Sekretaris Kota Ambon, Anthony Gustaf Latuheru menyatakan, pengemudi angkutan kota (Angkot) sepakat untuk menerapkan pembayaran tarif menggunakan aplikasi digital via Qris
"Kita hari ini melakukan sosialisasi kepada asosiasi supir Angkot yang dihadiri perwakilan 33 trayek dan bersama menyepakati penerapan pembayaran menggunakan aplikaai Qris," katanya, di Ambon, Senin.
Ia mengatakan, sesuai rencana peluncuran penerapan aplikasi Qris akan dilaksanakan pada 29 Oktober 2021.
"Peluncuran aplikasi Qris akan dilakukan bersama OJK, Bank Mandiri bersamaan dengan kegiatan lainnya di dua tahun perayan Ambon City Of Music versi Unesco sehingga hari ini dilakukan sosialisasi guna menyamakan persepsi, supaya ketika diterapkan tidak ada masalah," ujar Anthony.
Bank mandiri, menurut dia, menyosialisasikan cara pembayaran menggunakan aplikasi digital via QR code.
Koordinator trayek Angkot diharapkan dapat menyosialisasikan ke pengemudi lainnya, sehingga kedepan sistem pembayaran dapat dirubah tidak lagi menggunakan uang tunai.
"Tahap selanjutnya akan dilakukan ke mahasiswa, dan siswa yang kerap menggunakan HP android, sebagai upaya mewujudkan kota pintar," kata Anthony.
Ketua Asosiasi Supir Angkutan Kota, Paulus Nikijuluw menyatakan, penerapan aplikasi Qris di Angkot sangat baik guna mewujudkan Ambon Smart City.
Bagi pengemudi katanya, upaya ini baik sekali, tetapi yang menjadi persoalan terkait tarif Angkot.
"Biasanya untuk tarif Angkot Rp 3.900 yang dirugikan para supir karena biasanya penumpang membayar Rp4.000. Pembayaran secara barcode kita dirugikan," ujar Paulus.
Sementara bagi penumpang yang belum mahir menggunakan aplikasi ini, akan terkendala, sehingga lebih baik bayar secara tunai.
"Tetapi pada intinya kami mendukung kebijakan Pemkot Ambon demi kemajuan bersama masyarakat," tandas Paulus.
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021