Yayasan Sor Silai Tanimbar mengajak masyarakat penggerak usaha (MPU) untuk mendukung pengembangan agroforestri di desa Bomaki, kecamatan Tanimbar Selatan, kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku.

Ketua Yayasan Sor Silai Tanimbar, Simon Lolonlun menyatakan setelah hampir setahun pihaknya melaksanakan program pembibitan tanaman buah produktif dan tanaman penghijauan, yayasan Sor Silai Tanimbar diberikan kepercayaan lagi oleh SKK Migas kantor perwakilan Papua Maluku (Pamalu) dan didukung oleh Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) INPEX Masela Ltd. untuk melaksanakan program penanaman yang dimulai dengan pelaksanaan sosialisasi.

Sosialisasi ini bertujuan mempersiapkan Masyarakat Penggerak Usaha (MPU) dalam mendukung usaha agroforestri dan ecowisata di Tanimbar yakni meningkatkan potensi produksi buah pada lahan pertanian serta tanaman penghijauan di desa Bomaki diatas lahan seluas 8 hektar. Selain itu, bertujuan untuk membangun kesadaran bersama dalam menjaga hutan tetap lestari, mewujudkan kebutuhan pangan terpenuhi dan kesejahteraan meningkat.

"Areal ini terdiri dari dari satu hamparan untuk  penanaman sejumlah jenis pohon buah dan satu kawasan penanaman pohon kehutanan di sumber air minum. Selain itu, pemerintah desa meminta dilakukan penghijauan di lokasi lapangan bola kaki dan areal lingkungan gereja Katolik Stasi Santo Paulus Bomaki," kata Simon dalam acara sosialisasi bagi Pemdes Bomaki, Mahasiswa dan MPU di balai desa Bomaki, Senin (22/11).

Baca juga: 40 komunitas desak pemerintah cabut izin tambang di habitat gajah, begini penjelasannya

Sebelum sosialisasi ini, pihaknya telah mendorong MPU untuk membersihkan lahan. Saat ini sudah mencapai 6 hektare lahan dan akan dibuka lagi hingga mencapai 8 hektar.

Setelah pelaksanaan sosialisasi ini, pihak yayasan Sor Silai Tanimbar akan memobilisasi tanaman produktif dan tanaman penghijauan pada lokasi desa Bomaki untuk usaha agroforestry dan ecowisata untuk ditanam pada tanggal 28 hingga 30 November 2021.

Selain menyerahkan anakan pohon secara gratis kepada MPU, proses pendampingan usaha agroforestry dan ecowisata kepada MPU akan terus dilakukan hingga Januari 2022. Kendati diberikan anakan pohon secara gratis kepada masyarakat, Simon berharap, MPU akan mengembalikan anakan pohon dengan jumlah yang sama di tahun 2022 untuk nantinya diserahkan lagi kepada MPU lain, dengan konsep yang sama.

Dikatakan, pelaksanaan sosialisasi hari ini bersamaan dengan momentum hari pohon sedunia atau world tree day. Hari Pohon Sedunia menurutnya sangat bermakna untuk mengingatkan manusia akan pentingnya pohon bagi kehidupan mahluk hidup lainnya, memerangi pemanasan global, mencegah bencana alam, dan melindungi tempat hidup mahhluk hidup didunia.

Solusi mengurangi pemanasan global yang paling efektif adalah menanam pohon. Hutan yang sehat dapat meningkatkan kualitas udara dan air, menyediakan habitat satwa liar, menstabilkan tanah, memberikan kesempatan untuk rekreasi, merangsang ekonomi lokal, dan banyak lagi.

"Karena itu sekarang waktunya untuk menanam pohon. Pohon menyediakan kebutuhan hidup. Mereka membersihkan udara dan air kita sekaligus meningkatkan keanekaragaman hayati, tanah, kesehatan, produksi pangan dan ekonomi,"katanya.

Baca juga: BKSDA Maluku lepasliarkan belasan satwa liar endemik, ada burung hingga ular sanca kembang

Kepala desa Bomaki, Virgilius Lamere saat menutup kegiatan ini berterima kasih kepada SKK Migas Pamalu dan KKKS INPEX Masela serta Yayasan Sor Silai Tanimbar yang telah peduli dan mendorong pengembangan usaha agroforestri dan ekowisata di desanya.

"Ini baru pertama dilaksanakan di desa Bomaki. Dan selaku kepala desa, saya menilai kegiatan ini sangat penting bagi kami. Untuk itu saya haturkan terima kasih,"katanya.

Pemerintah desa Bomaki, lanjut Virgilius, telah mendorong MPU di desa Bomaki untuk terlibat. Menurutnya, masyarakat sangat senang dan menerima program ini.

Fransiskus Nusmese, praktisi pertanian dan Johanis DB. Malindir, seorang akademisi yang menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut mengedukasi MPU tentang pentingnya pengembangan agroforestri.  Selain itu, mereka membekali MPU tentang tekni penanaman dan pemeliharaan yang baik dan ramah lingkungan.

"Sebagai masyarakat, saya sangat berterima kasih karena program ini dan juga terima kasih karena kami telah dibekali dengan ilmu dan pengalaman," kata Tusti, seorang MPU disela-sela kegiatan itu.

Selain MPU dan pemerintah desa yang hadir dalam kegiatan itu, hadir pula sejumlah mahasiswa dari Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi Saumlaki (STIAS) dan sejumlah tokoh masyarakat, serta peserta dari LSM PITA.

Baca juga: Gubernur Malut buka wisata hutan mangrove di Sofifi, gairahkan perekonomian

Pewarta: Simon Lolonlun

Editor : Febrianto Budi Anggoro


COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2021