujarnya.
Dengan latihan dan simulasi, maka setiap personel diingatkan tentang prosedur kedaruratan dan langkah-langkah penanganan yang harus dilakukan saat terjadi bencana, terutama meminimalisasi jatuhnya korban jiwa.
Danrem berharap para personel dapat bersungguh-sungguh mengikuti latihan dan simulasi, sehingga mengetahui seluruh prosedur penanganan yang perlu dilakukan baik sebelum, saat kejadian maupun seusai bencana.
Para instruktur juga diingatkan untuk melakukan mengoreksi jika dalam simulasi masih ditemukan kesalahan yang tidak sesuai dengan mekanisme dan ketentuan penanganan saat darurat bencana.
"Simulasi ini tidak sekedar menjalankan program latihan, tetapi bermanfaat mengukur kesiapsiagaan dan ketangguhan personel TNI menghadapi bencana alam di Maluku. Keberhasilan latihan dan simulasi tersebut, akan berdampak mengurangi dampak buruk jika terjadi bencana terutama jatuhnya korban jiwa," tandas Danrem.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021