Ambon (ANTARA) - Harga hasil perkebunan Maluku berupa kopra yang ditawarkan para pengumpul di Kota Ambon bergerak naik jika dibandingkan pertengahan September 2020 yakni Rp6.800/Kg.
Hasil pemantauan di lokasi transaksi hasil perkebunan di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu Gajah, Kamis, terlihat pengumpul menawarkan harga kopra Rp7.200/Kg atau naik dari sebelumnya Rp6.800.
"Kalau kopra sekarang cukup membawa angin segar bagi para petani di daerah ini, sebab harganya bergerak naik hingga mencapai Rp7.200/Kg," kata pengumpul di lokasi transaksi di jalan Setia Budi, kawasan Rijoly, Kelurahan Batu Gajah, Evi.
Walaupun harga kopra bergerak naik, sekarang ini dengan adanya COVID-19 banyak petani yang belum datang guna menjual hasil olahannya maupun produksi perkebunan lainnya.
Dia mengatakan, perubahan harga yang terjadi di Kota Ambon selalu kami ikuti perkembangan yang terjadi di Surabaya. Jadi kalau terjadi perubahan harga di Surabaya, baik naik atau turun sudah pasti terjadi juga di Ambon.
Hal ini disebabkan karena hasil pembelian berbagai jenis hasil perkebunan Maluku dijual lagi ke Surabaya sebagai pasar utama.
Evi menjelaskan, sekarang ini petani yang biasanya datang dari Pulau Ambalau, Kabupaten Buru Selatan dan sebagian dari Pulau Seram untuk menjual hasil panen mereka sekarang belum begitu ramai, Hal ini terkait dengan berbagai pertimbangan terutama arus transportasi yang berhubungan dengan aturan dalam rangka memutuskan penyebaran COVID-19 di daerah ini.
Dia menambahkan, selama bulan September hingga awal Oktober 2020 ini baru kita buka toko lagi setiap hari guna melayani para petani di daerah ini yang datang menjual hasil panen mereka.
Sedangkan harga komoditi lain seperti cengkih juga bergerak naik dari Rp50.000 menjadi Rp52.000/Kg, biji pala bundar masih tetap stabil yakni Rp65.000/Kg, dan fuli (pembungkus biji pala) Rp225.000/Kg, sedangkan coklat sedikit bergerak turun dari Rp28.000 menjadi Rp27.000/Kg.