Sejumlah petani kopra di Kabupaten Maluku Tenggara (Malra) menyatakan harga komoditi kopra di daerah terluar Provinsi Maluku tersebut terus meningkat sejak layanan Tol Laut mencapai Pulau Kei Besar pada 2020.
"Harga kopra saat ini sudah paling bagus, kopra yang kita hasilkan dibeli dengan harga Rp8.000 per kilogramnya," kata petani kopra, Amandus di Kecamatan Kei Besar, Rabu.
Kopra atau daging buah kelapa yang dikeringkan merupakan salah satu bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Banyak warga di Pulau Kei Besar tetap menjadi petani kopra seiring harganya yang makin baik, dan didukung banyaknya tanaman kelapa yang tumbuh merata di daerah tersebut.
Baca juga: Empat desa di Malra dapat layanan Lissa, bermanfaat ganda
Amandus adalah salah satu petani kopra di Kei Besar yang mengaku merasa puas atas harga kopra saat ini. Sebelumnya, kopra di daerah tersebut hanya dihargai Rp3.000 per kilogram.
"Harga kopra dulu kita peroleh hanya Rp3.000 per kilogramnya. Itu sangat berbeda jauh dengan harga saat ini, dimana sangat membantu kami dalam kebutuhan ekonomi kami," katanya.
Harga kopra mulai beranjak naik sejak masuknya Kapal Tol Laut di Pelabuhan Elat Kei Besar. Dengan begitu, kopra yang jadi komoditi andalan di Kei Besar lebih mudah pemasarannya dan ongkos pengangkutannya lebih murah dengan kapal Tol Laut.
Pelabuhan Elat masuk sebagai jalur tol laut sejak diresmikan oleh Bupati Malra M Thaher Hanubun pada Mei 2020. Thaher Hanubun masih ingat prosesi penyambutan kapal Tol laut perdana yang masuk di pelabuhan tersebut.
"Masuknya tol laut menjadi titik terang kemajuan di Pulau Kei Besar secara keseluruhan karena akan berpengaruh pada distribusi barang dan jasa, sehingga berpengaruh pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Thaher.
Baca juga: Pemprov Malut janji wujudkan kesejahteraan petani kopra
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022
"Harga kopra saat ini sudah paling bagus, kopra yang kita hasilkan dibeli dengan harga Rp8.000 per kilogramnya," kata petani kopra, Amandus di Kecamatan Kei Besar, Rabu.
Kopra atau daging buah kelapa yang dikeringkan merupakan salah satu bahan baku pembuatan minyak kelapa dan turunannya. Banyak warga di Pulau Kei Besar tetap menjadi petani kopra seiring harganya yang makin baik, dan didukung banyaknya tanaman kelapa yang tumbuh merata di daerah tersebut.
Baca juga: Empat desa di Malra dapat layanan Lissa, bermanfaat ganda
Amandus adalah salah satu petani kopra di Kei Besar yang mengaku merasa puas atas harga kopra saat ini. Sebelumnya, kopra di daerah tersebut hanya dihargai Rp3.000 per kilogram.
"Harga kopra dulu kita peroleh hanya Rp3.000 per kilogramnya. Itu sangat berbeda jauh dengan harga saat ini, dimana sangat membantu kami dalam kebutuhan ekonomi kami," katanya.
Harga kopra mulai beranjak naik sejak masuknya Kapal Tol Laut di Pelabuhan Elat Kei Besar. Dengan begitu, kopra yang jadi komoditi andalan di Kei Besar lebih mudah pemasarannya dan ongkos pengangkutannya lebih murah dengan kapal Tol Laut.
Pelabuhan Elat masuk sebagai jalur tol laut sejak diresmikan oleh Bupati Malra M Thaher Hanubun pada Mei 2020. Thaher Hanubun masih ingat prosesi penyambutan kapal Tol laut perdana yang masuk di pelabuhan tersebut.
"Masuknya tol laut menjadi titik terang kemajuan di Pulau Kei Besar secara keseluruhan karena akan berpengaruh pada distribusi barang dan jasa, sehingga berpengaruh pada peningkatan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat," ujar Thaher.
Baca juga: Pemprov Malut janji wujudkan kesejahteraan petani kopra
COPYRIGHT © ANTARA News Ambon, Maluku 2022